INDONEWS.ID

  • Selasa, 14/03/2023 12:10 WIB
  • RR: Generasi Z Senang Tokoh Lugas, Berintegritas dengan Bahasa Membumi

  • Oleh :
    • very
RR: Generasi Z Senang Tokoh Lugas, Berintegritas dengan Bahasa Membumi
Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID –Tokoh Pergerakan DR Rizal Ramli menjawab santai ketika ditanya Hendri Satrio, dalam podcast BERISIK (Berita dan Telisik), “Siapa lawan yang paling berat jika Bang RR menjadi calon presiden, apakah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan atau Prabowo Subianto”.

“Menurut saya sih biasa-biasa saja (tidak ada yang berat, red.),” ujar mantan Menko Perekonomian santai dalam acara yang bertajuk “Menkeu Bagai Lap Kotor, Pakai Uang Negara untuk Selamatkan Century?” yang tayang di Jakarta, Selasa (7/3).

Baca juga : Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru

Tampaknya Bang RR – sapaan akrabnya- sangat percaya diri bahwa ia mampu mengalahkan semua bakal calon presiden yang disebutkan tersebut. Ya, karena RR sudah mampu dan teruji untuk mengalahkan dirinya sendiri.

Mantan Menko Kemaritiman itu mengatakan, kaum muda, generazi Z, sangat tidak suka dengan bahasa formal yang dibungkus dengan pencitraan namun miskin substansi.

Baca juga : PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat

“Kita kan membahas sebuah persoalan dengan bahasa urak-urakan, bukan dengan bahasa formal. Sebagai ekonom, dalam dalam acara ilmiah, memang saya selalu menggunkan bahasa ilmiah. Namun dalam percakapan sehari-hari kita kan beda. Sebagai tokoh pergerakan bahasa kita harus membumi. Yang muda ini, generasi Z, senang dengan tokoh yang terus terang, dan paling sebel pada orang yang ngalor-ngidul,” ujarnya.

Kedua, kata ekonom senior itu, kaum muda suka pada tokoh yang tidak ribet, yang bahasanya sama dengan apa didengarnya dan dilakukan. “What you hear, what you say, what you get, dan itu adalah Rizal Ramli,” ujarnya.

Baca juga : Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD

Karena itu, Bang RR beradai-andai, jika ada partai politik yang mencalonkan dirinya menjadi calon presiden, maka jangan-jangan yang lolos pada tahab kedua adalah Anies Baswedan dan Rizal Ramli.

“Maka pada tahab kedua itu teman-teman dari Muhammadiyah yang muda 75 persen memilih Anies, sedangkan yang senior 25 persennya memilih kita (Bang RR). Kemudian kaum nasionalis pasti memilih Rizal Ramli. Kaum minoritas pasti pilih RR lah. Nahdlatul Ulama tidak mungkin memilih Anies dan mereka pasti memilih RR. Jadi pada putaran kedua pasti perolehannya 70:30 untuk kemenangan RR. Namun, karena Anies itu anak baik kita angkat jadi apa begitu. Itu saja kok repot,” ujarnya.

 

Pilih Staf Kaum Muda

Ketika menjadi Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menko Kemaritiman, Bang RR, selalu mengajak beberapa anak muda cerdas untuk menjadi stafnya. Alasannya sederhana, yaitu karena anak muda tersebut kerjanya lebih cepat.

Dia mencontohkan saat dipercaya menjadi Kepala Bulog, Rizal Ramli menjumpai para direktur yang berusia 55 tahun. “Mereka itu lambat, slow. Karena itu, saya mencai anak muda cerdas yang pendidikannya bagus, S2 dan S3. Kemudian saya suruh mereka ikut rapat untuk mencatat apa yang dibicarakan. Mereka hanya mendengar rapat dan saya tidak izinkan untuk berbicara karena pasti para direktur tersebut akan tersinggung,” katanya.

Demikian juga di Kemenko, saya memerintahkan kepada anak-anak muda di situ agar ikut rapat dan kemudian disuruh mempresentasikannya. “Dan ketahuan bahwa anak muda itu lebih mengerti masalahnya. Dan betapa bangganya mereka karena diminta menteri untuk melakukan presentasi. Mereka berpikir, kapan lagi mereka diberi kepercayaan. Karena itu, mereka itu lembur. Makanya, Rizal Ramli, dimanapun berada, keputusan dan tindakannya selalu cepat,” ujarnya.

Namun, kata Gus Ramli – sapaan di kalangan warga Nahdliyin – semua pejabat itu tidak diganti dengan anak muda. “Tapi saya tidak ganti semua dirjen. Harus ada ballance antara change dan continuity. Kita jaga stabilitas dengan mempertahankan beberapa dirjen. Tapi real work kita shifft ke anak muda,” katanya.

Mantan penasihat ekonomi untuk Fraksi ABRI di DPR/MPR RI itu mengatakan harus ada juga shock and therapy, dan setelah itu dilakukan pembenahan sistem. “Kalau yang dilakukan hanya shock and therapy itu tidak tidak benar juga. Jadi keduanya harus seimbang,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Bang RR, sebuah perubahan (change) juga harus diiringi dengan keberlanjutan (continuity). Karena itu, dirinya masih membutuhkan para dirjen tersebut demi sebuah keberlanjutan.

“Misalnya ada di sebuah kementerian - saya tidak mau sebutkan nama kementeriannya - sang Menteri membawa anak muda dan diajak ikut rapat dan mereka dibiarkan ikut ngomong. Maka sang dirjen tersinggung. Mereka hanya bilang iya, tapi kemudian mereka torpedo dari belakang,” ujarnya.

“Saya dulu bawa anak muda. Mereka tidak boleh ngomong dalam rapat supaya para dirjen tidak tersinggung. Anak muda itu hanya mencatat dan kirim note ke gua, supaya mereka tidak tersinggung,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD
Artikel Terkini
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas