INDONEWS.ID

  • Rabu, 24/08/2022 06:43 WIB
  • Generasi Muda Harus Miliki Ketahanan Ideologi untuk Indonesia Emas 2045

  • Oleh :
    • very
Generasi Muda Harus Miliki Ketahanan Ideologi untuk Indonesia Emas 2045
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat membuka kegiatan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Provinsi Sulawesi Selatan, di Makassar, Selasa (23/8/2022) petang. (Foto: Ist)

 

Makassar, INDONEWS.ID  Bonus demografi besar akan dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Hal itu harus kita raih demi mencapai Indonesia Emas 2045. Untuk itu generasi muda Indonesia harus siap dalam menghadapi segala macam ancaman, termasuk ancaman dari paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.  Karena itu, dibutuhkan ketahan ideologi.

Baca juga : Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA

Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid saat membuka kegiatan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Provinsi Sulawesi Selatan, di Makassar, Selasa (23/8/2022) petang.

“Indonesia emas 2045, dimana anak-anakku semua ini yang akan mewujudkannya. Dan program ini hanya bisa tercapai jika ketahanan nasional kita itu tangguh, kuat dan ulet. Oleh karena itu kalian semua nantinya harus kuat menghadapi segala macam bentuk ancaman dari dalam maupun dari luar. Untuk itu yang diperlukan buat adik-adik sekarang ini adalah ketahanan ideologi,” ungkap Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid.

Baca juga : Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global

Lebih lanjut Nurwahid menjelaskan, ancaman ideologi yang dihadapi salah satunya adalah ancaman ideologi radikalisme. Ideologi atau paham radikalisme adalah paham yang digunakan dengan mendistorsi agama yang digunakan kelompok-kelompok tertentu demi tujuan politik mereka.

“Radikalisme adalah ideologi atau paham yang dibangun dengan mendistorsi agama, memanipulasi agama, dengan tujuan politik kekuasaan yang tujuan akhirnya mendirikan negara agama versi meraka, dengan ideologi khilafah menurut versi mereka,” ungkap alumni Akpol tahun 1989 ini.

Baca juga : Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia

Lebih lanjut mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Ant Teror Polri ini menjelaskan, penyebaran ideologi atau paham radikal ini ibarat seperti virus, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan perselisihan dalam masyarakat.

“Mereka menebar virus-virus fitnah ideologi, fitnah bagi agama, yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama. Mereka juga mengadu domba antar umat beragama, menimbulkan fobia terhadap umat beragama, yang mana kalau dibiarkan akan menimbulkan konflik. Virusnya apa saja? Mereka juga suka mengkafirkan orang lain, terkena virus takfiri, orangnya menjadi ekslusif, menjadi intoleran, virus-virus inilah yang disebarkan,” ungkapnya.

Oleh karena itu Nurwahid pun menekankan jiwa sebagai generasi muda harus tetap kuat dalam menahan segala macam tantangan ideologi, sehingga bisa terus berada di ‘jalan tengah’ sehingga bisa menggapai impian Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang.

“Kita harus kuat berada ditengah. Jangan terbawa ke kiri dan jangan juga terbawa ke kanan. Esensi baik ideologi kanan kita ambil, esensi ideologi kiri kita ambil. Kita ambil jalan tengah, itulah Pancasila,” ujarnya.

Dirinya mengatakan  peran Duta Damai Dunia Maya yang diikuti generasi muda, pegiat media sosial sangat vital. Hal tersebut dikarenakan radikalisasi yang dilakukan kelompok radikal itu sangat signifikan menggunakan media, terutama media sosial, sehingga perlu kita lakukan kontra-kontra, baik itu kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi.

“Karena memang generasi muda ini menurut data survey yang kita miliki bahwa dominasi terhadap kelompok yang tergabung dalam indeks potensi radikal ini dominan pada generasi muda,  terutama generasi milenial. Makanya Duta Damai ini sagat vital dan signifikan untuk kita libatkan dalam menglorifikasi tentang perdamaian, persatuan cinta tanah air, maupun nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Untuk itu kepada para generasi muda anggota Duta Damai Dunia Maya, mantan Kapolres Jembrana ini meminta agar Duta Damai harus bertindak militan untuk menjadi buzzer dalam melawan segala ujaran kebencian, hoax dan adu domba.

“Jadilah buzzer yang dapat menebar perdamaian, menggelorakan konsensus-konsensus nasional. Karena dengan itu negara kita bisa menggapai Indonesia Emas 2045. Ditangan kalianlah bangsa ini akan maju” katanya mengakhiri.

Seperti diketahui Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Sulawesi Selatan ini diikuti sebanyak 60 peserta memiliki keahlian di bidang IT, Blogger, dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Selama empat hari kedepan mereka akan digembleng oleh tim mentor dari Pusat Media Damai (PMD) BNPT dengan dibekali pengetahuan terkait narasi-narasi perdamaian, sehingga nantinya mereka bisa menghasilkan produk-produk yang bisa mereka sebarkan melalui dunia maya.

Nantinya ke-56 duta damai yang baru ini akan bergabung dengan empat anggota duta damai dunia maya Sulawesi Selatan yang sudah ada sebelumnya untuk berperan aktif menyebarkan perdamaian sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme di kalangan generasi muda mealui dunia maya dan juga dunia nyata.

Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut yakni Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko, Kasi Media Literasi Rizky Adianhar dan staf PMD lainnya dan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Selatan Dr. KH Muammar Bakry, Lc, MA. ***

Artikel Terkait
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
Artikel Terkini
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas