Jakarta, INDONEWS.ID - Penghargaan dari pemerintah bejibun dia terima sebagai sosok anak Betawi yang sangat peduli lingkungan.
Lelaki kelahiran Cikoko, Pancoran Jakarta Selatan 4 Nopember 1968 ini merupakan seorang Sarjana Manajemen Informatika STMIK Kuwera yang kini kampusnya di Jeruk Purut berubah jadi pusat kuliner Warung Solo alias Warsol.
Pada 2011, dia mendapat lencana emas dari kementerian lingkungan hidup. Lalu pada 2012, Pemda DKI memberi penghargaan sebagai pemuda peduli lingkungan.
Pendiri Mat Peci singkatan dari komunitas masyarakat pencinta Ciliwung sejak 2006 ini, jiwa raganya galau sungai Ciliwung tempatnya bermain dan berenang sejak kecil kini berubah kotor berbau dan jadi langganan banjir.
Mulailah Usman yang kini rambutnya mulai memutih menata sedikit demi sedikit bantaran kali Ciliwung. Sampah-sampah dibersihkan, pinggir kali ditata dengan rapih ditanami aneka tanaman dari sayuran sampai buah buahan.
Tapi masih saja banyak warga yang membandel dan mencibir ketika ditegur jangan buang sampah di kali
"Siape lu pake ngelarang larang, ape lu yang punya kali!! " sindir warga ada juga yang meledek Usman!
"Kalo gue gak buang sampah di sini, elu malah gak punya kerjaan tong!"
Dengan sabar Usman dan Dina (istrinya) tetap bergerak bersama komunitasnya .
Relawan Mat Peci kini lebih dari 150 orang, apalagi selaku ketua komunitas Usman berkeyakinan menjaga dan melestarikan sungai Ciliwung tidak bisa sendirian.
Harus ada kerjasama multipihak:
pemerintah yang bikin aturan dan larangan, akademisi yang melakukan riset dan potensi daerah sekitar, ada komunitas sebagai penggerak masyarakat.
Dan jangan lupa media sebagai corong yang berkoar koar juga dibutuhkan untuk membangunkan kesadaran bersama.
Kegilaan dan kecintaan Usman terhadap sungai sering diminta KLH dan Dirjen Tata Air mengedukasi masyarakat tepi sungai sampai Sumatera dan Pulau Papua.
Wajar Usman Firdaus banyak menerima medali, selain 2 yang di atas sudah disebutkan, Kementerian PUPR dan kampus Trisakti juga memberikan penghargaan sebagai pelopor lingkungan yang patut dihormati dan dihargai.
Kini Usman membimbing 25 mahasiswa UNJ yang sedang meneliti keberadaan sungai Ciliwung. Dibagi dalam 5 grup, grup pertama mulai dari Srengseng sampai Menteng, kedua Menteng sampai tanjung barat.
Grup 3 dari Tanjung Barat sampai Pasar Minggu, grup 4 pasar Minggu sampai Cikoko (Pancoran), dan terakhir grup 5 dari Cikoko ke Manggarai. Mudah mudahan hasil kajian mahasiswa UNJ bisa sedikit membantu PLT DKI Pak Heru dalam membenahi tata kelola kali Ciliwung.
Usman firdaus berharap, apa yang telah dia kerjakan selama 17 tahun terakhir merawat bantaran Ciliwung dapat mengilhami wilayah lain tentang bagaimana mencintai alam demi keberlanjutan generasi mendatang.*(Zaenal).