INDONEWS.ID

  • Sabtu, 06/08/2022 10:30 WIB
  • Sesjen Wantannas ke PT Dahana, Tinjau Kesiapan Kemandirian Industri Pertahanan

  • Oleh :
    • luska
Sesjen Wantannas ke PT Dahana, Tinjau Kesiapan Kemandirian Industri Pertahanan

Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam rangka meninjau kesiapan industri pertahanan guna mendukung kemandirian khususnya Alpalhankam, Sekertaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas RI) Laksdya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., M.Tr.(Opsla)  bersama Tim melaksanakan kunjungan ke kawasan Energetic Material Center PT DAHANA (Persero) di Subang, Jawa barat pada Jumat, (5/8) 

Rombongan Wantannas RI diterima langsung Direktur Utama DAHANA Wildan Widamar yang didampingi  Direktur Teknologi & Pengembangan.

Baca juga : TNI AL Terus Kuatkan Peran Masyarakat Kawasan Perbatasan

Dirut Wildan dalam paparannya menyampaikan bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan  PT.DAHANA terkait Fasilitas dan kemampuan serta produk yang dihasilkan seperti roket R-HAN 450 roket R-HAN 122B dan BOM P-100L, P-250L, P-500L yang dikerjakan bekerjasama dengan BUMN dan BUMS, PT.DAHANA fokus pada bagian propelan sebagai bahan peledak dan pendorong.

Propelan  karya PT DAHANA  merupakan bahan pendorong peluru atau roket, yang menjadi komponen utama munisi bagi kebutuhan Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB), maupun bahan bakar roket. Selama ini masih belum memilliki kemandirian atau dapat dikatakan kebutuhan di dalam negeri  masih diimpor dari Luar Negeri, sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo. Dengan kondisi tersebut maka pembangunan Industri propelan menjadi salah satu dari 7 Program Unggulan Nasional yang harus segera dibangun untuk mewujudkan kemandirian Industri Pertahanan. 

Baca juga : Semarakkan Sail Cendrawasih, Angkatan Laut Bhakti Sosial di Biak

Salah satu bentuk keberhasilan perusahaan ini adalah telah 5 kali ekspor, dengan kapasitas 250 Ton Megadrive Cartridge Emulsion 32mm x 700mm pada  setiap pengirimannya, ke Johnex Explosives di Australia dimana hal tersebut dihasilkan dari keunggulan persaingannya dengan negara negara pabrikan bahan peledak lainnya.

Pada saat  sesi diskusi tanya jawab  muncul hal menarik terkait project nasional lainnya yaitu pembuatan propelan diantaranya pembangunan pabrik bahan baku dan  fasilitas pendukung di dahana yang telah dibangun oleh Kemhan RI seperti pabrik nitrogliserin,  denitration unit,  acid plant  (nacsac) serta fasilitas pendukung industri propelan seperti gardu trafo listrik, water treatment plant, laboratorium dan fasilitas uji balistik serta utilitas lainnya terlihat dalam keadaan terawat namun belum difungsikan sejak selesai dibangun tahun 2019 karena menunggu pembangunan pabrik spherical powder belum terwujud.

Baca juga : TNI AL Kirim Delegasi Ikuti Kongres FDI Section of Defense Forces Dental Service di Sydney Australia

Menanggapi hasil diskusi saat kunjungan, Sesjen Wantannas, antara lain menyampaikan dengan mengutip pernyataan  Bung Karno  berkaitan tentang pengajaran berdikari, bahwa kemandirian industri pertahanan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri. Menurutnya, industri yang kuat diharapkan mampu memberikan multiplier effect baik terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bagi bangsa Indonesia.

PT DAHANA dapat meningkatan nilai TKDN Detonator dari 14% menjadi 50%, Menjadi industri energetic materials terunggul di kawasan Asia Tenggara, memiliki produk yang mampu bersaing diluar negeri namun ironisnya data impor bahan peledak masih sangat tinggi khususnya yang digunakan perusahaan perusahaan pertambangan (Mining) di indonesia. Kebutuhan peralatan tersebut dapat dihitung berapa kebutuhan bahan peledak dalam negeri dan berapa kemampuan PT.DAHANA memproduksi, khusus untuk propelan.

Pada kesempatan ini, Sesjen menegaskan bahwa Indonesia harus segera mandiri berkaitan propelan karena itu merupakan bahan baku utama atau kritis untuk munisi. 

Sesjen menambahkan bahwa  secara geografis PT.DAHANA banyak memiliki keunggulan memiliki lahan luas, dekat dengan akses tol, bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban serta dekat sumber bahan baku pendukung untuk itu hal dasar yang dibutuhkan adalah komitmen, konsistensi dan persistensi dari semua pemangku kepentingan agar roadmap menuju kemandirian dapat tercapai. (Lka)

 

Artikel Terkait
TNI AL Terus Kuatkan Peran Masyarakat Kawasan Perbatasan
Semarakkan Sail Cendrawasih, Angkatan Laut Bhakti Sosial di Biak
TNI AL Kirim Delegasi Ikuti Kongres FDI Section of Defense Forces Dental Service di Sydney Australia
Artikel Terkini
Ke Perbatasan Papua, BNPP Pastikan Pembangunan Infrastruktur Berjalan
Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel
DJP Jaksel II Resmikan Tax Center STIH IBLAM
Prof Tjandra: Lima Komponen Penting Pengendalian Malaria
Pimpin Peringatan Hari Otonomi Daerah, Mendagri Tekankan soal Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas