INDONEWS.ID

  • Minggu, 16/07/2023 20:40 WIB
  • "Sakerah Where are You" Pentas Ludruk Alumni ITB

  • Oleh :
    • rio apricianditho
"Sakerah Where are You" Pentas Ludruk Alumni ITB

Jakarta, INDONEWS.ID - Budaya bangsa adalah cermin dari kehidupan kita sebagai masyarakat Nusantara, namun generasi muda kita srakan lupa dengan budaya atau seni tradisional. Sejak era kerajaan masyarakat kita sudah mengenal seni peran, seperti Ketoprak di Jawa Tengah atau Ludruk di Jawa Timur. Tapi tak semua anak muda kenal apa itu Ketoprak atau Ludruk.  Untung ada komunitas Koncodewe bersama alumni ITB yang kembali mengangkat Ludruk sebagai hiburan masyarakat.

"Sakerah Where are You?", seni peran gaya Jawa timuran menjadi judul pementasan dua komunitas yang berbeda namun punya satu tujuan, mengangkat seni tradisional di kalangan menengah ke atas.

Baca juga : Efferty Susu Kambing Malaysia, Solusi bagi Pasutri yang ingin Keturunan

Patut diapresiasi dua komunitas itu, meski bukan pelaku seni atau pemain ludruk namun penampilan mereka secara keseluruhan patut diacungkan jempol. Lebih dari 50 persen pemain dalam pementasan yang digelar di gedung Wayang Orang Barata, Kalilio, Senin, Jakarta Pusat, bukan pekerja seni tapi mereka menunjukan pada penonton keseriusan mereka berperan di Ludruk tersebut. 

Penampilan pemain Sakerah Where are You, nyaris mendekati pemain ludruk profesional, ini karena mereka dibawah arahan tokoh besar di seni peran. Sutradara mereka merupakan orang hebat dibalik panggung yang namanya sudah tak asing di dunia seni internasional.

Baca juga : Tips Memilih Jasa Penagihan Hutang yang Terbaik

Hebatnya lagi, dalam sehari mereka dua kali pentas, guna mengapresiasi masyarakat yang ingin menyaksikan para pemain non profesional tampil di panggung WO Barata. Di penampilan pertama, tampak kegugupan para pemain, terutama mereka yang tergabung dalam ikatan alumni ITB.

Di pentas kedua, 'gagap' panggung berkurang, mereka memainkan perannya membaik, mulai terbiasa dengan cahaya dan tatapan penonton. Di pentas pertama suara dari para pemain terdengar samar-samar tapi hal itu masih ada namun sudah jauh berkurang.

Baca juga : Jakarta Street Jazz Fes,val (JSJF) 2024 Suguhkan Penampilkan Berkelas Puluhan Musisi

Seni pentas seperti Ludruk, dialog adalah kekuatan guna membawa penonton menikmati hiburan hingga diujung pementasan. Hebatnya mereka cepat memperbaiki kekurangan mereka, bersuara kuat saat berdialog saat di atas panggung.

Ludruk biasanya diawali dengan penampilan seorang penari Remo, mereka paham itu. Penari asal Surabaya begitu apik memainkan tariannya, meski ia pria tapi tariannya enak dilihat dan menggugah rasa penasaran  penonton dengan alur cerita yang akan dipentaskan.

Alumni ITB bukan sekumpulan manusia yang tak paham teknologi modern, sayangnya mereka sedikit lalai dalam 'menghidupkan' seni tradisional. Cinta budaya nasional tak harus memainkan seni tersebut. Mengangkat seni tradisional dengan sentuhan teknologi modern rasanya perlu juga dilakukan alumni ITB.

Teknologi modern bukan sekedar gimik dalam pentas ludruk yang mereka perankan, seperti adegan pegawai pemerintah era penjajah meminta bantuan seorang ahli bela diri yang dihubungi lewat handphone atau memberikan uang pada ahli beladiri melalui transfer bank.

Meski demikian, kita harus mengapresiasi mereka, ditengah kesibukan mereka sebagai sosok-sosok penting di berbagai perusahaan masih peduli dengan seni tradisional. Pentas Ludruk ini bukan pertama yang mereka ikut berkecimpung, 3 bulan sebelumnya alumni ITB berkolaborasi dengan wayang orang Barata, mementaskan cerita Ramayana.

Ikut pentas seni tradisional boleh jadi langkah awal alumni ITB melestarikan seni tradisional, langkah berikutnya mungkin mereka akan membuat gebrakan baru agar budaya bangsa tak hilang dari bumi nusantara. Bisa jadi nantinya alumni ITB lah komunitas pertama yang bisa menyisihkan pengaruh  budaya asing di masyarakat dengan terus mengenalkan seni tradisional dari berbagai daerah. Apalagi ilmu yang mereka kuasai digunakan untuk seni tradisional, semoga hal itu segera terwujud.

Artikel Terkait
Efferty Susu Kambing Malaysia, Solusi bagi Pasutri yang ingin Keturunan
Tips Memilih Jasa Penagihan Hutang yang Terbaik
Jakarta Street Jazz Fes,val (JSJF) 2024 Suguhkan Penampilkan Berkelas Puluhan Musisi
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas