INDONEWS.ID

  • Selasa, 23/05/2017 17:00 WIB
  • Radikalisme Ancam Persatuan Bangsa

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Radikalisme Ancam Persatuan Bangsa
Oleh : Masdarsada *) INDONEWS.ID - Gerakan radikalisme muncul dimana-mana. Hampir di semua negara mengalami gangguan dari gerakan-gerakan radikal baik mengatasnamakan suku, ras, ataupun yang lagi berkembang dengan menggunakan simbol agama. Dengan mengatasnamakan agama, diharapkan muncul simpati keagamaan baik secara lokal, nasional maupun internasional. Harapannya, solidaritas sosial keagamaan berkembang dan mereka yang simpati itu turut berpartisipasi dalam memperjuangkan keyakinan-keyakinan agama tersebut. Persoalannya, gerakan radikalisme keagamaan yang berkembang saat ini membawa simbol-simbol agama tertentu khususnya agama Islam. Hal ini membawa persepsi publik atas definisi radikalisme. Alhasil, pengertian radikalisme menjadi bias dan selalu diidentikan dengan aktivitas yang melibatkan kalangan Muslim. Kalangan Muslim yang militan disebut sebagai “ekstrimis Islam atau “Islam Radikal” atau “Islam Fundamentalis”. Padahal radikalisme sendiri tidak ada dalam sejarah Islam, karena Islam tidak menggunakan radikalisme untuk berinteraksi dengan dunia lain. Nabi SAW selalu mengajarkan umatnya untuk bersikap lemah lembut Keberadaan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) menjadi penguat atas penyalahgunaan agama Islam untuk kepentingan tertentu. NISS menjadi simbol bahwa terorisme yang muncul beberapa dekade ini dilatar belakangi oleh kepentingan agama untuk menarik simpati masyarakat Internasional, khususnya bagi warga muslim. Penggunaan tindakan kekerasan untuk memperjuangkan agama yang dilakukan oleh NIIS justru memperluas perlawanan. Negara-negara Eropa dan dunia, termasuk Indonesia mengecam berbagai tindakan NIIS terhadap kaum non-muslim dan serangan bom yang dilakukannya. Namun, yang patut menjadi perhatian, meski menjadi ‘musuh bersama’ negara-negara dunia, NIIS masih mampu mencari simpati atau melakukan rekrutmen terhadap  kaum-kaum muda Anzar Abdullah mengindikasikan bahwa gerakan radikalisme di era kontemporer ini khususnya radikalisme Islam dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, pengaruh dari sekularisme masyarakat Barat yang memisahkan agama dan politik, gereja, dan masjid dari Negara. Kesuksesan ini dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, karena dapat mengancam Islam sebagai agama yang tidak hanya mengurusi persoalan akhirat saja, tetapi sekaligus duniawi. Kedua, banyak umat Islam yang menginginkan agar masyarakat mereka diperintah sesuai dengan Al-Qur’an dan Syari’at Islam sebagai aturan bernegara. Kedua faktor inilah yang kemudian diusung sebagai gagasan politik dari kelompok radikalisme. Gagasan politik dan gagasan kehidupan bernegara yang tidak sesuai dengan garis kebijakan suatu negara inilah yang memicu potensi perpecahan. Dengan gagasan tersebut, kelompok radikalisme mulai membangun komunitas, melakukan rekrutmen, mengeksplorasi wacana, dan yang patut diwaspadai adalah ikut dalam momentum-momentum politik baik dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah, agar nanti bisa mendapatkan dukungan. Ekstremnya, bila perlu melakukan tindakan kekerasan sebagai wujud eksistensinya. Pancasila Solusinya Pengamat sosial budaya dan keagamaan, Azyumardi Azra mengatakan bahwa radikalisme di Indonesia sangat tidak cocok dengan kondisi kultural rakyat. Bangsa Indonesia justru menempatkan agama pada posisi tinggi yakni pada sila pertama yang tertuang dalam Pancasila. Dengan menempatkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sama artinya bangsa ini mengakui dan mengamini keberadaan agama sebagai hal yang utama. Namun, jangan dilupakan juga bahwa ada nilai-nilai keberagaman yang diakomodir untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, semua telah terangkum dalam Pancasila. Pancasila bisa menjadi solusi untuk mengatasi radikalisme jika Pancasila jangan hanya ditulis dan dibicarakan tapi harus dipraktekkan. Masalah keadilan sosial dalam sila kelimanya menjadi sangat penting karena keadilan yang akan menjamin rasa kebersatuan kita, dan modalnya yaitu hati yang bersih. Kita mengukuhkan Pancasila, tetapi jangan juga menjadi ancaman bagi yang dituduh anti Pancasila. Islam jangan jadi ancaman bagi orang lain, begitu juga agama lain, tetapi agama harus memberikan sumbangan bagi bangsa. Disamping itu, era Sosmed untuk sosialiasi terkait ajaran Pancasila dan organisasi mahasiswa jangan dikuasai satu kelompok. Melalui gerakan bela negara adalah salah satu Organisasi yang berbadan Hukum, yang salah satunya merupakan gerakan moral intelektual seperti pendidikan karakter Pancasila. Pendidikan itu merupakan budi pekerti untuk menumbuh kembangkan anak, yang menjadikan anak berkarakter yang jujur dan berakhlak mulia. Agar kita dapat memahami 4 pilar kebangsaan, untuk memahami 4 pilar kebangsaan kita harus memahami Pancasila secara utuh dan yang paling utama adalah karakter. Ideologi Pancasila dapat mempersatukan kebhinekaan dan saling toleransi dengan menghormati antar umat beragama, bahkan kerukunan umat beragama di Indonesia. Pandangan keberagaman dan perbedaan keyakinan masyarakat, ajaran agama Islam sangat toleransi karena sudah dijelaskan dalam Al-Quran, yaitu "lakum dinukum waliyadin". Oleh karena itu, masyarakat jika memahami Pancasila secara benar maka dapat memiliki semangat toleransi antar umat beragama dan mencegah melakukan tindakan radikal. Keyakinan yang dianut masyarakat Indonesia antara lain Islam, Kristen, Khatolik, Budha dan Konghucu, selain itu terdapat masyarakat Baduy yang memeluk agama kepercayaan Sunda Wiwitan, di Kabupaten Lebak, Banten juga harus dihormati. Last but not least, apabila kita gagal mengelola kemajemukan maka ancaman disintegrasi ada di depan mata. Sebenarnya, musuh kita adalah kapitalisme, korupsi, bukan perbedaan agama maupun suku. *) Pengamat masalah kebangsaan dari LSISI, Jakarta.
Artikel Terkait
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD
Artikel Terkini
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas