Jakarta, INDONEWS.ID - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PT PNM siap memberikan pembiyaan hingga maksimal Rp10 juta bagi nasabah untuk program supply chain bidang kemaritiman. Di antaranya untuk pengadaan cool box bersama dan pembentukan aplikasi penunjang bagi nelayan dan pembudidaya ikan.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi menyatakan selama ini paradigma yang berkembang bahwa segmen nelayan dan pembudidaya ikan memiliki resiko tinggi, namun fakta tidak.
“Guna mitigasi risiko, PNM melipatkan dinas terkait agar rasio pembiayaan bermasalah bisa ditekan. Memang image-nya segmen nelayan dan budidaya ikan berisiko tinggi. Namun faktanya sama, tidak ada bermasalah,” papar Arief.
Hal ini, kata Arief, lantaran PNM menerapkan sistem group lending atau tanggung renteng. Sehingga setiap kelompok yang mendapatkan pembiayaan lebih disiplin untuk menjaga kualitas pinjaman masing-masing kelompok.
Arief mengatakan PNM telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menggarap segmen nelayan dan pembudidaya ikan di pesisir Jawa Timur.
“Selain itu, kami sedang mencoba di beberapa titik perikanan tangkap di Sukabumi, Trenggalek, dan Tapal Kuda. Ini sama dengan pembiayaan biasanya mencapai Rp 2 juta,” kata Arief mengutip Kontan.co.id pekan lalu.
Arief menyebut, biasanya masa pinjaman berlangsung selama satu tahun. Namun bila usaha makin bagus, maka PNM bisa meningkatkan pinjaman dan tenor lebih panjang hingga 3 tahun.
Kendati demikian, PNM bisa memberikan pembiayaan hingga Rp 10 juta untuk program supply chain bidang kemaritiman. Misalnya untuk pengadaan cool box bersama dan pembentukan aplikasi penunjang bagi nelayan dan pembudidaya ikan.
Asal tahu saja, PNM telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 20,06 triliun hingga Oktober 2020. Pembiayaan itu diberikan melalui program PNM ULaMM dan PNM Mekaar. Adapun jumlah nasabah aktif PNM Mekaar mencapai 7,25 juta orang dengan total penyaluran mencapai Rp 18,28 triliun.*