Malmö, INDONEWS.ID - Dalammenghadapi tantang perubahan iklim saat ini dan di masa depan, industri dan SDM Indonesia perlu memiliki kapasitas untuk menghasilkan output dengan menggunakan teknologi bersih, atau biasa disebut dengan cleantech. Dalam rangka mendorong alih pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut, Duta Besar RI Stockholm melakukan rangkaian pertemuan dengan pejabat pemerintah lokal serta pelaku bisnis di negara bagian Skåne untuk memfasilitasi peluang kerja sama antarpemerintah dan antarbisnis.
Wilayah Skåne merupakan salah satu pusat industri teknologi bersih di Swedia dengan hadirnya berbagai perusahaan besar dan startups yang khusus menggarap bidang tersebut. Kunci kesuksesan daerah tersebut dalam memajukan cleantech adalah kekhasan strategi triple helix, yaitu kerja sama yang erat antara pemerintah, pelaku bisnis dan akademia.
"Swedia tidak saja dikenal sebagai salah satu negara paling inovatif di dunia, namun juga memiliki ekosistem industri yang sangat mendukung kemajuan teknologi melalui pendekatan triple helix", ucap Dubes Kamapradipta Isnomo. "Kita ingin industri Indonesia mencontoh hal baik ini dari Swedia dan sekaligus mengundang perusahaan Swedia menanamkan investasinya di Indonesia.
Dalam kunjungan kerja ke Skåne, Dubes Kamapradipta menemui Presiden Dewan Wilayah Skåne, Mrs. Annika Annerby Jansson, dan Ketua Dewan Kota Malmö, Mrs. Carin Nilsson, untuk membahas kemajuan ekonomi bilateral kedua negara sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi yang berpotensial bagi perusahaan Swedia yang berbasis di kota Malmö dan daerah Skåne.
"Daerah Skåne telah bertransformasi dalam beberapa dekade terakhir dan menjadi salah satu pusat perkembangan transisi hijau di Swedia.", ucap Presiden Dewan Jansson. "Kita menyambut baik inisiatif dan kunjungan Dubes Indonesia ke wilayah ini untuk menggarap kerja sama yang saling menguntungkan bagi pebisnis dan investor dari kedua negara."
Kunjungan Dubes Kamapradipta ke Skåne dipadati oleh pertemuan dengan para pemangku kepentingan kunci di daerah tersebut, antara lain pejabat kantor Invest in Skåne, Senior Business Development Manager, Mr. Jeton Jasharaj dan Mr. Jonathan Herrlin, Co-Founder Malmö LFM30, Mr. Andreas Holmgren, serta perwakilan akademisi dari Lund University, Mr. Erik Serrano, dan Malmö University, Mrs. Karina Staffanson. Dubes Kamapradipta juga bertemu dengan Director Cleantech Scandinavia, Mr. Magnus Agerström.
"Inovasi teknologi bersih di wilayah Nordik adalah yang termaju di dunia dan terus berkembang. Saat ini terdapat lebih dari 400 inovasi baru yang dihasilkan perusahaan-perusahaan Nordik setiap tahunnya", ucap Mr Agerström.
Sebagai bagian dari rangkaian kunjungan, Dubes Kamapradipta turut menyaksikan implementasi cleantech di Skåne dengan site visits ke proyek pembangunan kota berkelanjutan, yaitu lahan parkir 5 lantai Sege Park yang bahan bangungannya didominasi bahan kayu.
Sebagaimana diketahui, Swedia adalah salah satu negara paling berkelanjutan (sustainable) di dunia dan telah mencanangkan target yang ambisius untuk mengurangi emisi karbon. Beberapa targetnya antara lain 50% produksi energi terbarukan pada tahun 2020, sistem transportasi bebas fosil 100% pada tahun 2030, produksi listrik bebas fosil 100% pada tahun 2040, dan nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2045.
Sebagai wilayah yang memiliki fokus pada industri cleantech, wilayah Skåne memiliki akses ke beberapa fasilitas penelitian tercanggih di dunia, yaitu MAX IV dan ESS, yang merupakan lokasi yang sangat unik untuk menampung dan memfasilitasi berbagai perusahaan dan lembaga pendidikan kelas dunia untuk menguji teknologi bersih masa depan.