INDONEWS.ID

  • Rabu, 29/03/2017 17:28 WIB
  • Kunjungan Bersejarah Setelah 31 Tahun, Prancis Komitmen Investasi USD 2,6 Miliar

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Kunjungan Bersejarah Setelah 31 Tahun, Prancis Komitmen Investasi USD 2,6 Miliar
Presiden Jokowi bersama Presiden Prancis François Hollande, di halaman Istana, Rabu (29/3/2017). (Foto: Biro Pers Istana)
  Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas kunjungan yang dilakukan Presiden Prancis François Hollande ke Indonesia pada Rabu (29/3/2017). Bagi Indonesia, kunjungan Presiden Prancis kali ini merupakan kunjungan yang pertama setelah 31 tahun silam. Itulah sebabnya Presiden menyatakan bahwa kunjungan kali ini adalah kunjungan bersejarah. "Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menerima kunjungan Presiden Prancis. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang bersejarah setelah hampir 31 tahun tidak pernah ada kunjungan seorang Presiden Prancis ke Indonesia," ujar Presiden Joko Widodo mengawali pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan kedua kepala negara berlangsung hangat dan produktif. Kedua negara sepakat memperkuat komitmen dalam sejumlah bidang kerja sama. Di bidang ekonomi, sejumlah pengusaha Prancis yang turut serta dalam kunjungan Hollande ini telah menyepakati komitmen investasi sebesar USD 2,6 miliar. "Indonesia dan Prancis memiliki hubungan kerja sama strategis yang sangat baik termasuk di bidang ekonomi. Saya menghargai kunjungan Presiden Hollande kali ini disertai oleh sekitar 40 pengusaha. Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis, sekitar USD 2,6 miliar untuk peningkatan kerja sama di bidang energi, infrastruktur, dan retail," ungkap Presiden Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo turut menyampaikan perhatian besar yang diberikan pemerintah Indonesia terhadap isu pengelolaan berkelanjutan bagi produk kelapa sawitnya. Ia juga berterima kasih kepada pemerintah Prancis yang telah membantu Indonesia dalam melawan perlakuan diskriminatif bagi produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa. Sebelumnya, pemerintah negara yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya itu telah membatalkan pemberlakuan pajak progresif bagi produk kelapa sawit Indonesia. "Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Prancis yang telah membantu melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Saya telah jelaskan bahwa isu sustainability bagi kelapa sawit merupakan prioritas bagi Indonesia. Indonesia juga menyampaikan usulan agar pola kerja sama yang sudah terjalin untuk produk kayu, melalui lisensi FLEGT, juga dapat dilakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia," ucap Presiden. Selain itu, kedua negara bersepakat membangun kerja sama bilateral baru dalam dua bidang, yakni di bidang maritim dan juga ekonomi kreatif. Di bidang maritim, Indonesia berharap agar penangkapan ikan ilegal dapat diberlakukan sebagai sebuah tindak kejahatan terorganisasi transnasional. "Di bidang ekonomi kreatif, kerja sama di bidang sinematografis, perfilman, fesyen, dan ekonomi digital akan dikembangkan," Jokowi menambahkan. Sementara itu, kedua negara memiliki pandangan yang sama dalam sejumlah isu internasional. Seperti isu kemerdekaan Palestina, pasukan perdamaian dunia, dan juga upaya untuk melawan ekstremisme dan terorisme. "Kedua negara sepakat untuk terus memperjuangkan tercapainya perdamaian Palestina-Israel melalui konsep two-state solution. Dan sebagai salah satu negara penyumbang terbanyak pasukan perdamaian dunia, maka Indonesia-Prancis sepakat untuk meningkatkan kerja sama termasuk peningkatan kapasitas bahasa Prancis bagi pasukan Indonesia," tuturnya. Lima Nota Kesepahaman Lima nota kesepahaman turut ditandatangani oleh delegasi kedua negara dalam kunjungan Presiden Hollande ini. Presiden Joko Widodo menyatakan sangat menyambut baik kesepahaman yang berhasil dicapai tersebut. "Saya menyambut baik ditandatanganinya lima MoU kerja sama, yaitu di bidang pembangunan urban berkelanjutan, pariwisata, pertahanan, ilmu pengetahuan dan penelitian, serta pertukaran tenaga peneliti," ujarnya. Sementara itu, Presiden Hollande menyebut bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Prancis. Terlebih kedua negara dikenal sebagai kekuatan besar dari negara demokrasi. Maka itu pemerintah Prancis hendak memperkuat kemitraan tersebut melalui sejumlah kesepakatan lainnya yang disetujui oleh kedua negara. "Kita ingin memperdalam kemitraan tersebut melalui sejumlah persetujuan yang ditandatangani hari ini, di antaranya di bidang perikanan, prasarana transportasi, dan yang berkaitan dengan energi terbarukan," ucap Hollande. Dalam kunjungannya ini, Hollande beserta delegasinya tiba sekitar pukul 10.50 WIB. Sebagaimana biasanya, kedatangan tamu negara tersebut disambut dengan upacara kenegaraan dengan diperdengarkan lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi oleh dentuman meriam sebanyak 21 kali. Setelahnya, perbincangan keduanya di halaman belakang Istana Merdeka dilakukan atas dasar komitmen kedua negara yang ingin menjalin hubungan kerja sama yang lebih baik. Kita tahu, perbincangan akrab dengan jamuan secangkir teh hangat itu kini dikenal dengan sebutan Veranda Talk. (Very)
Artikel Terkait
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU
Artikel Terkini
Mengenal Lebih Jauh Ayush Systems of Medicine India dan Perannya di WHO
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik
Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian
Mendagri Minta Pj. Kepala Daerah Segera Penuhi Anggaran Pilkada 2024
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas