INDONEWS.ID

  • Rabu, 03/02/2021 15:28 WIB
  • Senator Teras Narang Harap Food Estate Kalteng Berhasil dan Berkelanjutan

  • Oleh :
    • Mancik
Senator Teras Narang Harap Food Estate Kalteng Berhasil dan Berkelanjutan
Teras Narang, Senator DPD RI Dapil Kalteng saat berdialog dengan para kepala desa dan petani di kawasan lumbungan pangan, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng (29/1/2021).(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Program lumbung pangan yang digadang pemerintah di Kalimantan Tengah mendapat sorotan belakangan, berkaitan dengan kabar bahwa ada kegagalan sebagian petani yang melakukan penanaman padi. Hal ini telah menjadi perhatian banyak pihak dan membuat Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Kalteng, Teras Narang, menggali informasi dari kepala desa dan petani.

Dalam dialog yang digelar baru-baru ini, Teras menemukan fakta adanya kendala teknis soal bibit dan pola tanam yang dikeluhkan petani. Kendati demikian, ia juga mendengar langsung bahwa petani masih optimis dan melihat ada harapan dengan mulai dibangunnya infrastruktur jalan dan jembatan di kawasan pertanian.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian

"Jadi, perlu koordinasi yang lebih baik lagi sesuai kondisi setempat. Sebab food estate ini bahkan belum dimulai secara resmi. Baru dalam persiapan dan perencanaan sesuai konsepnya yang terintegrasi. Itu sebabnya saya berkali-kali mendorong agar program ini berkelanjutan. Harapan saya program ini berhasil” ujar Teras melalui siaran pers kepada media, Jakarta, Rabu (3/02/2021).

Teras menambahkan, sejauh ini, konsep dan payung hukum food estate ini sendiri belum sepenuhnya dijabarkan pemerintah. Sehingga apa yang terjadi di lapangan baru pra kondisi serta persiapan yang tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Itu sebabnya Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengaku terus mengawal sembari menyerap aspirasi dari masyarakat yang pada awal pencanangan memiliki banyak perbedaan pendapat. Sembari ia tak lupa menekankan pentingnya aspek keberlanjutan, sebab isu pangan sendiri telah menjadi isu global yang mesti diantisipasi agar tak memicu krisis pangan.

Baca juga : Jawab Tudingan PDIP Soal Food Estate Dikuasai Prabowo Cs, Jokowi: Itu Kerja Beberapa Kementerian

Menurutnya, lahan eks PLG yang jadi daerah lumbung pangan memang butuh penataan serta pengelolaan khusus. Hal ini agar kerisauan dan trauma masa lalu terkait lahan ini bisa diantisipasi. Ia berharap seluruh pihak mengawal agar agenda nasional di Kalteng ini untuk kepentingan masa depan bangsa. Tak lupa ia mengapresiasi jajaran pemerintah daerah yang sigap meninjau kondisi di lapangan.

"Saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalteng dan Kabupaten Pulang Pisau serta aparatur terkait, yang telah memberikan respon positif dan langsung melihat keadaan yang senyatanya di lapangan” ujarnya.

Baca juga : Fantastis! Pemerintah Prediksi Kebutuhan Bawang Merah di IKN Capai 20.000 Ton per Tahun

Teras berharap dengan turun ke lapangan, pemerintah daerah juga dapat memberikan pendampingan serta dukungan pada petani. Selain itu menjembatani gagasan dari petani dengan jajaran Kementerian Pertanian agar program ini dapat berjalan lancar dan berkelanjutan serta sukses.

"Para petani dan pemerintahan desa yang wilayahnya menjadi lahan food estate sangat bergembira dan terlihat selalu berupaya menyukseskan program tersebut. Semoga kedepan pelaksanaan food estate berjalan lancar dan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Presiden Jokowi” harap Teras.

Dalam dialog yang digelar Teras bersama para Kepala Desa yang ada di kawasan lumbung pangan, memang diakui ada beberapa kondisi yang membuat beberapa petani mengalami kegagalan. Namun hal ini disebut karena banyak faktor seperti bibit hingga beberapa warga yang tidak menanam secara serentak. Sementara beberapa petani lain terbilang berhasil.

"Tapi barangkali banyak yang perlu kita evaluasi. Banyak yang perlu jadi bahan pembelajaran kita bersama” ujar Jasimin, Kepala Desa Tahai Jaya, Pulang Pisau.

Jasimin yang mengaku gagal panen tidak patah semangat dan optimis. Pada dasarnya Jasimin menilai bahwa perlu dukungan pendampingan untuk petani karena ada banyak tantangan yang mesti dihadapi dan disesuaikan di lapangan.

Hal senada disampaikan Suprapto, Kepala Desa Gedabung, Pulang Pisau. Ia mengaku bahwa dari pengalaman masa tanam di awal ini dengan menggunakan jenis bibit berbeda serta pola yang berbeda pula seperti masa tanam yang biasanya 2 kali menjadi 3 kali setahun. Ini semua menurutnya perlu dievaluasi dan diatasi bersama. Senada dengan rekannya, pihaknya yakin program ini akan membawa kebaikan bagi warga. Terlebih infrastruktur jalan pertanian dan jembatan pun mulai dibangun hingga 40 Km di kawasan tersebut.

"Untuk program food estate termasuk di desa kami desa gedabung, kami menyambut baik tentu saja. Karena program ini mulai dirasakan, bahkan infrastruktur sudah ketuk palu. Intinya kami mengucapkan terima kasih walau program ini kemarin ada yang belum sempurna terkait kegiatan pertanian” jelasnya.*

Artikel Terkait
Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian
Jawab Tudingan PDIP Soal Food Estate Dikuasai Prabowo Cs, Jokowi: Itu Kerja Beberapa Kementerian
Fantastis! Pemerintah Prediksi Kebutuhan Bawang Merah di IKN Capai 20.000 Ton per Tahun
Artikel Terkini
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif 742/SWY Laksanakan Patroli di Perbatasan darat RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas