INDONEWS.ID

  • Selasa, 05/05/2020 13:01 WIB
  • Tito Ajak Camat Sosialisasikan Covid-19

  • Oleh :
    • very
Tito Ajak Camat Sosialisasikan Covid-19
Mendagri Tito Karnvian meminta Camat se-Kota Depok agar sosialisasikan Covid-19. (Foto: Ist)

Depok, INDONEWS.ID -- Dalam kunkernya pada Senin (4/5) ke Depok, Mendagri Tito Karnavian, mengajak semua Camat di Depok mengkampanyekan pencegahan penularan Covid-19 ke masyarakat. Kampanye ini penting karena Tito yakin masyarakat banyak yang belum paham tentang Covid-19.

Terlebih dari 11 kecamatan di Kota Depok semua masuk zona merah. Ditambah pula, 56 dari 63 kelurahan di Depok masuk zona merah. Itu artinya belum semua masyarakat paham tentang apa itu Covid-19.

Baca juga : Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea

“Jangankan masyarakat umum, kita sendiri belum tentu paham tentang Covid-19 dan penyebarannya. Dengan memakai masker kita membawa sesuatu kehidupan baru. Selain masker kita juga diharuskan sering-sering mencuci tangan. Karena ada tiga pintu masuk penularan, yaitu hidung, mulut dan mata, maka setelah keluar rumah kita harus cuci tangan sebelum menyentuh wajah,” ujar Tito seperti dikutip dari siaran pers Staf Khusus Mendagri, Kastorius Sinaga di Jakarta, Selasa (5/5).

Selain menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, maka diperlukan juga jaga jarak minimal dua meter antara orang yang satu dengan yang lain. Kerumunan adalah hal yang rawan terjadinya penularan secara massif. Oleh karenanya, Tito mengapresiasi MUI setempat yang selama pandemi masih berlangsung tidak melaksanakan shalat jemaah di masjid. Karena Depok adalah kota yang sangat relijius dan kehidupan masyarakat umumnya tidak terlepas dari masjid.

Baca juga : Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman

Bahaya lain dari Covid-19 juga diungkap Mendagri Tito, orang yang terjangkit Covid-19 karena memiliki kekebalan tubuh yang prima bisa jadi tidak memiliki gejala sakit, tapi Covid-19 yang ada dalam dirinya bisa menular ke orang lain yang tidak semuanya memiliki kekebalan tubuh seperti dirinya. Orang yang tidak kebal dirawat ke rumah sakit, Sebagian bisa sembuh dan Sebagian lainnya meninggal dunia. 

Tito juga menjelaskan, PSBB itu tingkat penanganannya lebih rendah dari Lockdown atau karantina wilayah yang sama sekali tidak membolehkan masyarakat beraktivitas di luar rumah. Semua harus berada di rumah. Sedangkan PSBB masih memungkinkan masyarakat membuka warung atau pergi ke pasar dengan persyaratan yang ketat. (Very)

Baca juga : Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Artikel Terkait
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas