INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/05/2023 17:38 WIB
  • Kesehatan Mental Remaja Generasi Gawai

  • Oleh :
    • Mancik
Kesehatan Mental Remaja Generasi Gawai
Mahasiswa Pasca sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM/ Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Anastasia Indrayati Ganis (Foto:Dok. Pribadi)

Oleh: ANASTASIA INDRAYATI GANIS

INDONEWS.ID - Gawai sudah menjadi teman bahkan kebutuhan penting bagi remaja saat ini. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJI) peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahun sangat pesat dan peningkatan pengguna remaja di Indonesia berkisar 75.50%.

Kehadiran gawai sebagai media komunikasi dan teknologi informasi membawa dampak positif bagi remaja karena dengan penggunaan gawai remaja semakin mudah mengakses kebutuhan informasi untuk tugas sekolah dan berinteraksi dengan teman atau guru secara online bahkan bisa berinteraksi dengan teman atau kenalan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Namun dibalik nilai positif yang diperoleh remaja, beberapa penelitian membuktikan bahwa kelebihan intensitas penggunaan gawai pada remaja membawa dampak buruk bagi kesehatan remaja khususnya kesehatan mental. Kesehatan mental remaja sangat penting untuk diatasi atau dicegah secara dini mengingat remaja adalah generasi yang diharapkan sehat secara fisik maupun mental siap untuk meningkatkan kapasitas atau potensinya sebagai generasi penerus bangsa.

Kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang menggambarkan seseorang merasa damai dan juga bertindak sesuai dengan keinginannya, sadar atas kemampuan dalam dirinya, menjadi orang tangguh dalam menghadapi masalah serta mampu melakukan pekerjaan dengan maksimal dan turut serta berperan aktif dalam lingkungan sekitar (WHO, 2014).

Risiko terjadinya gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada semua kalangan baik dari segi umur, jenis kelamin, dan suku. Gangguan mental yang sering terjadi adalah anxiety disorders atau gangguan kecemasan, mood disorders atau gangguan perasaan, narsistik, kepribadian ganda dan skizofrenia (Karinta, 2022).

Masa remaja adalah masa dimana individu sedang mengalami perubahan fisik, psikologis dan sosial dalam hidup. Pesatnya perkembangan era digital sangat mempengaruhi masa perkembangan remaja. Kelebihan waktu penggunaan gawai menyebabkan remaja kurang berinteraksi dengan orang sekitarnya dan kurang aktivitas fisik atau kurang gerak yang mengakibatkan remaja mengalami gangguan kesehatan (Indriastuti, 2019). Beberapa kebiasaan buruk remaja dalam penggunaan gawai yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental adalah sebagai berikut:

1.Akses media sosial

Karakter remaja yang masih sulit mengatur diri sendiri dan rentan dengan tekanan teman sebaya yang membuat penggunaan gawai pada remaja berdampak negatif bagi kehidupan mereka seperti kurangnya kontrol diri remaja untuk menjaga privasinya, sehingga menimbulkan kekerasan verbal, cyberbullying, pencurian data pribadi, sexting hingga kekerasan seksual yang berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya seperti gangguan IAD (Internet Addiction Disorder), Nomophobia dan juga gangguan tidur karena penggunaan yang berlebihan.

Remaja cenderung suka membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain walaupun hanya dengan melihat unggahan foto atau video di media sosial yang menyebabkan tingginya tekanan sosial yang dirasakan remaja sehingga prestasi di sekolah bukan satu-satunya penilaian buat remaja melainkan dengan eksis di media sosial juga menjadi tuntutan kehidupan remaja generasi gawai (Ayub & Sulaeman, 2022).

2.Kecanduan game online

Kecanduan penggunaan gawai untuk game online membuat remaja cenderung anti sosial bahkan tidak perduli dengan orang di sekitar saat main game online. Duduk lama untuk akses game online membuat remaja kurang gerak yang mengakibatkan remaja cenderung mudah stress atau emosional. Seperti saat koneksi internet bermasalah dan bahkan saat kalah bertarung game online beberapa remaja melakukan perilaku kekerasan yang dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental pada remaja. Hal yang sama juga diceritakan salah satu orang tua tentang perilaku main game online anaknya, beliau mengatakan bahwa beberapa barang pecah dan rusak akibat perilaku kekerasan anak saat kalah main game online.

Perkembangan teknologi seperti gawai (gadget semua jenis peralatan elektronik seperti HP, Laptop, computer, kalua smartphone= HP) membuka ruang gerak bagi remaja untuk mengakses informasi dari internet, media sosial bahkan terkadang remaja melakukan self diagnose (mendiagnosa diri sendiri) terhadap masalah kesehatannya dan enggan berbagi kepada orang tua maupun tenaga kesehatan.

Hal ini juga yang menyebabkan remaja cenderung mengalami gangguan mental deperti depresi, cemas, stres hingga bunuh diri. Selain itu pengaruh tingginya intensitas penggunaan gawai pada remaja juga dapat meningkatnya kasus perundungan siber dan efek paparan informasi yang diakses dari media sosial menimbulkan rasa kurang percaya diri pada remaja yang mengakibatkan munculnya gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stres dan emosional (Habibie, 2022).

Penggunaan gawai memang memiliki dampak positif bagi remaja apabila penggunaannya sesuai kebetuhan atau tidak berlebihan, misalnya remaja mengatur waktu penggunaan gawai hanya untuk membantu menyelesaikan tugas serta berinteraksi dengan teman, mengakses materi belajar untuk kepentingan dalam pendidikan mereka.

Namun, pada kenyataannya remaja menggunakan gawai untuk mengakses media sosial dengan tujuan negatif seperti yang dijelaskan dalam penelitian (Karinta, 2022) yaitu sebagian besar remaja berisiko akses konten yang tidak pantas; kurangnya pemahaman tentang masalah privasi online dan pengaruh luar dari grup iklan pihak ketiga.

Di sisi lain, cyberbullying yang cukup umum dapat terjadi pada setiap remaja dan dapat menyebabkan hasil psikososial mendalam termasuk depresi, kecemasan, isolasi parah, dan, tragisnya, bunuh diri. Hal ini didukung salah satu penelitian menunjukan bahwa efek penggunaan gawai terutama akses media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan gangguan mental seperti kecemasan sosial (Azka et al., 2018).

Data hasil penelitian Universitas Indonesia juga menunjukan bahwa masalah kesehatan mental yang paling umum di kalangan remaja adalah kecemasan (95,4%) selain itu 99.2 % remaja mengharapkan adanya ketersediaan pelayanan kesehatan mental yang ramah dan bersahabat serta mampu menjaga kerahasiaannnya (Kaligis et al., 2021).
Mengatasi kesehatan mental remaja akibat penggunaan gawai berlebihan sangat diperlukan komitmen remaja itu sendiri dalam menjaga kesehatan mental.

Seperti yang di katakan (Setyo et al., 2021) dalam penelitiannya bahwa remaja dapat menerapkan beberapa cara berikut dalam menjaga kesehatan mental yaitu istirahat yang cukup, menjaga kesehatan fisik, memiliki pola hidup sehat, memperbanyak teman, mengenali emosi diri sendiri, membangun sikap asertif, memiliki hobi atau kegemaran, hobi atau kegemaran dapat meningkatkan hormon bahagia di dalam tubuh.

Remaja juga membutuhkan kontribusi atau peran orang tua sebagai pendukung utama dalam mencegah masalah kesehatan mental akibat penggunaan gawai berlebihan. Selain itu perlu adanya komunikasi yang efektif antara orang tua dan guru dalam memastikan kondisi kesehatan dan perilaku anak. Hal ini didukung oleh salah satu penelitian yang menyatakan bahwa harus ada kerjasama yang bersinergi antara orang tua dan guru. Orang tua tidak bisa melimpahkan tanggung jawab ini sepenuhnya kepada guru di sekolah (Zahara et al., 2021).

Peran yang direkomendasikan untuk pendidik sebagai berikut (Setyo et al., 2021):

1.Memastikan bahwa peserta didik memperoleh waktu istirahat yang cukup dengan cara jadwal sekolah disusun secara ergonomis.

2.Memastikan bahwa peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan aktivitas fisik atau olahraga

3.Memastikan bahwa peserta didik dapat memperoleh kegiatan spiritual,

4.Membantu peserta didik membuat daftar masalah yang mereka hadapi dan membuat prioritas pemecahan masalah,

5.Memastikan peserta didik memperoleh banyak teman yang dapat mengembangkan emosi dan sikap positif dalam memandang hidup,

6.Memastikan bahwa peserta didik yang menghadapi gangguan kesehaan mental yang serius untuk dapat memperoleh bantuan profesional.

*)Penulis adalah Mahasiswa Pasca sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM/ Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif 742/SWY Laksanakan Patroli di Perbatasan darat RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas