Jakarta, INDONEWS.ID - Elizabeth Truss diangkat menjadi Perdana Menteri Inggris setelah PM lama Boris Johnson undur diri.
Partai konservatif mengamanatkan dia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pajak rendah dan mengatasi kebutuhan energi. Di tengah benua biru yang tengah babak belur kena imbas perang Ukraina vs Rusia.
Liz Truss mulai sempoyongan ketika ditinggalkan Mendagri sekaligus sahabatnya Suella Braverma. Padahal Truss baru saja memecat Kwasi Kwarteng menteri keuangan Inggris.
Inflasi bulan September kemarin di Inggris sudah melewati angka 10% bukan karena sekarang Charles sudah jadi raja gantikan ibunya.
Harga pangan melonjak titik tertinggi dalam 42 tahun terakhir. Tetapi Truss ngotot memperoleh gas serpih melalui metode fracking, teknologi hidrolika patahan.
Keinginan Bu PM ini yang memancing perdebatan keras di parlemen dan partai konservatif tempat Truss bernaung gusar.
Benar kata presiden Jokowi, hati-hati dengan pangan dan energi. Padahal Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Brussels Belgia sebentar lagi.
PM Irlandia, Michel Martin berharap Inggris punya PM baru. Stabilitas politik dan keuangan uni Eropa serta krisis energi, efek dari Ukraina-Rusia membuat Eropa hari-hari ini kalang kabut.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron dengan bijak menegaskan dia tidak mau mencampuri urusan domestik Inggris. Paris menginginkan Inggris stabil kembali.*(Zaenal).