INDONEWS.ID

  • Selasa, 02/06/2020 18:30 WIB
  • Deklarasi Pancasila Pax Covidica

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Deklarasi Pancasila Pax Covidica

"Wawancara Imajiner dengan Bung Karno tentang Lairnya Pancasila dan Syukuran 119 tahun kelahiran Bung Karno 6 Juni  oleh Christianto Wibisono,  penulis buku Kencan Dinasti Menteng".

Jakarta, INDONEWS.ID - Pada hari Senin, tepat hari lahirnya Pancasila, saya berdialog dengan Proklamator dan Pencipta Pancasila Bung Karno di swimming pool Hotel Indonesia, Kempinski yang sejak 23 Maret 2020 masih di isolasi.

Baca juga : Amicus Curiae & Keadilan Hakim

CW: Selamat pagi pak, hari ini 75 tahun lalu bapak melahirkan Pancasila ke bumi ini. Apa masih relevan dengan kemelut Covid dan ancaman kerusuhan sara di AS dan ancaman perang dagang AS Tiongkok. Selamat hari lahir bapak ke 119 hari Saptu 6 Juni ini. Juga pengganti bapak,  Presiden Soeharto 8 Juni, Pres Jokowi, 21 Juni, Habibir 25 Juni Sandi Uno 28 Juni, Basuki AHok 29 Juni. 
Apa makna bulan Juni dan Pancasila bagi dunia dan Indonesia di tengah kemelut SARA Floyd dan pandemi Covid?

BK: Pancasila lahir 1 Juni itu fakta, kalau ada elite sok intelek membedah ada Yamin- Supomo ikut andil bikin Pancasila ya monggo. Anggap saja bayi Pancasila itu lahir oleh Ir Sukarno, Bung Karno. Terus ada hopeng, Yamin sibuk urus surat bidan dan kelurahan, terus ada ahli hukum Supomo yang bikin Akta Kelahiran. 

Baca juga : Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik dalam Perang Iran -Israel

Ya monggo saja, saya gembira semua orang senang sama bayi Pancasila. Meskipun  kita tetap harus mawas diri kenapa Pancasila itu kok masih dipolemikkan tapi nyaris tidak diterapkan seperti apa yang sedang berkecamuk di dunia dan Indonesia di 2020 ini.

CW: Mawas diri lagi, sejarah lagi, nanti pembaca bosan lho pak terutama yang milenial mereka butuh empiris now, bukan nostalgia masa lalu bapak yang gegap gempita.

Baca juga : Prabowo Subianto Should Not Meet Megawati Soekarnoputri

BK: You kira saya tidak bosan kamu wawancara imajiner yang akhirnya juga tidak digubris sama elite.Tapi kalau kita obyektif realistis dan terutama satu kata dengan perbuatan maka, Golden Rule Karma seperti yang akan  dituntaskan di buku Kencan Dinasti Menteng bisa menarik milenial. 

Senin 25 Mei 2020 insiden kematian George Flyod (lahir 21 Des 1960), warga African American akibat  penyiksaan tervideo oknum kulit putih kepolisian AS viral di medsos. Memicu gelombang kerusuhan rasial terbesar dalam sejarah AS sejak tewasnya pejuang anti diskimirnasi AS, Martin Luther King  15 Jan 1929 -  4 April 1968. 

Dua bulan kemudian  5 Juni 1968 capres Robert Kennedy ditembak mati oleh Sirhan Bishara. Sirhan lahir 19 Maret 1944 di Jerusalem Palestina. Sirhan divonis mati 1969, diubah jadi hukuman seumur  hidup sejak 1972 dan masih dipenjara pada usia 76 tahun sekarang. Kerusuhan SARAK (suku, agama, ras, aliran, kelas) ini merupakan pandemi global akibat masih berkecamuknya virus SARAK lokal, tribal, provincial, nasional, regional di pelbagai kawasan terutama di wilayah berpendduk multi etnis, multi rasial dan multi kultur (multi agama)

CW: So what pak? Apa yang bisa Indonesia lakukan menghadapi konflik SARAK AS Tiongkok?

BK: 18 -24 April,  65 tahun yang lalu Indonesia menjadi tuanrumah Konfrensi Asia Afrika meluncurkan  Dasasila Bandung.  Dalam kurun waktu 65 tahun telah berlangsung pergolakan sejarah pasca kemerdekaan di Asia Afrika dan Amerika Latin. Dengan jatuh bangunnya pergantian sistem politik dari diktatur satu partai kiri ke junta militer kanan di hampir seluruh negara Dunia Ketiga. 

Korban elite termasuk para founding fathers yang mengalami suksesi kudeta berdarah. Dengan kekerasan yang menurut survey menelan kematian lebih banyak manusia dalam Perang sesama manusia antar bangsa maupun perang saudara domestik. 

Kini memasuki 700 tahun sejak Dante menggelar drama Inferno tahun 1320, Homo Sapiens menghadapi tantangan Inferno 2020 berupa pandemi COVID19 yang menelan semua batasan artifisial SARAK (suku, agama, ras,aliran, kelas). 

Dalam konteks itu Indonesia yang sedang memperingati hari Lahirnya Pancasila dan hari hari lahirnya Presiden Pertama dan Kedua RI yang mewariskan perang sejarah masa lalu Indonesia yang tragis, beritikad  memprakarsai  DEKLARASI OMNIBUS PANCASILA   PAX COVIDICA HOMO DEUS 2020 

CW: Walah bapak ini sudah di Eden pasca bumi fana kok ya masih punya gagasan muluk-muluk tidak realitis. Itu kayak waktu bapak bikin Conefo( PBB tandingan} sudah bikin gedung malah bapak lengser. Dan gedung yang rencananya jadi markas PBB tandingan malih rupa jadi gedung MPR/DPR.

BK: Ya sejarah masa lalu memang pahit bung Chris. Saya pernah lebih Arab dari Arab, menolak Israel ke Asian Games IV di Jakarta 1962. Tapi saat RI diskors tidak boleh ikut Olimpiade Tokyo 1964, negara negara Timteng lenggang kangkung ikut Tokyo bersama Israel. 

Conefo juga kamu betul. Ganis Harsono, deputy Menlu Subandrio mengeluh ke saya, bahwa RRT itu malah tidak antousias dukung Conefo. Karena dia lebih pengen disahkan posisinya sebagai pendiri dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Maka terjadilah ironi, Conefo ide RI gagal karena saya lengser. Tapi Soeharto juga terkecoh. Dia ngotot lebih AS dari AS, membekukan hubungan diplomatik RI RRT. 

Nah tapi justru Tuhan menghendaki lain, Adam Malik jadi Presiden Majelis Umum PBB 1971 dan di situ ia mensahkan kembalinya status RRT jadi pendiri dan anggota tetap DK PBB. Btw, posisi Presiden Majelis Umum PBB bergilir hampir 200 negara, maka  tunggu 100 tahun lagi Indonesia baru bisa jadi Presiden MU PBB.

CW: Ok sampai mana tadi Deklarasi Pancasia sebagai Pax Covidica pak?

BK: Boleh saja kamu bilang ini utopia atau distopia, tapi Homo Sapiens modern harus inventif dan inovatif dari situasi kemelut, dibanting gaya yujitsu. Ini rincian konkret Pancasla sebagai Pax Covidcia.

Seluruh anggota Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai paguyuban Homo Sapiens setelah merenungkan dan mencermati perjalanan sejarah Homo Sapiens. Dengan ini menyatakan tekad mengubur genetika DNA virus SARAK predator yang menyulut Perang Dunia dan atau Perang Saudara yang bahkan menelan korban lebih  banyak dari pandemi sepanjang sejarah manusia. 

Konsekuensinya, kita akan mengurangi anggaran pertahanan yang tidak masuk akal sehat, untuk saling mengancam menjadi predator satu sama lain. Sehingga total anggaran militer US$ 684,6 milyar (AS) dan US$ 650,7milyar  oleh 14 negara lain dapat dialihkan untuk mewujudkan sistem kesehatan global bagi 7 milyar manusia di seluruh dunia yang anggaran WHO nya hanya US$ 4, 8 milyar 2020-2021.

Paralel dengan revolusi dan realokasi anggaran militer ke anggaran sistem kesehatan publik untuk memulihkan situasi dan kondisi normal kehidupan sosial ekonomi manusia. Maka segala macam regulasi yang menghambat  interaksi manusia pasca pandemi harus dipulihkan. Karena kita  memerlukan investasi dari seluruh kekuatan ekonomi dunia baik dalam struktur nation state, corporate maupun private voluntary organization (dulu NGO). Pasca periode karantina, justru dunia memerlukan re-integrasi dan rekonsiliasi menghargai meritokrasi sebagai kriteria tata hubungan geopolitik dan geoekonomi.  

Dunia harus menghindari “perang dagang” dan atau” perang mata uang”,  melainkan kembali kepada Golden Rule menghargai meritokrasi dalam kompetisi dan kontestasi kompetensi kinerja ekonomi secara adil jujur. Serta membuang kecemburuan SARAK ala Kabil dalam kontestasi beradab antar nation states dan aktor trans nasional sesama Homo Sapiens. Kelas Menengah di AS top 50% WP menyetor 96,9% tax revenue yang berperan secara bertanggung jawab dalam kontribusi mereka sebagai warga pajak. 

Pembayaran pajak dari HNWI (High Nettworth Indivicual) global di seluruh dunia seharusnya  merupakan penyangga sistim jaminan kesehatan global yang universal. Dan pemerintah nation state menjadi system stewarder yang memelihara harmoni dan sinergi antar Homo Sapiens. 

Menghindari ancaman virus predator DNA Kabil Homo Sapiens,  agar bisa memunahkan  virus COVID-19 secara tuntas dan efektif, survive dari kepunahan eksistensial manusia oleh invasi virus COVID-19.

CW: Wah itu terlalu muluk, saya bukan birokrat, diplomat, cuma pengamat. Jadi ini saya hanya bisa minta bantuan bung Eros Jarot  tebarkan di watyutink. Selebihnya terserah nasib dan Preestinasi Tuhan Yang Maha Berdaulat pak.

BK: Kesepakatan Homo Sapiens untuk mengatasi inferno pandemi  COVID 19 ini diberlakukan secara faktual dalam keteladanan tingkah laku elite nation state dan aktor transnasional dengan aksi substansial. Bukan sekedar retorika public relations maya. Negara menghargai HNWI dan Kelas Menengah sebagai penyangga sistem sesuai kontribusi mereka dalam perpajakan dan karitas kuratif mengatasi pandemi.

CW: Mungkin  resep bapak ini bisa dinilai berjarak dengan situasi kondisi riil masyarakat global yang sudah mumet kepepet Covid. Saya hanya bisa berdoa spy manusia bertobat dari virus Kabil sejak Martin Luther Bob Kennedy George Floyd kok masih terus jadi Kabil thd sesamanya.

BK: ini penutup WIBK ya. Pembaca sudah tidak sabar mau membaca buku Kencan Dinasti Menteng Ini closing statemen saya tentang makna Pancasila dan momentum einmalig ini yang tidak mungkin kembali lagi kalau kita tidak memberdayakansecara tepat waktu.

Gelombang krisis sara yang terjadi di AS dampak insiden Floyd paralel dengan kemelut Covid membuktikan bahwa dunia sedang terancam oleh 2 virus yang sama virulennya. Virus SARAK ini juga bermutasi jadi perang sara global maka dunia akan kiamat meski Covid bisa diatasi. 

Siapa mengawali kekerasan terhadap siapa. Selalu ada oknum yang jadi pelaku dan korban sejarah, serta pemicu korban yang tidak dikenal tapi bisa mengubah sejarah dengan tindakan brutal menghilangkan nyawa sesamanya karna kebencian ala Kabil. 

Deklarasi Pancasila sebagai basis moral Normal Baru oleh Homo Sapiens malih tabiat menjadi Homo Deus, Insan beradab abad XXI  yang menghidupi eksistensi pribadi sesama manusia. 

CW:Terima kasih banyak pak. Selamat ulang tahun ke 119. Anda termasuk icon global langka seabad sekali einmalig muncul dengan gagaan besar universal lintas zaman lintas nationstate, Pancasila Abadi.

*) Christianto Wibisono adalah penulis buku berjudul "Kencan Dinasti Menteng"

Artikel Terkait
Amicus Curiae & Keadilan Hakim
Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik dalam Perang Iran -Israel
Prabowo Subianto Should Not Meet Megawati Soekarnoputri
Artikel Terkini
Amicus Curiae & Keadilan Hakim
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas