INDONEWS.ID

  • Kamis, 03/02/2022 21:17 WIB
  • Tentang JG, sang Sekrup Oligarki

  • Oleh :
    • indonews
Tentang JG, sang Sekrup Oligarki
Ilustrasi (Foto: Ist)

Oleh: Tri Wibowo Santoso

Opini, INDONEWS.ID - Jagad twitter Indonesia heboh. Rencana acara ekspedisi Indonesia Baru yang digawangi Dhandy Laksono dan Farid Gaban batal terjadi. Dhandy secara resmi melalui akun twitter-nya membatalkan rencana Ekspedisi Indonesia Baru. Ini terjadi setelah dalam beberapa hari terakhir, isu mempertanyakan akuntabilitas keuangan acara ekspedisi berkembang dengan adanya kasus pelecehan seksual.

Ceritanya seorang perempuan, melalui akun twitternya mengungkapkan, pernah mengalami pelecehan seksual di kantor majalah Geotimes beberapa tahun yang lalu. Farid Gaban, yang saat itu menjadi pemimpin redaksi Geotimes yang seharusnya melindungi korban, kabarnya malah memihak pelaku.

Institusi-institusi seperti Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) dan LBH Pers kabarnya sudah melakukan advokasi terhadap korban. Pelaku pelecehan seksualnya sendiri sudah tidak lagi bekerja di Geotimes. Begitupun Farid Gaban juga sudah lama tidak lagi bekerja di majalah Geotimes.

Namun ceritanya ternyata tidak selesai di sini. Ada akun twitter dengan nama @ramboetz yang berkomentar di sosial medianya:
“Fix. Ternyata peleceh seksual itu bekerja di media yg satu keluarga dgn CokroTV. Konon owner/pendirinya adalah mastermind Pe-Es-Ie.”

CokroTV sendiri secara luas dipersepsikan publik sebagai corong propaganda rezim Jokowi. Nama-nama buzzer papan atas seperti Deny Siregar, Ade Armando, dan Eko Kunthadi, kerap hadir dalam acara propaganda CokroTV ini.

Terlihat tugas CokroTV adalah melakukan glorifikasi terhadap kebijakan-kebijakan Jokowi, menyerang karakter pribadi oposisi, memprovokasi dengan isu-isu phobia terhadap agama tertentu, dan menangkis serangan- serangan terhadap Jokowi dan (bahkan) keluarganya.

Seperti belum lama ini contohnya, CokroTV dengan pembawa acara Ade Armando berusaha menangkis tudingan publik yang mempertanyakan sumber dana Kaesang Pangarep melakukan pembelian saham Rp92 miliar.

Ade Armando, seperti juru bicara keluarga Jokowi, menyampaikan bahwa perusahaan yang memberikan uang untuk Kaesang tersebut bernama Walker Strategic Investment Inc yang berbasis di Singapura.

Setelah kami coba telusuri secara seksama, ternyata nama perusahaan yang memberi dana kepada Kaesang Pangarep tersebut tidak terdaftar secara resmi di otoritas Singapura. Dan di salah satu website perusahaan tersebut ternyata memiliki beberapa nomor identitas.

Setelah menggali, justru malah menambah kecurigaan kami tentang status perusahaan ini. Selengkapnya bisa dilihat dalam tulisan saya sebelum ini (link:
https://www.harianaceh.co.id/2021/12/23/jadi-walker-strategic-investment-itu-perusahaan- apa/2/)

Kembali ke soal Geotimes dan CokroTV. Benar bahwa Geotimes dan CokroTV berhubungan. Keduanya berada dalam satu grup yang sama dengan CokroTV, bernama Geomedia Group. Geomedia Group sendiri terdaftar atas nama PT Indonesia Milik Kita.

Berdasarkan penelusuran kami melalui website Dirjen AHU Kemenkumham, PT Indonesia Milik Kita tercatat berdiri pada tahun 2013 dengan pemilik saham terbesar (99%) saat itu adalah Jefrie Geovanie, atau lebih dikenal di kalangan tertentu dengan inisial JG.

Belakangan pada 2015, dalam akta perubahan PT Indonesia Milik Kita, JG keluar dari kepemilikan saham di perusahaan ini. Saham miliknya dibagi kepada para pendiri yang lain. Meskipun sudah keluar dari pemilik, semua juga paham bahwa JG masih mengendalikan Geotimes. Perlu diketahui, penggunaan kata Geo dalam Geotimes dan Geomedia adalah berasal dari nama Geovani.

Siapakah Jeffrie Geovanie atau JG ini? Berdasarkan penelusuran di suatu media online (link: https://www.law justice.co/artikel/38587/membedah-isi-jeroan-partai-solidaritas-indonesia/) JG adalah pengusaha media dan lembaga survey, kerap berganti-ganti partai politik, dari PAN, Golkar, Nasdem, Perindo, hingga kini Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut media tersebut: JG juga adalah pemilik konsultan survey dan politik Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC} yang menempatkan Ketua Umum PSI, Grace Natali sebagai Direktur Eksekutif SMRC. Jadi sebenarnya sederhana saja, Grace adalah pegawai atau buruh JG di SMRC.

JG juga menempatkan pegawainya Fenty Novarita sebagai Sekretaris Mahkamah Partai PSI. Fenty merupakan pegawai Jefry untuk mengelola majalah Historia, miliknya. Tidak cukup hanya itu, JG juga menempatkan pegawainya Lila Zuhara sebagai Wakil
Bendahara PSI. Lila Zuhara ini juga mengelola majalah yang dimiliki JG.”

Jadi JG punya partai politik, punya media, dan punya Lembaga survey (SMRC). Selain SMRC, JG juga merupakan Board of Advisor dari CSIS, Lembaga think tank yang juga mengeluarkan survey politik. Baik SMRC maupun CSIS, berdasarkan penelusuran kami, adalah termasuk bagian dari “PollsterRp”, alias polling pesanan yang dimanipulasi hasilnya sesuai keinginan pemesannya.

Contohnya adalah dalam hal “Jokowi Effect” pada Pemilu 2014 dan Pilkada 2017 yang mengalahkan Ahok. Demi Jokowi dan Ahok, PollsterRp tega memanipulasi hasil survey hingga hasilnya menyimpang jauh berkali-kali margin error.

Tulisan kami tentang PollsterRp ada di link berikut: https://publika.rmol.id/read/2021/11/25/512929/jangan-percaya- pollsterrp).

Dalam suatu media online (law-justice.co), disebutkan JG juga menghimpun dana para taipan untuk operasi politiknya. Kedekatannya dengan Sunny Tanuwidjaya, pengurus PSI yang
pernah disebut dalam OTT oleh KPK (kasus suap reklamasi yang menjerat anggota DPRD DKI Jakarta Sanusi), menghubungkan JG dengan grup taipan reklamasi Teluk Jakarta (Agung Sedayu dan Agung Podomoro) dan grup bisnis yang bermasalah dalam kasus
pembakaran hutan (Sinar Mas, Sunny adalah kerabat Eka Tjipta Widjaya).

Artinya sebagai operator politik, JG sudah sangat lengkap. Selain parpol, media, dan Lembaga survey, JG juga memiliki akses ke sumber dana dari para taipan yang bisnisnya bermasalah.

Sehingga bisa dikatakan juga, dalam sistem oligarki politik yang berjalan saat ini, JG merupakan salah satu sekrup yang utama. Ya, JG adalah sekrup oligarki. JG memastikan boneka oligarki bisa naik dan bertahan hingga sekarang.

Tak peduli betapa kerusakan yang timbul akibat oligarki: lingkungan rusak dan masyarakat yang terbelah, media-media milik JG akan diorkestrakan untuk melindungi system oligarki. Lembaga-lembaga polling milik JG akan terus memunculkan boneka (baca: capres) yang paling cocok untuk melanjutkan sistem oligarki di Indonesia.

Kembali pada masalah pelecehan seksual yang terjadi di Geotimes. Meskipun Geotimes sudah memberikan pernyataan resmi, tapi kami punya pertanyaan: apakah akan bersikap adil? Jangan-jangan ini sudah sistemik di situ? Karena JG sendiri, sang sekrup oligarki, ternyata juga tertangkap basah merupakan lingkaran (circle) di twitter dari pelaku kekerasan seksual yang lain, yaitu Sitok Srengenge (baca: https://www.kompasiana.com/kastratbemfibui/562e24a1349773030a7ee685/kajian-kasus-kekerasan-seksual-oleh-sitok-srengenge?page=all&page_images=1).

JG memang sudah tidak aktif di twitter sejak tahun 2013. Tapi masih tersimpan rekaman twitnya yang meretweet tweet Sitok Srengenge tahun 2012.*

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
The International Awards 2024, Pj Bupati Maybrat Dapat Penghargaan dari Seven Media Asia
Pj Sekretaris Daerah kabupaten Maybrat Turut Kunjungi Kampung Ayata dan Aisa
Gunungapi Ibu AWAS, Desa Sangaji Nyeku Diminta Dikosongkan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas