INDONEWS.ID

  • Sabtu, 05/06/2021 16:50 WIB
  • Kemajuan Teknologi Tanpa Pemantapan Ideologi Adalah Sebuah Ancaman

  • Oleh :
    • very
Kemajuan Teknologi Tanpa Pemantapan Ideologi Adalah Sebuah Ancaman
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli. (Foto: Warta Ekonomi)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) menyelenggarakan diskusi dengan tema “Tantangan Ideologi Pancasila” di Jakarta, Sabtu (5/6).

Diskusi menghadirkan Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli dan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo.

Baca juga : Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora

Guntur Romli menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan transnasional radikal.

"Kita menghadapi tantangan ideologi transnasional radikal sangat gencar dan bahkan tidak bisa dihalangi karena adanya kemajuan teknologi," jelasnya.

Baca juga : PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok

Romli menjelaskan penyebaran paham radikal seperti ISIS sejak tahun 2011 sudah gencar menggunakan sosial media.

"Penyebaran paham Isis dari tahun 2011 dengan melancarkan propaganda melalui media sosial dan menarik simpati dunia dengan media sosial," ujar Romli.

Baca juga : Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN

Dulu masyarakat belum sadar akan bahaya media sosial. Ini ancaman yang sudah terjadi, dan setelah sadar baru ada pembatasan di media sosial.

"Ada gerakan transnasional di Indonesia yang dibubarkan pada tahun 2017 yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga melakukan propaganda melalui media sosial," tuturnya.

Ancaman transnasional radikal sudah terbukti baik dalam tindakan kekerasan seperti terorisme atau politik radikal yang ingin mengubah Pancasila, UUD 1945.

"Mereka bergerak melalui media sosial karena kalau demo akan ada batasannya. Ponsel pintar juga sangat dekat dengan masyarakat," tambah Romli.

Walaupun sudah dibasmi dan dibubarkan tetapi propaganda transnasional radikal ini sudah masuk ke dalam masyarakat.

Benny Susetyo mengatakan bahwa kemajuan teknologi tanpa adanya pemantapan ideologi adalah sebuah ancaman.

"Teknologi tanpa memantapkan ideologi akan terancam dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila juga sudah tidak ada, dan masuk transnasional radikal ini. Banyak yang memanipulasi nilai agama. Membenarkan kekerasan atas nama agama," ujar Benny.

Benny menambahkan Generasi setelah 98 ini banyak yang tidak memahami Pancasila. Ini berbahaya dan harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

"Generasi setelah 98 ini banyak yang tidak memahami Pancasila. Ini berbahaya dan harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya," tegasnya.

Benny melanjutkan, hal ini adalah ancaman serius, apalagi media sosial sudah digunakan sebagai alat penyebaran dan propaganda.

Anak-anak bangsa ini mencintai bangsa dan negaranya. Karena itu, mereka memerlukan role model dari para elit politik. Mereka juga membutuhkan keteladanan dari para elit politik dan para pemimpin bangsa ini.

"Anak muda memiliki caranya sendiri untuk mempersatukan bangsa dan Pancasila yang diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, Pancasila harus menjadi ideologi yang hidup dan praksis dengan kebijakan,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas