INDONEWS.ID

  • Kamis, 29/04/2021 12:01 WIB
  • Mengenal 3 Alumni SMA Negeri 3 Jakarta: dari Tokoh Reformasi hingga Menteri

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Mengenal 3 Alumni SMA Negeri 3 Jakarta: dari Tokoh Reformasi hingga Menteri
Alumni SMA Negeri 3 Teladan Jakarta berprestasi: Miranda S. Goeltom, Hariman Siregar dan Nila Moelak

Sosok, INDONEWS.ID - Selama sebulan penuh, yakni selama April 2021 ini, INDONEWS.ID menurunkan tulisan berseri memuat profil alumni sekolah menengah atas Negeri atau SMA Negeri 3 Jakarta yang sukses. 

Pemimpin Redaksi Indonews.id yang merupakan salah satu alumnus sekolah yang beralamat di Setiabudi, Jakarta Selatan ini mengatakan langkah INDONEWS.ID tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Dies Natalis almamater ke-68 pada 24 Oktober mendatang.

Baca juga : Ketua BNPB Doni Monardo Ulang Tahun, Pemred INDONEWS.ID Ucapkan Selamat

"Ini merupakan apresiasi, penghormatan kepada almamater SMA Negeri 3 yang sukses mencetak para alumni yang sukses dalam karirnya sehingga dapat berguna, berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta," kata alumni SMA Negeri 3 angkatan 1976 ini.

Dalam usianya yang lebih dari setengah abad itu, lanjut Dosen Senior Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini, keberhasilan dan kesuksesan para alumni yang profilnya sudah ditayangkan di Indonews.id diharapkan dapat memotivasi berbagai pihak, terutama segenap siswa/i SMA Negeri 3 Teladan Jakarta.

"Tentu saja jejak sukses para alumni yang menunjukkan dedikasi dan sumbangsih bagi kemajuan Indonesia di berbagai sektor yang digeluti menjadi kebanggaan baik bagi almamater maupun bagi sesama alumni," pungkas anggota Dewan Pengurus Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) ini.

Dosen Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (SESKOAL)  ini berharap akan ada lagi tokoh nasional dari kalangan alumni SMA Negeri 3 Teladan Jakarta di masa yang akan datang.

"Karena di setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada zamannya," harap Wakil Sekretaris Jenderal Organisasi BERSAMA selaku penerima Tanda Kehormatan Satyalacana Dwidya Sistha ini.

Asri Hadi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada teman-teman, para alumni yang turut serta berpartisipasi dalam rangka menyambut HUT almamater SMA Negeri 3 Jakarta dengan ikut mempublikasikan kisah sukses dan prestasi para alumni untuk kemajuan bangsa Indonesia.

"Selaku Pemimpin Redaksi INDONEWS.ID, saya juga mohon maaf bagi teman-teman para alumni SMA Negeri 3 yang kisah sukses dan prestasinya belum sempat dipublikasikan pada bulan ini," ungkap peraih Master Of Arts dari Monash University, Clayton Victoria, Australia 1994 ini.

Dan Sebelumnya program satu (1) bulan menelusuri jejak sukses Alumni SMA Negeri 3 Jakarta ini berakhir, Redaksi kembali menurunkan 3 profil tokoh yang terakhir antara lain Hariman Siregar, Miranda S. Goeltom dan Nila Moelak.

Ketiga nama ini merupakan tokoh yang sangat dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia pada zamannya. Sepanjang pengetahuan penulis, ketiga tokoh nasional ini merupakan orang pertama dari alumni SMAN 3 Teladan Jakarta yang menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa UI yaitu Hariman Siregar.

Kemudian, Deputi Gubernur BI perempuan pertama yaitu Miranda S. Goeltom dan Menteri Kesehatan perempuan pertama yang merupapakan alumni SMAN3 Teladan Jakarta adalah Nila moeloek.

Nah, siapa sesungguhnya mereka dan seperti apa kontribusi mereka bagi bangsa dan negara sehingga menghraumkan nama almamater tercinta, simak selengkapnya!

Hariman Siregar

Dr. Hariman Siregar lahir di Padang Sidempuan, Sumatra Utara pada 1950 adalah seorang aktivis reformasi Indonesia.

Hariman merupakan tokoh utama peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Ia bersama mahasiswa lainnya seperti Syahrir, Muhammad Aini Chalid, Judilherry Justam dan lainnya melakukan yang merupakan aksi demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan sosial pada masa itu.

Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta. Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Sebelum peristiwa bersejarah tersebut, ia merupakan Ketua Dewan Mahasiswa (DM) Universitas Indonesia (UI) setelah terpilih melalui pemilihan yang diintervensi pemerintahan Orde Baru melalui Ali Murtopo.

Sebagai motor gerakan mahasiswa yang berujung peristiwa Malari, Hariman Siregar tak bisa dipisahkan pertautannya dengan para tentara. Ada yang menjadi lawan, ada pula yang jadi kawan.

Di antara lawan, sebut saja Jenderal Soemitro yang memerintahkan agar Hariman ditangkap, meskipun pada awalnya Soemitro selaku Pangkopkamtib dekat dengan gerakan mahasiswa. Ada pula Jenderal Yoga Sugomo, Kabakin yang menggantikan Sutopo Yuwono usai peristiwa Malari.

Ada pula jenderal yang dekat dengan mahasiswa, yaitu AH Nasution. Setelah pensiun dan "disingkirkan" Soeharto, Nasution aktif ceramah ke kampus-kampus di seluruh Indonesia.

Dia pun sering didatangi oleh kelompok-kelompok, tokoh-tokoh mahasiswa dari Jakarta, Bandung dan kota-kota lain untuk meminta penjelasan tentang keadaan internal ABRI dan meminta pendapat bagaimana mengubah keadaan pada awal rezim Orde Baru.

Miranda S. Goeltom

Prof. Dr. Miranda S. Goeltom S.E., MBA, adalah sosok wanita yang berkecimpung di dunia perekonomian di Indonesia. Beliau terkenal sebagai deputi senior gubernur Bank Indonesia.

Miranda Goeltom adalah wanita berdarah Batak yang lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1949. Latar belakang pendidikan setelah bersekolahmenengah atas di SMAN3 Teladan Jakarta dilanjutkannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Setelah menyelesaikan gelar sarjananya, Miranda Goeltom berkarir di World Bank di Washington DC pada tahun 1976-1977 dan Project Planning Centre di Bradford University, di Inggris pada tahun 1980.

Miranda meraih gelar Master Ekonomi Politik di Boston University, Amerika Serikat. Sementara gelar doktoral diraihnya dari School of Economics at Boston University, Massachusetts, USA.

Miranda Goeltom mengawali karirnya sebagai dosen pada tahun 1973 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia hingga menjadi guru besar di fakultas tersebut sampai sekarang.

Miranda Goeltom juga pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia di tahun 1997 dan menduduki posisi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di tahun 2004 setelah mengikuti pemilihan Gubernur Bank Indonesia di tahun 2003 yang dikalahkan oleh Burhanuddin Abdullah.

Nila Moelak

Nila Farid Moeloek memiliki nama lengkap Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, Sp.M(K). Perempuan kelahiran Jakarta, 11 April 1949 ini merupakaan Menteri Kesehatan RI dalam Kabinet Kerja Jokowi JK 2014-2019.

Nila Moelok juga dikenal sebagai seorang ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Nila Moelek mengambil pendidikan jenjang sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah menyelesaiakan pendidikan menengah atas di SMAN3 Teladan Jakarta.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis mata serta mengikuti program sub-spesialis di International Fellowship di Orbita Centre, University of Amsterdam, Belanda dan di Kobe University, Jepang.

Nila Moelok pun melanjutkan pendidikannya di Pendidikan konsultan Onkologi Mata program Doktor Pasca-Sarjana di FKUI.

Terkait karirnya sendiri, sosok wanita satu ini tercatat pernah menjadi Ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat periode 2004-2009, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 2011-2016.

Selain itu, Nila juga aktif mengajar di program doktor pasca sarjana Fakultas Kedokteran UI serta menjadi dokter mata di RSCM.

Nila Moelek diketahui merupakan istri dari Farid Anfasa Moelok, Menteri Kesehatan di era presiden B.J. Habibie pada 1997 hingga 1999.

Sebenarnya, Nila sudah menjadi kandidat menteri kesehatan di kabinet Indonesia Bersatu II. Sayang, dirinya gagal menjadi Menteri Kesehatan di era kepemimpinan SBY.

Tak memilihnya sebagai Menteri Kesehatan, Susilo Bambang Yudhoyono kala itu mendapuk ibu tiga anak ini sebagai utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium Development Goals yang bertugas menurunkan kasus HIV-AIDS dan angka kematian ibu dan anak.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait
Ketua BNPB Doni Monardo Ulang Tahun, Pemred INDONEWS.ID Ucapkan Selamat
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas