Jakarta, INDONEWS.ID - PT Digital UMKM Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang solusi aplikasi untuk retail dan penyedia total solusi kios digital modern, memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat membuka usaha warung yang mampu bersaing dengan retail modern.
PT Digital UMKM Indonesia menghadirkan program diKios yang bertujuan untuk memastikan warung-warung tradisional dapat bersaing dengan retail-retail modern (mini market) dan memiliki akses untuk membeli barang dengan harga yang kompetitif.
Selain itu, program diKios juga bertujuan mengedukasi masyarakat untuk go digital, go cashless serta membantu perbankan agar dapat menjangkau hingga ke pelosok-pelosok daerah dengan menjadikan warung dikios sebagai agen laku pandai. Konsep ini sendiri tengah digencarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia.
Direktur PT Digital UMKM Indonesia, Rizal Mulyana mengatakan, dengan adanya program diKios membuka peluang bagi masyarakat yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Para pekerja yang kehilangan pendapatan akibat terkena imbas PHK, atau para pensiunan dapat mulai mengikuti program diKios ini.
“Di saat-saat krisis seperti ini kita harus memaksimalkan potensi yang kita miliki, maka kami mengajak masyarakat untuk memanfaatkan space yang tidak terpakai di rumah, garasi yang tidak terpakai, lahan-lahan yang terbengkalai selama ini, ayo kita berdayakan dengan membuka warung,” kata Rizal.
Syarat untuk ikut program diKios cukup mudah, tidak perlu menyiapkan ruko atau ruang yang besar, masyarakat cukup menyiapkan ruang minimal seluas 2,5 meter x 2,5 meter, namun properti tersebut harus milik sendiri agar pemilik warung tidak dibebani cost sewa.
Sedangkan untuk modal awal, Rizal menjelaskan, masyarakat hanya perlu menyetorkan modal sebesar Rp 25 juta. Modal Rp 25 juta ini pun bisa dengan mengajukan pinjaman permodalan melalui perbankan.
“Kami PT Digital UMKM Indonesia bekerjasama dengan perbankan untuk pinjaman permodalan ini jika syarat kepemilikan ruang usaha sudah terpenuhi. Apalagi pemerintah saat ini sedang gencar membantu permodalan masyarakat dengan kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat), atau kredit PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional),” jelasnya.
Sejauh ini, Program Warung Modern Digital diKios ini telah bekerjasama dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB). Ke depannya PT Digital UMKM Indonesia juga akan bekerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) seperti Bank Mandiri, BRI, Bank BNI, dan Bank BTN.
“Ini adalah peluang bagi masyarakat untuk membuka warung yang dapat bersaing dengan toko retail modern. diKios memutus mata rantai panjang jalur distribusi barang ke warung-warung tradisional yang dulunya bisa sangat berjenjang, menjadi langsung dari pabrik dan distributor ke warung-warung tradisional yang tergabung di diKios,” jelas Rizal.
Aplikasi diKios ini melakukan efisiensi waktu dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha, karena sistem pemesanan dan pengelolaan warungnya cukup dilakukan dengan menggunakan aplikasi.
“Warung-warung diKios ini dilengkapi dengan device digital untuk melakukan pemesanan barang, selain itu juga bisa difungsikan untuk menjual pulsa handphone, pengisian pulsa listrik, bahkan untuk top up kartu e-money (e-Toll),” jelasnya.
Nantinya PT Digital UMKM Indonesia juga akan memberi pelatihan service excellent bagi warung-warung diKios agar dapat memberi pelayanan yang baik untuk konsumen serta mampu menyiapkan sistem penataan display produk yang baik dan menarik.
Rizal berharap program ini dapat menjadi solusi finansial bagi masyarakat di semua lapisan agar mampu bertahan di tengah krisis pandemi saat ini. Tentunya hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Aplikasi diKios juga sejalan dengan program ‘Belanja di Warung Tetangga’ yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM yang diluncurkan pada April 2020 lalu. Masyarakat harus tetap memiliki pendapat di tengah pandemi ini, dan warung tradisional dapat bersaing dengan retail modern,” pungkasnya. (Very)