Jakarta, INDONEWS.ID - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah berdampak pada perubahan tatanan politik baru dunia.
Hal tersebut, katanya, yaitu berupa munculnya beberapa kebijakan baru yang bukan tidak mungkin bisa berdampak pada ketahanan nasional sebuah negara dalam jangka panjang.
"Pandemi yang terjadi dalam jangka panjang akan berdampak pada ketahanan nasional sebuah negara," kata Andi dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wagub Lemhannas Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah dalam acara Orasi Ilmiah dan Peluncuran Buku dalam rangkaian HUT Ke-57 Lemhannas di Gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis (19/5).
Dalam acara itu, Andi mengambil tema "Transformasi Lemhannas RI: Ketahanan Nasional Era Geopolitik 5.0".
Pandemi juga, katanya, telah memaksa banyak pihak untuk mengalibrasi hubungan internasionalnya. Namun, pada saat yang sama dengan semakin besarnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiadaan interaksi fisik cenderung mendisrupsi cara hidup, termasuk geopolitik suatu negara.
Karena itu, kata Andi, respons kepemimpinan yang solid dengan visi yang jelas sangat perlu untuk mengambil peluang agar bisa melewati krisis setelah pandemi ini untuk bergerak menuju transformasi geopolitik 5.0.
“Dengan bergulirnya revolusi 5.0, menuntut negara-negara di dunia untuk bergerak dengan lebih cepat, mampu beradaptasi, dan mengintegrasikan diri secara utuh dengan transformasi digital,” katanya.
Selain itu, katanya, ikut menciptakan masyarakat yang lebih baik, optimistis, dan mempertahankan eksistensi agar dapat menciptakan negara maju serta berkembang. Karena itu, kata Andi, kita harus pandai membaca peta baru pada era pandemi COVID-19 ini untuk kepentingan nasional.
Di samping itu, katanya, melakukan lompatan kuantum (quantum leap), lompatan jauh ke depan, melakukan akselerasi transformasi digital, dan kebijakan yang mengatasi kesenjangan digital sehingga mengakomodasi semua masyarakat dan kepentingan layanan publik menuju masyarakat 5.0.
Karena itu, katanya, Lemhannas sebagai organisasi yang menganut manajemen modern sudah semestinya mengembangkan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional menuju Era Geopolitik 5.0. Untuk itu, perlu kepemimpinan ideal dalam menyongsong kehidupan pada Era Geopolitik 5.0 tersebut.
Menurut Andi, kepemimpinan negara yang ideal adalah kepemimpinan yang mencerminkan humanisme universal yang memperjuangkan segala hak rakyatnya, demokrasi, dan keadilan sosial.
Dengan adanya kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional, dia berharap Indonesia memiliki visi bersama untuk sama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih baik pada tahun 2045.
Andi menambahkan orasi ilmiah tersebut sangat relevan dengan perkembangan lingkungan strategis saat ini. Hal itu ditandai dengan adanya persaingan yang makin ketat disertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin maju.
"Mau tidak mau menuntut sebuah negara untuk beradaptasi sesuai dengan tuntutan zamannya," kata Andi seperti dikutip Antara.
Lemhannas diharapkan mampu melahirkan ide-ide segar dan pemikiran yang strategis dalam membangun negeri guna terciptanya Indonesia emas yang maju, berdaya saing, adil, dan sejahtera. ***