INDONEWS.ID

  • Selasa, 23/08/2022 20:40 WIB
  • Pertumbuhan Ekonomi 2023 Dipatok 5,3 Persen, Sultan: Realistis Jika Subsidi Energi Dipertahankan

  • Oleh :
    • Mancik
Pertumbuhan Ekonomi 2023 Dipatok 5,3 Persen, Sultan: Realistis Jika Subsidi Energi Dipertahankan
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin.(Foto:Dok.DPD RI)

INDONEWS.ID - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dalam nota keuangan tahun depan 2023 yang dipatok s sebesar 5,3 Persen cukup realistis jika memenuhi beberapa syarat kebijakan fiskal.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang penuh dengan optimisme tentu dibutuhkan bagi pemerintah dalam melewati masa-masa sulit yang diramalkan sebagai tahun kegelapan pada 2023 nanti.

Baca juga : Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024

Namun saya kira untuk mencapai target pertumbuhan yang bisa disebut ambisius tersebut Pemerintah harus juga bersedia untuk boros dalam memberikan subsidi energi sekaligus bantuan sosial kepada masyarakat", ungkap Sultan melalui keterangan resminya pada Selasa (23/08).

Menurut anggota Komite IV DPD RI itu, memastikan pendapatan dan daya beli masyarakat yang terjaga menjadi kunci bagi ketahanan ekonomi nasional di tengah ancaman stagflasi ekonomi global.

Baca juga : Sambangi Menko Airlangga, Tony Blair Optimis Kawasan Asia Tenggara Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Artinya, Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut hanya akan tercapai Jika Era kegelapan ekonomi global tidak akan benar-benar memengaruhi ekonomi Indonesia secara fundamental.

"Sayangnya, hingga saat ini fundamental ekonomi Indonesia masih didominasi oleh konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah. Bahwa akan terjadi shifting sumber pertumbuhan ekonomi dari konsumsi ke industri dan produktivitas hilirisasi, tentu itu akan membutuhkan waktu dan dukungan ekonomi global yang juga stabil", tegasnya.

Baca juga : Menko Airlangga: Digitalisasi Menjadi Salah Satu Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Bagi Ketahanan Ekonomi Mendatang

Selanjutnya, Sultan menerangkan bahwa selain berakhirnya era windfall profit komoditas, tantangan krisis geopolitik antara Rusia dan Negara-negara NATO, juga antara China dan Taiwan akan signifikan mempengaruhi kinerja ekonomi nasional. Taiwan dan China sama-sama memiliki kontribusi share ekspor dan investasi yang besar bagi perdagangan Indonesia.

"Kami ingin Semua variabel makro dan geopolitik ini benar-benar diperhatikan oleh pemerintah agar tidak salah dalam menetapkan kebijakan fiskal yang rentan mempengaruhi daya beli masyarakat. Karena daya beli dan inflasi memiliki dampak yang luas, termasuk berdampak terhadap penerimaan pajak", tutupnya.

Diketahui, Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 bisa mencapai 5,3% yoy. Target pertumbuhan tersebut masih cukup optimistis, mengingat saat ini masih ada ketidakpastian global yang membayang dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri.*

Artikel Terkait
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Sambangi Menko Airlangga, Tony Blair Optimis Kawasan Asia Tenggara Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Menko Airlangga: Digitalisasi Menjadi Salah Satu Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Bagi Ketahanan Ekonomi Mendatang
Artikel Terkini
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Perkuat Binwas Pemerintahan Daerah, Mendagri Harap Penjabat Kepala Daerah dari Kemendagri Perbanyak Pengalaman
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas