Jakarta, INDONEWS.ID -- Direktur Center for Media and Democracy LP3ES Wijayanto mengatakan bahwa politik uang dan korupsi masih terus berada dalam satu rangkaian yang tak terpisahkan.
Menariknya, kata Wijayanto, KPK tiap tahun terus melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada sejumlah kepala daerah yang melakukan tindak korupsi.
Karena itu, katanya, LP3ES masih akan terus membahas korupsi tersebut meski sudah berulang-ulang kali dibicarakan.
"Ada beberapa alasan mengapa topik ini sangat penting untuk dikaji. Alasan pertama yang sangat gamblang adalah bahwa politik uang masih menjadi masalah penting yang menggerus kualitas demokrasi kita. Data operasi tangkap tangan KPK saat lembaga ini belum diamputasi kepada kepala daerah menunjukkan bahwa pada tiap pemilu selalu diiringi lonjakan kasus OTT yang masif," ungkap Wijayanto dalam diskusi “Partai Politik, Politik Uang dan Kemunduran Demokrasi”, di Jakarta, Selasa (26/1).
Wijayanto mengatakan, setiap momen pemilu para politisi mencari modal untuk membiayai pemenangannya. Artinya, politik uang untuk membiayai mahalnya pemenangan pemilu sangat berkaitan erat dengan masifnya praktik korupsi politik. “Sayangnya hari ini elit mencari solusi instan bukan dengan menghentikan praktik politik uang namun justru dengan melemahkan institusi KPK,” ujarnya.
Wijayanto menambahkan, di sisi lain para calon politikus itu sebetulnya membenci politik uang dikarenakan ongkos pencalonan menjadi membengkak. Namun, hal itu tidak dapat dihindari karena mereka juga takut kalah.
"Ada problem tindakan kolektif yang menarik di sini, setiap politisi membenci politik uang namun sebagian besar mereka tetap mempraktikkannya karena takut kalah dalam pemilu. Mengapa membenci? Karena biaya politik yang besar itu tidak selalu diiringi dengan kemenangan," ujar Wijayanto seperti dikutip Gatra.com.
Wijayanto juga mengklaim jika pihak yang kalah maupun yang menang sama-sama lelah dalam pertarungan politik uang. Untuk itu, politik uang akan selalu menjadi masalah serius yang semestinya bisa dibenahi secara serius.
"Bahkan, dalam dua kelas sekolah demokrasi LP3ES yang menghadirkan berbagai kalangan termasuk elit partai politik dan wakil rakyat, baik mereka yang menang dan apalagi gagal menang dalam pemilu sama-sama lelah dengan politik uang ini. Mereka semua bersepakat bahwa politik uang adalah masalah serius yang menjadi salah satu indikator kemunduran demokrasi kita," pungkas Wijayanto. (Very)