INDONEWS.ID

  • Senin, 02/03/2020 18:15 WIB
  • Larang Pemakaian Masker, Pemerintah Swiss Minimalisir Kepanikan Warga

  • Oleh :
    • hendro
Larang Pemakaian Masker, Pemerintah Swiss Minimalisir Kepanikan Warga
Alain Berset, Menteri Kesehatan Swiss dalam memberikan keterangan pers

Swiss, INDONEWS.ID - Di tengah maraknya penularan virus corona (COVID-19), Pemerintah Swiss justru melarang warganya memakai masker di tempat publik. Otoritas keamanan Swiss menyatakan bahwa Swiss adalah negara yang aman dan masih mampu mengendalikan penularan virus COVID-19 sehingga pemakaian masker dianggap menimbulkan kepanikan. Apabila sakit, silakan tetap tinggal di rumah dan hubungi dokter terdekat, demikian saran petugas di Swiss.

COVID-19 yang bermula dari dataran Tiongkok pun akhirnya sampai di Swiss. Swiss kini mencatatkan kenaikan jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 setiap harinya, terlebih sejak terjadi peningkatan tajam jumlah kasus positif COVID-19 di Italia bagian utara. Swiss dan Italia memang memiliki perbatasan darat langsung yang hingga kini belum ditutup oleh otoritas setempat.

Baca juga : Jaga Keberlanjutan Agenda Pembangunan Mendatang, Pemerintah Evaluasi Capaian Kinerja PSN Tahun 2024

Per tanggal 29 Februari 2020, tercatat 21 kasus positif yang tersebar di 9 kanton (provinsi) yang berbeda, dan kebanyakan pasien mengaku pernah melakukan perjalanan di Italia bagian utara pada beberapa hari sebelumnya. Meskipun seluruh pasien kini masih berada dalam kondisi stabil, Pemerintah tetap melakukan penelusuran dan mengisolasi orang-orang yang berada di satu rumah dengan pasien.

Untuk menghindari kepanikan warganya, Pemerintah Federal Swiss dan Kanton secara rutin menggelar konferensi pers melalui live streaming yang dapat diakses oleh semua orang. Melalui siaran tersebut, Swiss menghimbau agar setiap warga yang mengalami gejala awal COVID-19 agar melapor kepada dokter/klinik terdekat. Swiss juga menyediakan nomor gawat darurat khusus COVID-19 dan membuat laman khusus kampanye untuk meningkatkan kesadaran warganya.

Baca juga : Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama

Swiss telah mempersiapkan 10 laboratorium yang dapat menganalisa 1.000-1.500 sampel darah per hari. Tes COVID-19 dilakukan selama beberapa kali uji coba untuk memastikan hasil yang benar-benar akurat. Hasil dari laboratorium akan dikonfirmasi di setiap sore, dan akan diumumkan langsung melalui laman resmi, sehingga masyarakat dapat memiliki informasi yang termutakhir.

KBRI Bern dalam hal ini juga turut menghimbau masyarakat Indonesia untuk mengikuti seluruh himbauan Pemerintah Swiss, serta memantau perkembangan virus ini melalui laman resmi Depertemen Kesehatan Swiss. Untuk menjamin pelayanan masyarakat yang maksimal, KBRI Bern pun terus mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia di Swiss dan Liechtenstein melaporkan dirinya. “Kami sudah menyampaikan himbauan kepada seluruh WNI, dan juga mengajak WNI untuk melakukan pemutakhiran data pribadi melalui mekanisme lapor diri”, ucap Duta Besar RI Bern, Muliaman D. Hadad.

Baca juga : Kunker ke Halmahera Timur, Kepala BSKDN Beberkan Strategi Menjaga Keberlanjutan Inovasi

Pemerintah Federal Swiss telah melarang seluruh kegiatan publik yang melibatkan lebih dari 1.000 orang sampai tanggal 15 Maret 2020, untuk meminimalisir penularan virus COVID-19. “Kami melakukan ‘metode penelusuran’, yaitu investigasi siapa saja yang melakukan interaksi dengan pasien sehingga jejak kemungkinan penularan dapat ditemukan. Apabila terjadi kegiatan massal, kami khawatir kami tidak bisa melakukan penelusuran pihak mana saja yang sudah kemungkinan terkontaminasi.”, ujar Alain Berset, Menteri Kesehatan Swiss dalam pernyataan pers tanggal 28 Februari 2020.

‘Metode penelusuran’ (tracing) yang dilakukan Swiss ini terbukti efektif kala memberantas virus SARS beberapa tahun silam. Melalui metode ini pula, Swiss berharap dapat mencegah penularan massal dan menyembuhkan COVID-19 tanpa perlu menimbulkan kepanikan publik. “Kami berencana hanya akan mengumumkan jumlah kasus yang positif, sambil terus menelusuri interaksi pasien,” pungkas Berset.

Belum ada rencana untuk menutup perbatasan Swiss dengan negara-negara tetangganya, walaupun maskapai nasionalnya Swiss International Airlines telah menutup penerbangan dari dan menuju Tiongkok sampai dengan pertengahan Maret 2020. Sejumlah kegiatan publik seperti pameran motor dan otomotif di Jenewa, pameran jam tangan Baselworld di Basel, serta festival musim semi di kota-kota besar di Swiss juga telah dibatalkan.
 

Artikel Terkait
Jaga Keberlanjutan Agenda Pembangunan Mendatang, Pemerintah Evaluasi Capaian Kinerja PSN Tahun 2024
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
Kunker ke Halmahera Timur, Kepala BSKDN Beberkan Strategi Menjaga Keberlanjutan Inovasi
Artikel Terkini
Pemprov Papua Barat Daya Serahkan Bantuan Mobil Angkutan Umum untuk Pedagang Mama Papua di Maybrat
Rapat Koordinasi Nasional Bahas Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak 2024
Evaluasi Penanganan Pengungsi di Maybrat Menunjukkan Kemajuan Signifikan
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas