INDONEWS.ID

  • Selasa, 31/08/2021 12:40 WIB
  • Filosofi Gus Dur: Jika Ada Konflik Antara Orang Besar dan Rakyat, Maka Rakyat Harus Dibela

  • Oleh :
    • very
 Filosofi Gus Dur: Jika Ada Konflik Antara Orang Besar dan Rakyat, Maka Rakyat Harus Dibela
Konflik Agraria. (Net/Ilustrasi)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Ada sebuah filosofi yang diterapkan pada saat pemerintahan Presiden Abudurrahman Wahid (Gus Dur) saat memerintah.

Baca juga : Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea

Gus Dur menerapkan prinsip bahwa jika terjadi konflik yang melibatkan “orang besar” dan “orang kecil” atau rakyat, maka yang harus dipilih yaitu rakyat.

Hal itu diungkapkan Mantan Menko Perekonomian pada era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli dalam akun Twitter pribadinya, @RamliRizal yang dipantau di Jakarta, Senin (30/8).

Baca juga : Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman

“Filosofi yang diterapkan Gus Dur kala itu adalah bila terjadi konflik antara orang besar dengan rakyat maka yang harus dibela adalah masyarakat,” ujarnya.

Hal itu, kata Rizal Ramli, perlu dilakukan agar para pejabat tidak terlibat dalam konflik kepentingan. Karena jika terlibat konflik kepentingan, maka rakyatlah yang selalu kalah dan menderita.

Baca juga : Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL

Karena itu, kata ekonom senior itu, dia sangat menyayangkan terjadinya konflik kepentingan antara investor dan masyarakat yang terjadi saat ini. Investor dianggap lebih penting di atas segalanya.

“Oknum-oknum penguasa dalam berbagai konflik terkesan selalu berpihak kepada investor, tidak ada keinginan melindungi rakyat dan memberikan keadilan kepada rakyatnya,” ujar Mantan Menko Kemaritiman itu.

Dia mencontohkan banyak konflik yang terjadi dalam kasus agraria di tanah air. Masyarakat selalu berada pada pihak yang dikorbankan ketika harus berhadapan dengan para pengusaha besar apalagi berhadapan dengan kepentingan negara yang mengutamakan pembangunan.

“Karena itu, dalam praktiknya, hak rakyat tidak akan diakui atau tanah terpaksa dijual dengan harga yang sangat murah dan tidak masuk akal,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas