Jakarta, INDONEWS.ID - Kabar reshuffle susunan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Presiden Jokowi-Amin kembali mengemuka akhir-akhir ini usai Partai Amanat Nasional (PAN) masuk dalam koalisi.
Sejumlah nama dimunculkan. Salah satunya adalah nama Kepala BIN Budi Gunawan (BG). BG kabarnya bakal mengisi posisi sebagai Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam.
Menanggapi itu, Ketua DPP PKB, Daniel Johan mengatakan perombakan atau reshuffle kabinet ini sepenuhnya merupakan kewenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Masalah reshuffle sepenuhnya wewenang presiden, yang paham cocok apa tidak juga presiden," ujar Daniel kepada wartawan, Selasa (28/9).
Daniel menambahkan semua data calon termasuk kemampuan dan rekam jejak secara detail dipegang oleh Jokowi.
Menurut anggota DPR RI ini, yang penting tokoh yang akan ditunjuk bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
"Karena semua data calon termasuk kemanpuan dan track recordnya secara detail presiden yang punya, yang penting bisa menjalankan tupoksinya dengan baik dan mendapat respon positif dari masyarakat," ujar Daniel.
Bicara sosok BG sebagai kepala BIN, Daniel menilai jenderal polisi itu merupakan sosok yang misterius. Namun dia meyakini melihat rekam jejaknya, sosok BG cocok menjadi seorang Menko Polhukam.
"Secara kemampuan harusnya mumpuni," ucapnya.
Diberitakan, nama Kepala BIN Budi Gunawan (BG) masuk daftar calon menteri. BG diplot menjadi Menko Polhukam.
Sementara posisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dijabat oleh Jenderal Andika Perkasa yang saat ini menjabat Kasad. Nama Kasal Laksamana Yudho Margono tak ketinggalan. Dia didaulat menjadi Panglima TNI.
Seorang politikus parpol pemerintah mengaku juga sempat menerima pesan berantai tersebut. Namun hingga kini, tak ada yang tahun kapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan reshuffle.
Politikus lain di parpol pemerintah membocorkan, nama BG memang sedang ditimang menjadi Menko Polhukam. Sementara Mahfud MD, rencananya bakal digeser menjadi Menkum HAM.
"Infonya yang ganti Pak BG kalau bukan Andika, (Doni) Monardo," bisik sumber itu sembari menegaskan, peta reshuffle masih sangat mungkin berubah.