INDONEWS.ID

  • Kamis, 16/09/2021 20:05 WIB
  • Masyarakat Jangan Terkotak-Kotak dalam Pergaulan Agama, Ras dan Etnis

  • Oleh :
    • very
Masyarakat Jangan Terkotak-Kotak dalam Pergaulan Agama, Ras dan Etnis
Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Tidak hanya berbeda suku, tapi juga ras, budaya dan agama. Semua keberagaman tersebut harus dimaknai sebagai anugerah Tuhan yang patut dijaga dan dipahami bahwa keberagaman yang ada ini merupakan sebuah keniscayaan, bukan persoalan.

”Dengan perbedaan yang beraneka ragam ini, masyarakat bangsa ini jangan sampai terkotak-kotak, baik dalam pergaulan agama, pergaulan ras atau etnis,” ujar Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM, di Jakarta, Kamis (16/9/2021).

Baca juga : Di Hari Kebangkitan Nasional, Lisa Rosanti Nasabah Mekaar Solok Siap Bangkitkan Produk Lokal Rajai Pasar Nasional

Ia menjelaskan, dalam trilogi persaudaraan di kenal dengan nama “ukhuwah wathaniyah” yang bermakna persaudaraan sebangsa, dimana terdapat perbedaan ras, suku, budaya dan agama bukanlah lagi menjadi tembok pemisah.

Menurutnya persaudaraan kebangsaan yang demikian ini harus didahulukan, mengingat hal ini sejalan dengan cita-cita para pendahulu bangsa yang ingin mempersatukan bangsa Indonesia.

Baca juga : Siswa SMK Tamansiswa 2 Jakarta Berhasil Ciptakan Mobil dan Motor Listrik

“Masyarakat Indonesia yang utamanya pada hari ini adalah para generasi muda harus diajarkan sedari dini tentang apa itu yang namanya persatuan dan bagaimana membela kepentingan bangsa diatas segalanya baik melalui pendidikan formal maupun informal,” ungkap Anwar.

Menurutnya, generasi muda pemegang estafet kepemimpinan bangsa kedepannya perlu didoktrinasi mengenai pentingnya nilai kebangsaan terutama pada usia produktif karena banyak berinteraksi dengan orang di sekitarnya sehingga akan memberikan pengaruh yang positif ke depannya.

Baca juga : Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea

“Bahkan dalam keluarga saja bisa ada perpecahan akibat perbedaan, lalu dalam pesta politik seperti pemilu dimana sangat terasa bahwa masyarakat kita pecah dan terkotak-kotak. Karena itu sangat perlu kita menanamkan nilai persatuan dan kebangsaan kepada anak-anak kita,” tuturnya.

Ia mengimbau kepada para tokoh baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat agar dapat menjadi contoh teladan bagi umat di dalam pergaulan melalui kepemimpinannya.

“Para tokoh agama dan masyarakat ini hendaknya bisa memberikan contoh yang baik dan menunjukkan bahwa kita ini satu bangsa, yang harus bersatu untuk kepentingan yang lebih besar yaitu mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa diatas perbedaan yang ada,” ungkapnya.

Selain keterlibatan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, menurutnya pemerintah juga harus mampu merajut kebersamaan secara adil kepada seluruh rakyatnya. Ini dimaksudkan  agar jangan sampai ada pihak yang merasa dianaktirikan dan luput dari perhatian yang nantinya bisa berujung pada tindak radikal dan terorisme akibat ketidakadilan tersebut.

“Jika pemerintah bisa berbuat adil dan secara proporsional kepada semua etnis, suku, dan agama maka saya kira masyarakat kita ini akan cerdas dan tidak mudah untuk terprovokasi apalagi terjebak dalam radikalisme,” ucap mantan anggota DPR RI periode 1997-2014 ini.

Menurutnya, pemerintah sangat berperan penting untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, bukan untuk golongan apalagi kepentingan kelompok. Karena jika pemerintah sudah mampu menunjukkan dan memberi contoh keadilan secara proporsional maka gejolak-gejolak negatif di tengah masyarakat kemungkinannya akan menjadi sangat kecil.

“Pada hakekatnya kalau berbicara tentang kepemimpinan itu adalah bagaimana bisa mensejahterakan orang yang dipimpinnya. Saya kira itu adalah kuncinya,” ujarnya. ***

 

Artikel Terkait
Di Hari Kebangkitan Nasional, Lisa Rosanti Nasabah Mekaar Solok Siap Bangkitkan Produk Lokal Rajai Pasar Nasional
Siswa SMK Tamansiswa 2 Jakarta Berhasil Ciptakan Mobil dan Motor Listrik
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Artikel Terkini
Di Hari Kebangkitan Nasional, Lisa Rosanti Nasabah Mekaar Solok Siap Bangkitkan Produk Lokal Rajai Pasar Nasional
Siswa SMK Tamansiswa 2 Jakarta Berhasil Ciptakan Mobil dan Motor Listrik
Beragam Momentum Perayaan Hari Ulang Tahun ke-66 Tahun Pemred Asri Hadi
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas