INDONEWS.ID

  • Kamis, 04/03/2021 14:57 WIB
  • Pentingnya Mengedepankan Cek dan Ricek Informasi dalam Berselancar di Media Sosial

  • Oleh :
    • luska
Pentingnya Mengedepankan Cek dan Ricek Informasi dalam Berselancar di Media Sosial

Jakarta, INDONEWS.ID - Era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 saat ini telah mengakibatkan disrupsi di segala bidang, dengan ciri-ciri zaman yang penuh dengan volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Hoaks dan aktivitas buzzer menghiasi media sosial dan sulit untuk mengenali mana yang merupakan kebenaran dan mana yang merupakan kabar manipulasi, untuk mempengaruhi cara berpikir masyarakat.

Masyarakat harus cerdas dalam bermedia sosial dengan menjaga etika, sopan santun, dan mengedepankan akal sehat. Dalam memberikan pencerahan tentang literasi media menuju masyarakat yang bijak dalam bermedia sosial dan menggunakan teknologi. 

Baca juga : BNPT: Konten Moderat Mampu Memerangi Narasi Radikal Terorisme Media Sosial

Hal ini disampaikan oleh Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Prof. Nurliah Nurdin, MA., pada Pembukaan Knowledge Sharing Liretasi Berbasis media sosial  dengan pemateri utama Ismail Fahmi, Ph.D (penggagas drone emprit) diikuti peserta yang terdiri dari Dosen Poltek STIA LAN Jakarta, Bandung dan Makassar, Para mahasiswa Program Sarjana, Magister, maupun Program Doktor, ASN  dari lingkungan LAN, Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah  dan masyarakat umum lainnya, online via zoom, Kamis (4/3).

Lebih lanjut, dalam sambutannya Nurliah Nurdin mengatakan bahwa Kegiatan Knowledge Sharing Literasi Informasi Berbasis Media Digital ini sangat penting sebagai salah satu upaya penguatan karakter, dan kapasitas dalam meningkatkan kemampuan literasi dengan kritis dan bijak, khususnya bagi ASN, sivitas akademika serta masyarakat umum.

Baca juga : Cegah Penyebaran Paham Radikal Terorisme di Media Sosial dengan Membangun Kesiapsiagaan Digital

Kemajuan teknologi era industri 4.0 sangat bermanfaat dalam memudahkan kelangsungan hidup manusia di berbagai bidang, disamping itu, kemajuan teknologi tersebut pun memiliki sisi negatif yaitu potensi berita pada dunia digital cenderung ke arah manipulatif bahkan menjurus kepada kejahatan siber.

Fenomena negatif tersebut seperti hoaks, fake news, perlu menjadi perhatian bersama baik dari pihak pemerintah, kalangan pendidik serta pengguna teknologi digital tersebut untuk melakukan mitigasi dan menanggulangi kejahatan siber tersebut.  Generasi Y dan Z seringkali menjadi target kejahatan hoaks karena cenderung mudah terhasut oleh berita hoaks, cenderung pasif dalam melakukan klarifikasi berita, lemahnya pemahaman dan kesadaran tentang keamanan informasi siber, serta keterbatasan wadah layanan pengaduan kejahatan siber. 

Baca juga : Habib Jafar: Generasi Muda Unggul Jadi Modal Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Hal tersebut menjadi dasar pemikiran mengenai pentingnya mendidik dan membangun budaya literasi digital yang kritis dan bijak dalam menggunakan teknologi digital terutama sosial media, kata Nurliah.

Selanjutnya sebagai  Keynote Speaker  Muh. Syarif Bando, MM., Kepala Perpustakaan Nasional RI mengatakan bahwa literasi adalah kemampuan memahami informasi dari apa yang tersirat dan tersurat. Kemampuan literasi dan membaca menjadi modal utama filter dan benteng hoaks. 
Tingkat literasi yang tinggi akan menciptakan generasi muda yang cerdas, memiliki daya pikir kritis, lebih kreatif dan inovatif.

Selanjutnya Ismail Fahmi, Ph.D sebagai pemateri utama pada kegiatan Knowledge sharing ini menyampaikan bahwa pada era digital 4.0 perkembangan big data semakin meningkat 50 kali dari tahun 2010 sampai 2020 dan selama 2 tahun terakhir data digital meningkat sebesar 90%. 

Begitu pula sosial media seperti twitter pengguna twitter naik 27% pada tahun 2018 menjadi 50% pada tahun 2020. Melalui potensi tersebut, informasi dapat terdifusi secara masif sehingga perlu upaya untuk menetralisasi disinformasi data/hoaks. Disinformasi data dapat menguntungkan beberapa model bisnis seperti contoh berita kontroversial yang terdapat pada Twitter dan Facebook menyebar lebih cepat 6 kali lipat daripada berita benar.

Model yg dihasilkan algoritma ini membuat perilaku membagi disinformasi itu jauh lebih mudah dilakukan, daripada perilaku mencari dan menyebarkan kebenaran. 

Bias terhadap disinformasi lebih berat daripada terhadap kebenaran karena disinformasi data hoaks bertujuan mendapatkan keuntungan, mobokrasi dalam sosial media, dan polarisasi opini publik bahkan peperangan. Hoaks berasal dari teori konspirasi yang bersifat context collapse melalui potongan fakta, klaim dari berbagai sumber sehingga terbentuk data yang diharapkan buzzer untuk meyakinkan netizen. Di masa krisis dengan situasi yang kompleks, orang-orang akan mudah percaya teori konspirasi karena mereka "butuh penjelasan yang masuk akal bagi mereka atas situasi yang sedang terjadi."

Kecenderungannya secara psikologis, saat peristiwa besar terjadi, publik butuh pegangan. Pegangan yang paling valid bersumber dari facts dan science melalui akademisi dan perpustakaan. Salah satu tools deteksi untuk mengetahui validitas berita/hoaks dengan memverifikasi data atau gambar pada aplikasi search image. Upaya efektif yang dapat dilakukan untuk menghadapi penyebaran propaganda dan hoaks yaitu perubahan perilaku manusia serta dukungan peran akademisi, pustakawan dalam membangun literasi untuk civitas akademika dan masyarakat Indonesia tentang bagaimana memeriksa fakta dengan “Think before Sharing”.

Para peserta sangat antusias  mengikuti Knowledge Sharing ini terbukti dengan bertahannya 775 peserta sampai acara berakhir. (Lka)

Artikel Terkait
BNPT: Konten Moderat Mampu Memerangi Narasi Radikal Terorisme Media Sosial
Cegah Penyebaran Paham Radikal Terorisme di Media Sosial dengan Membangun Kesiapsiagaan Digital
Habib Jafar: Generasi Muda Unggul Jadi Modal Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas