INDONEWS.ID

  • Jum'at, 12/03/2021 11:45 WIB
  • Duh! Usai Dijamu Istana, Amien Rais Malah Tuduh Rezim Jokowi Dukung PKI dan Pelihara Islamophobia

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Duh! Usai Dijamu Istana, Amien Rais Malah Tuduh Rezim Jokowi Dukung PKI dan Pelihara Islamophobia
Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais meyambangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (10/3).

Jakarta, INDONEWS.ID - Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais meyambangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (10/3).

Usai pertemuannya denga orang nomor satu di Istana Negara, mantan Ketua MPR RI itu kembali berbicara tentang Islamophobia yang disebutnya sangat besar terjadi di Indonesia.

Bahkan, Islamophobia juga disebut Amien merupakan fenomena global yang sedang masif terjadi di Amerika, Eropa, China, India dan sebagainya.

Amien lantas memamerkan buku berjudul ‘Hijrah’ yang ia tulis pada Januari 2019 lalu.

“Yakni beberapa bulan sebelum Pak Jokowi mengakhiri periode pertamanya itu,” kata Amien dalam video yang diunggah melalui channel Youtube pribadinya, Rabu (10/3).

Amien menengarai, bahwa kekuatan Islamophobia di Indonesia mendapat dukungan dari rezim penguasa saat ini.

Dia lantas menyinggung pernyataan dari politisi PDIP Ribka Tjiptaning yang pernah menyatakan bangga sebagai anak Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ia menyebut bahwa ada proyeksi anak-cucu PKI untuk ikut pemilu.

“Jumlahnya sekian belas juta. Di tambah dengan PKI-PKI tua, itu bisa menjadi mungkin sampai 20 juta,” tutur Amien.

Karena itu, Amien mengingatkan bahwa ini adalah saat untuk meningkatkan kewaspadaan kelahiran dan kemunculan PKI lagi dan memunculkan komunis gaya baru.

Sebaliknya, ketika pihak oposisi berhadapan dengan rezim kekuasaan, maka akan dikejar sampai ke ujung bumi.

“Kita juga tidak bisa menutup mata kriminalisasi terhadap ulama juga luar biasa,” sambungnya.

Ia juga menyebut bahwa para pelaku pembakar atau perusak masjid, penusuk dan melukai ulama bahkan membunuh ulama belum pernah ada yang dibawa ke pengadilan.

“Alasannya mereka orang gila, tdak waras dan sebagainya,” ucap Amien.

Dia juga menyinggung berbagai kejadian di periode pertama kepemimpinan Jokowi.

Di antaranya usulan suara adzan tidak boleh terlalu keras, juga sajak Fatmawati yang menyebut suara kidung lebih merdu ketimbang suara adzan.

“Ada juga seseorang yang mengatakan ‘sekaranglah waktunya kita tinggal memilih membunuh atau dibunuh. Sebelum kita dibunuh oleh orang Islam yang kejam itu, sebaiknya kita membunuh lebih dahulu’,” paparnya.

“Orang itu sekarang jadi gubernur,” sambungnya tanpa menyebut identitas orang dimaksud.

Menurutnya, masih banyak sekali contoh peristiwa yang menunjukkan kedekatan luar biasa rezim Jokowi dengan komunis.

Ia mencontohkan saat Jokowi usai dilantik menjadi Presiden RI yang kemudian langsung melakukan kunjungan ke luar negeri.

“Itu negara pertama yang dikunjungi buka negara tetangga, tapi langsung ke Beijing,” ungkap dia.

“Ini tentu ada maknanya. Dan tiap tahun sampai 2019 itu selalu sowan. Pak Presiden kita itu sowan ke Pak Xi Jinping,” tutur Amien lagi.

Karena itu, ia menegaskan bahwa Islamophobia di Indonesia yang mendapat dukungan dari kekuasaan tidak dapat dibiarkan lagi.


“Jadi, apapun langkah, daya dan gerak rezim yang bernilaikan Islamophobia, maka ini harus kita hentikan,” tegasnya.*

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Dampak Perang Global, Ini Tantangan Kebijakan Ekonomi ke Depan
Ini Strategi Awal PalmCo Pasca Efektif KSO dan Kelola Perkebunan Sawit Terluas di Dunia
Ini Pengalaman Merayakan Idulfitri di Beberapa Negara
Promo Smartphone di Blibli Yang Tidak Boleh Anda Lewatkan
Simak Ya! Kini Anda Bisa Dapatkan Samsung S23 Ultra di Marketplace Ini
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas