INDONEWS.ID

  • Rabu, 12/02/2020 15:30 WIB
  • Kerap Kontroversial, Menag Fachrul Ternyata Sealiran dengan Ustadz Tengku Pembenci Jokowi

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Kerap Kontroversial, Menag Fachrul Ternyata Sealiran dengan Ustadz Tengku Pembenci Jokowi
Menag Fachrul Razi dan Ustad Tengku Zul (Foto: Collage Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (23/10/2019) silam, sosok Menteri Agama Fachrul Razi identik dengan kontroversi. Tidak hanya karena berlatarbelakang militer, tapi juga sederet pernyataan kontroversial yang sering dilontarkannya.

Terakhir adalah mengenai wacana pemulangan 600 WNI eks-kombatan ISIS dari Timur Tengah. Fachrul Razi yang pada awalnya diharapkan mampu menangani masalah intoleransi, radikalisme dan terorisme, dalam pernyataan dan sikapnya justru mencerminkan sebaliknya.

Selang seminggu setelah mengeluarkan wacana pemulangan kombatan ISIS asal Indonesia, Fachrul Razi juga menunjuk Pelaksana Tugas (plt) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama (Plt. Dirjen Bimas Katolik Kemenag) yang beragama Islam.

Penunjukkan plt yang bukan beragama Katolik ini pun menuai kecaman dari berbagai kalangan. Puncaknya, ia mengaku khilaf kepada umat Katolik dan masyarakat Indonesia dan menunjuk plt Bimas Katolik beragama Katolik.

Tidaklah mengherankan bila kemudian masyarakat harus menelan kekecewaan terutama para pendukung dan loyalis Jokowi. Bahkan, sebagian relawan lantang menyebut Fachrul Razi sebagai “Kadrun” yang menyusup di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Usut punya usut, berdasarkan informasi yang beredar di sejumlah WhatsApp Group, Menteri Agama Fachrul Razi ternyata berasal dari ormas Islam yang sama dengan Ustaz Tengku Zulkarnain, tokoh yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dan kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Diketahui, Menteri Agama Fachrul Razi dan Ustaz Tengku Zulkarnain sama-sama menjadi pengurus Mathla’ul Anwar, sebuah ormas yang berbasis di Provinsi Banten.

Math’laul Anwar adalah organisasi Islam yang cukup tua di Indonesia. Didirikan oleh KH Mas Abdurrahman bin Jamal al-Janakawi pada tahun 1916 di Menes, Pandeglang, Provinsi Banten. MA lebih muda 4 tahun dari Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912 dan lebih tua 10 tahun dari Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri tahun 1926.

Pasca Fachrul Razi dilantik sebagai Menteri Agama, Ormas Mathla’ul Anwar girang bukan kepalang. Mereka berharap hal ini dapat menjadi momentum bagi kebangkitan dan kemajuan Mathla’ul Anwar di masa depan.

“Kita patut bersyukur atas penunjukan Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi. Semoga kinerja Kemenag lebih baik lagi. Dengan wasilah ada pengurus PB MA yang masuk jajaran menteri, berharap MA mampu untuk lebih maju lagi dalam mengembangkan pendidikan dan dakwahnya di masa-masa yang akan datang,” kata Ketua Perguruan Mathla’ul Anwar Pusat Menes, Dr Jihadudin dalam siaran persnya, seperti dikutip dari Antara.Aceh.com Rabu (23/10/2019) sore.

 

PP Mathla’ul Anwar pernah disebut-sebut sebagai ormas radikal. Apalagi, penusukan terhadap Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10/2019), terjadi setelah mantan Menkopolhukam itu meresmikan gedung baru Universitas Mathla’ul Anwar.

Di Ormas Mathla’ul Anwar, Ustaz Tengku Zulkarnain menduduki jabatan Ketua Majelis Fatwa dan Menteri Agama Fachrul Razi mengisi posisi Majelis Amanah Pusat.

“20 tahun saya berkiprah di Mathla’ul Anwar Pusat dan 10 tahun di Sumatera Utara.” Demikian tulis akun Twitter @ustadtengkuzul, seperti dikutip dari Threechannel.co Jumat (28/7/2017).

Sedangkan Fachrul Razi tercatat sebagai anggota Majelis Amanah Pusat PB Math’laul Anwar sejak 2018 berdasarkan Surat Keputusan nomor A.166/KPTS/PBMA/V/2018 yang ditandatangani Ketua Umum PB MA, Ahmad Sadeli Karim dan Sekjen Oke Setiadi.

Dalam surat itu tertera 11 nama anggota Majelis Amanah Pusat. Ditambah 4 nama untuk posisi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris.

Menariknya, selain nama Fachrul Razi, terdapat juga nama politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini. Selain partai yang menegaskan sikap sebagai Oposisi, di kalangan relawan Jokowi, PKS dikenal sebagai “Sarang Kadrun”.*(Rikardo).

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Ke Perbatasan Papua, BNPP Pastikan Pembangunan Infrastruktur Berjalan
Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel
DJP Jaksel II Resmikan Tax Center STIH IBLAM
Prof Tjandra: Lima Komponen Penting Pengendalian Malaria
Pimpin Peringatan Hari Otonomi Daerah, Mendagri Tekankan soal Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas