Jakarta, INDONEWS.ID – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) memperkirakan di tengah lonjakan kasus Covid-19, stok tabung oksigen yang dibutuhkan setidaknya empat kali dari kondisi normal.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian menjamin bakal memenuhi kebutuhan stok tabung oksigen. Namun para praktisi kesehatan, seperti dilaporkan BBC Indonesia, menyebut adanya laporan menipisnya ketersediaan oksigen pada pekan lalu di tengah lonjakan kasus ini sebagai pertanda sistem kesehatan nasional yang disebut "begitu rapuh".
Di Jawa Tengah misalnya, sejumlah rumah sakit dilaporkan mengeluhkan tipisnya cadangan tabung oksigennya, meski kemudian diklaim berhasil diatasi dan aman.
Menyikapi kondisi krisis oxigen untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19 belakangan ini, Guru Besar Universitas Kristen Indonesia (UKI) Prof. Atmonobudi S. Ph.D. mengusulkan agar setiap rumah sakit harus memiliki unit mesin yang bisa memproduksi oxigen secara mandiri.
“Setiap RS Besar agar membangun Unit Mesin Pemroduksi Oxigen (UMPO) sendiri yang terletak di lokasi RS tersebut,” ujarya kepada Indonews.id di Jakarta, Jumat (2/7).
Mantan Rektor UKI itu mengatakan, karena itu perlu dibangun juga instalasi pipa oxigen yang menghubungkan UMPO dengan beberapa ruang penting di rumah sakit.
“Untuk itu perlu juga dibangun instalasi pipa oxigen yang menghubungkan UMPO dengan Ruang Operasi, IGD, UGD, dan Ruang Rawat Inap khusus bagi pasien yang sangat membutuhkan oxigen,” ujarnya.
Karena itu, dia berharap agar semua direksi rumah sakit bisa mempertimbangkan hal tersebut. “Semoga dapat dipertimbangkan oleh pihak Direksi yang RS-nya belum dilengkapi UMPO tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnnya, Direktur RSUD Margono Soekarjo di Purwokerto, Jawa Tengah, dokter Tri Kuncoro, menyatakan walau stok tabung oksigen hingga Minggu (27/06) masih mencukupi, dia mengaku masih was-was.
"Aman sekarang ini hitungannya bukan bulanan, tapi mingguan, bahkan hari," kataTri Kuncoro saat dihubungi wartawan Lilik Darmawan di Banyumas yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Tri Kuncoro mengungkapkan bahwa pemerintah pusat hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama produsen menyatakan telah menjamin ketercukupan tabung oksigen wilayah ini.
Hanya saja dia tetap was-was mengingat lonjakan kasus di wilayahnya.
"Cuma kan ya tentu harus deg-degan toh, karena pasiennya bertambah terus dan selalu membutuhkan oksigen," ungkap Tri Kuncoro.
Pasalnya kebutuhan tinggi pasokan oksigen itu tak semata dialami daerahnya. Tri Kuncoro sadar, wilayah lain pun mengalami kondisi serupa. Itu sebab ia mesti berbagi jatah dengan daerah lain.
Dia mengatakan bahwa peningkatan kebutuhan oksigen tersebut tak pelak mengakibatkan pasokan untuk rumah sakitnya berkurang sekitar 50 persen.
"Meski ada pengurangan jatah, tapi di Margono masih bisa, cuma ya kami pantau terus kebutuhan ini," pungkasnya. (Very)