INDONEWS.ID

  • Minggu, 30/10/2022 10:04 WIB
  • Disaksikan Anggota DPR, Para Legenda Balap Bahagia "Cambuk" Siswa SMKS Bina Mandiri

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Disaksikan Anggota DPR, Para Legenda Balap Bahagia "Cambuk" Siswa SMKS Bina Mandiri
Para legenda balap nasional berfoto bersama siswa siswi dan guru serta staf SMKS Bina Mandiri Nggorang, Labuan Bajo, Manggarai Barat

Jakarta, INDONEWS.ID - Perjalanan para legenda balap Indonesia dalam touring "Jelajah Flores 1001 Tikungan" untuk Tour de Flores Heritahe telah mendekati titik akhir. Para riders yang melakukan touring menjelajahi Pulau Flores selama 24-31 Oktober tiba di Labuan Bajo pada (29/10).

Labuan Bajo merupakan Etape akhir dari lima (5) Etape dengan titik start kota Ruteng, Ibukota Manggarai. Jarak yang ditempuh untuk etape kelima ini mencapai 140 km atau 4 jam perjalanan.

Baca juga : Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta

Sebelum memasuki kota wisata super premium Labuan Bajo, para riders berkempatan mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Bina Mandiri, Nggorang Labuan Bajo.

Menariknya, sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah kejuruan di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur-red) yang khusus menyediakan program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga serta Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

Baca juga : PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital

Namun semenjak pemerintah pusat menetapkan Labuan Bajo sebagai Kota Wisata Super Premium, bahkan kawasan Golo Mori Labuan Bajo terus dikembangkan menjadi kawasan pariwisata dunia, sekolah ini kembali membuka program baru yakni Usaha Perjalan Wisata.



Perjalanan menuju SMKS Bina Mandiri yang berjarak 500-700 meter dari Jalan Trans Flores sungguh menguji adrenalin para rider. Pasalnya, kondisi infranstruktur jalannya masih sangat memprihatinkan. Hampir 150-200 meter jalan yang dilintasi berlubang dan berlumpur.

Baca juga : Dianggap "Lahan Tak Bertuan", Sekolah Sering Jadi Tempat Penyemaian Ideologi Radikal

Bagi para rider, kondisi ini tentu merupakan ajang uji nyali. Namun berbanding terbalik dengan pengalaman ratusan murid yang melintasi jalan ini setiap hari pergi dan pulang.

Jembatan penghubung juga terlihat belum rampung dikerjakan. Seluruh stakeholder terkait diharapkan segera memberikan perhatian berupa perbaikan jalan yang menghantarkan para generasi penerus bangsa ini pada masa depan mereka.

Ditambah lagi, persis di dekat halaman sekolah ini, terdapat sebuah spot wisata baru yang sungguh menarik baik dari sisi site maupun jejak historisnya, yakni Bukit Sampang Alak.

Di Bukit Sampang Alak ini, terdapat sebuah batu yang menyerupai sampan atau perahu kecil. Bukit ini memiliki nilai historis yang kuat di kalangan masyarakat sekitar.

"Dulunya, spot ini menjadi tempat bagi hulubalang atau pemimpin pasukan untuk memberi pengumuman bahwa air laut tengah pasang atau surut. Jika pasang, maka semua penghuni atau penduduk mencari perlindungan ke tempat yang lebih tinggi. Dan ketika air laut surut, maka semua penduduk boleh kembali ke rumah masing-masing," katanya.

Legenda Balap Ikut Mencambuk Suguhan Budaya Khas Manggarai

Setibanya di SMKS Bina Mandiri, para legenda balap yang populer karena kerap memenangkan kompetisi nasional hingga internasional pada era 80an hingga 90an ini disuguhkan dengan budaya khas Manggarai oleh para siswa-siswi.

Acara diawali dengan pengalungan selendang songket dengan motif khas Manggarai kepada pimpinan rombongan Rio Suwarno dan Anngota DPR RI Dr. Andreas Hugo Parera.

Setelah acara pengalungan sebagai simbol peneriman tamu dalam budaya Manggarai, dilanjutkan dengan pentas tarian "Tiba Meka" atau penyambutan tamu yang dibawakan oleh 6 orang siswi SMKS Bina Mandiri diketuai oleh Evra di bawah pimpinan ibu Rolin, salah satu staf pengajar di sekolah itu.

Berikutnya, para Legend Riders dan rombongan disuguhi minuman lokal yakni kopi Flores serta makanan khas lokal Kota Laabuan Bajo seperti singkong, talas dan pisang rebus.

Para siswa-siswi menampilkan tarian danding dengan latar Bukit Sampang Alak

Legend Riders Bahagia "Cambuk" Penari Caci

Sambil menikmati kopi Flores dan makanan lokal Kota Labuan Bajo, para Legend Riders dan rombongan juga disuguhi "Tarian Caci". Ini merupakan tarian khas Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur-red), diiringi dengan danding yang dibawakan secara apik oleh siswa-siswi SMKS Bina Mandiri Nggorang.

Pentas Caci berjalan seru. Beberapa riders ikut "mencambuk" para penari dengan "paki reis". Mantan Managing Direktor Sirkuit Sentul dan owner Joglo Grup sekaligus Ketua Rombongan Rio Sarwono tampil menjadi pecambuk pertama.

Pecambuk berikutnya adalah Lili Mardianto disusul Ketua Komunitas Legend Riders Chepot Haniwiano, sosok yang pernah menjuarai Kart Prix Singapura dan namanya sudah berada di puncak untuk urusan balap mobil, gokart dan rally.

Giliran selanjutnya adalah Dodi dan terakhir adalah Hironimus Amal selaku owner PT Global Komodo Indoesia. Sudah menjadi tradisi bahwa setelah mencambuk atau "paki reis", pecambuk memberikan apresiasi kepada penari yang dicambuk. Demikian pun dengan legend riders.

Para legenda itu terlihat bahagia. Hal itu terbaca dari keceriaan para pecambuk dan rombongan yang ikut tertawa ceria menikmati pukulan mereka terhadap penari caci. Kaki mereka ikut menghentak-hentak bumi diiringi musik danding ketika melancarkan pukulannya.

Satu-satunya Sekolah Dikunjungi Riders

Pada kesempatan tersebut, Hilarius Abut selaku Ketua Yayasan Adam Oktav Nando yang menaungi SMKS Bina Mandiri Nggorang, Labuan Bajo menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Legend Riders karena telah menyempatkan diri untuk mengunjungi sekolahnya.

"Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi Sekolah kami dikunjungi para legend riders. Kendati untuk mencapai tempat ini, riders harus melewati jalan berlubang dan berlumpur. Itu adalah kondisi jalan yang juga dilewati oleh murid-murid kami setiap hari pulang dan pergi. Ini jadi kebanggaan bagi kami, karena kami satu-satunya sekolah yang dikunjungi para legend riders dalam tour mereka kali ini di daratan Flores," katanya.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas kepedulian anggota Legend Riders yang telah menunjukan kepedulian terhadap SMKS Bina Mandiri dengan memberikan bantuan uang untuk membangun dua unit toilet.

"Terima kasih juga kepada bapak Andreas Hugo Parera, anggota Komisi X DPR RI yang hadir hampir bersamaan dengan Legend Riders. Beliau beberapa hari lalu menyalurkan Bantuan KIP melalui dana aspirasi beliau kepada 100 orang Siswa senilai Rp1.000.000/siswa," bebernya.

Untuk diketahui, sebanyak 20an legenda balap nasional yang berjaya di dalam negeri dan kancah internasional pada era 1980-an menjelajahi Pulau Flores pada 24 hingga 31 Oktober 2022.

Para legenda yang mengikuti turing bertajuk “Jelajah Flores 1001 Tikungan” untuk Tour de Flores Heritage tersebut yakni, Chepot Haniwiano, Rio Sarwono, Fauzi Aldjufrie, Dolly Indra Nasution, Dani Sarwono, Dodo TS, Arie Hermanto, Irwan Rachim, Rimet Za Hendry dan lain-lain.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital
Dianggap "Lahan Tak Bertuan", Sekolah Sering Jadi Tempat Penyemaian Ideologi Radikal
Artikel Terkini
Tanggapi Tuduhan Ade Pencuri, Lawyer Gaul: gak Cocok sama Faktanya
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tamini Square Gelar Festival Soto dan Masakan Nusantara
Dituduh Curi Iphone, Ade Laporkan AA ke Polres Jaksel
PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas