INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/03/2021 20:59 WIB
  • Buku Langka! Kisah Penanaman Integritas di Sekolah Pamong Akan Segera Terbit

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Buku Langka! Kisah Penanaman Integritas di Sekolah Pamong Akan Segera Terbit
Penulis dan Cover Buku "Sang Guru Pamong: Kehidupan di Sekolah Pamong," Jose Rizal

Jakarta, INDONEWS.ID - "Pada dasarnya, aku benci pelanggaran. Praja yang sengaja menyimpang dari ketentuan, artinya telah mengkhianati Negeri ini. Karena seluruh fasilitas pendidikan yang mereka peroleh berasal sepenuhnya dari uang rakyat Indonesia. Itulah makanya, aku kerap menyemprot mereka, “Sekolah enggak bayar aja sombong. Gombal kalian!” (Indrarto, 2021: 229)

Itulah sepenggal kalimat yang dikutip dari buku "Sang Guru Pamong: Kehidupan di Sekolah Pamong". Kisah yang diangkat sangat menarik, apalagi di tengah keringnya literasi yang mengulas mengenai penanaman integritas.

Baca juga : Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta

Tersebutlah seseorang bernama Indrarto atau yang akrab disapa Pak In oleh anak didiknya. Pak In bertugas sebagai pengasuh, pendidik yang membentuk karakter pada murid sekolah pamong.

Tentu saja, banyak pengasuh lain yang mengawasi praja. Namun, Pak In memberi kesan berbeda di hati para Purnapraja. Bila Anda dulu pernah mendengar APDN, STPDN, atau yang kini bernama IPDN Jatinangor, maka di sanalah beliau memulai pengabdiannya hingga pensiun pada 2007.

Baca juga : Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur

Begitulah tutur Jose Rizal saat ditemui INDONEWS.ID di IPDN Kampus Jakarta, Minggu (7/3). Pria yang kini berkiprah di dunia akademik sekaligus produktif menulis sejumlah buku Biografi Tokoh Politik/Pemerintahan ini, mengaku tertarik menulis kisah Pak In lantaran kepribadiannya yang bersahaja.

“Pak In itu manusia langka. Sehingga, buku ini pun menurut saya menjadi buku langka. Tanya saja pada alumni sekolah pamong yang pernah dididik beliau. Pak In jadi maskot. Kalau ada reuni Purnapraja, Pak In jadi rebutan untuk dihadirkan," ungkap Jose Rizal.

Baca juga : Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru

“Padahal, sewaktu mendidik praja Pak In itu galaknya minta ampun,” ungkap Purnapraja STPDN Angkatan 07 ini.

Lebih lanjut ia menambahkan “mana ada yang mau berurusan dengan Pak In. Mendengar namanya saja, barisan amburadul bisa jadi rapi, kita yang bolos aerobik pagi bisa pontang-panting ke luar barak. Urusan bakal panjang kalau ketahuan Pak In. Kami itu tahunya Pak In ya seperti itu," kisah Jose Rizal.

"Bagaimana beliau dalam keseharian, nilai-nilai kehidupannya, jatuh bangunnya di masa lalu, apa yang menjadi kerisauannya, masa kecilnya seperti apa, siapa orang-orang yang mempengaruhinya, pensiun ini beliau ngerjain apa. Buku Sang Guru Pamong menjawab itu semua.”

Lantas menjadi sebuah tanda tanya besar, mengapa seorang Indrarto yang dahulu dihindari praja namun kini malah dirindukan Purnapraja, atau justru menjadi sosok yang selalu dinantikan kabar beritanya.

“Nah, di sanalah letak misterinya. Jujur, Pak In sendiri juga bingung dengan paradoks itu. Dan saya tak mau menjawabnya. Biar pembaca yang mencari tahu dalam buku Sang Guru Pamong. Kalau dibongkar semua, bukunya entar enggak laku,” kata Jose sembari tergelak.

Memang bangsa ini seakan krisis figur teladan. Dahulu beragam nama tokoh berintegritas bisa berderet-deret disebutkan dengan lantang: Mohammad Hatta, Agus Salim, M Yamin, Ki Hadjar Dewantara, Jenderal Hoegeng, Baharuddin Lopa, M Natsir.

Bersyukur, sekarang Purnapraja, murid sekolah pamong bisa berbangga hati dengan kehadiran buku Sang Guru Pamong yang mengangkat sosok Indrarto.

Buku karya Indrarto dan Jose Rizal ini merupakan jenis AutoBiografi yang diterbitkan Republika. Rencananya, awal April telah beredar di seluruh toko buku se-Indonesia dengan tebal 504 halaman, ukuran 15x23 cm, dengan harga Rp 150.000,- (dalam pulau Jawa).

Dari pantauan INDONEWS.ID, respon yang beredar, buku Sang Guru Pamong kini menjadi perbincangan hangat publik terutama di kalangan praktisi pemerintahan, akademisi sekolah pamong, dan tentu saja Purnapraja IPDN.

Mereka tak sabar menanti terbitnya buku Sang Guru Pamong dimana Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid, M.A (Rektor IIP 1995-1998, Menteri PAN 2000-2001, Alumnus APDN Ujung Pandang Angkatan 7 Th 1971) dan Prof. Dr. Sadu Wasistiono, M.S (Guru Besar IPDN, Alumnus APDN Bandung Angkatan 9 Th 1973) turut memberikan kata pengantar dan kata sambutan pada buku dimaksud. Puluhan Purnapraja dan Dosen IPDN juga tampak berkesempatan memberikan testimoni.*

Artikel Terkait
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
Artikel Terkini
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif 742/SWY Laksanakan Patroli di Perbatasan darat RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas