INDONEWS.ID

  • Minggu, 21/01/2024 22:11 WIB
  • Pengajian Lintas Paslon FISIP-UI Angkatan 78 Berlangsung Guyub

  • Oleh :
    • luska
Pengajian Lintas Paslon FISIP-UI Angkatan 78 Berlangsung Guyub

Jakarta, INDONEWS.ID - Pengajian FISIP-UI Angkatan 78 kali ini diwarnai dengan suasana perbedaan dalam memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden (Paslon). “Tapi ini bukan pengajian politik. Pengajian ini semata dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” ujar Irma Dharmaniati, tuan rumah yang juga bersamaan hari ulang tahunnya pada hari itu. Pengajian berlangsung ba’da Ashar di kawasan Jl. Cibitung, Kebayoran Baru, Sabtu (20/1/2024).

Pertemuan ini, kata Irma, juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi di antara teman-teman FISIP-UI Angkatan 1978. “Walaupun ada yang berbeda pilihan paslon, tapi suasananya sangat guyub,’’ kata Irma, yang juga pemimpin sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan pemasaran internasional.

Pengajian dipandu oleh Ustad H. Afdoli Ali Rahman. Temanya adalah “Bersyukur”. Ustad Afdoli mengingatkan pentingnya kita sebagai manusia untuk menyiapkan tanggungjawab kita sebagai manusia dalam menghabiskan umur, memanfaatkan ilmu, dan membelanjakan harta di jalan Allah SWT. 

Pengajian diakhiri dengan sholat Magrib bersama. Adalah Widyastio yang menjadi Imam sholat. Tokoh LSM yang aktif di dunia Pendidikan bagi kaum dhuafa itu didapuk oleh teman-teman FISIP-UI Angkatan 78 karena dianggap bacaannya sangat fasih dalam sholat berjama’ah. 

Pemimpin Redaksi IndoNews Asri Hadi memberikan komentar bahwa pengajian ini bisa berlangsung antar lintas paslon ini karena “faktor Irma” yang penuh keibuan. “Dia sosok yang memang kalem. Sehingga teman-teman yang berbeda pilihan paslon menjadi dingin kepalanya di tengah suasana hati yang panas,” ujar Asri yang pernah kuliah bareng dengan Irma di jurusan Sosiologi FISIP-UI, sebelum melanjutkan ke Monash University di Melbourne.

Suasana guyub itu semakin cair setelah tuan rumah menghidangkan makanan dari berbagai daerah di Nusantara. Ada asinan Betawi, ada dendeng batokok dari Minang, ada bakwan dan bakso Malang, dan tak ketinggalan Nasi Liwet dari Solo yang ditemani dengan ayam goreng dan tahu tempe bacem. “Wah ini makanannya lezat luar biasa. Bisa bikin lupa dengan mertua,” ujar Refsal Nursal, tokoh penggerak UMKM dan pebisnis retail papan atas, sambil terkekeh kekenyangan.

Tak ketinggalan Sitti Solvia Basri tokoh media penyiaran yang pernah menjadi anggota direksi TVRI. “Saya menambah porsi asinannya. Sangat otentik rasanya,’’ tambahnya lagi. Sementara Patricia Medina, pengajar komunikasi yang kondang khususnya di bidang public speaking, terlihat menikmati Bakso Malang.

“Suasana ini mustinya bisa terbawa kepada semua pendukung paslon di Indonesia. Tidak baperan walau beda pilihan,’’ ujar Jefyodia Julyan, pakar analis dan praktisi di bidang keuangan. Apa yang disampaikan oleh Jefyodia itu disetujui oleh semua yang hadir di acara pengajian yang diwarnai dengan perayaan ulang tahun Irma. “ Betul. Saya berharap pemilu nanti berlangsung damai seperti halnya kita semua berkumpul di sini. Lihat itu berbagai jenis makanan nusantara yang bersanding di atas meja yang saling melengkapi untuk sebuah kenikmatan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga demikian, berbagai kelompok dalam masyarakat saling melengkapi sehingga menjadi sebuah Indonesia yang berbeda tetapi Bersatu. Unity in diversity,’’ ujar Dr. Mani Festati Broto, tokoh pendidik lulusan Australian National University yang kini berkarir sebagai dosen senior di Universitas Terbuka. Ia didampingi oleh sobat kentalnya Dr. Susi Natakusumah dosen senior di LSPR Communication and Business Institute.

Tampak hadir meramaikan acara sore dan malam hari itu adalah diplomat Hanggiro Setiabudi, pelukis kondang Emma Sartika, pengusaha Rosita Safida, pakar asuransi Maine Betty, wartawan Ahmed Kurnia, dan Etty Diaty tokoh masyarakat Bintaro di Tangerang Selatan.

Semakin malam, acara semakin dijejali dengan berbagai cerita tempo dulu. Penuh suka dan duka di kampus Rawamangun – ketika itu Kampus FISIP-UI berada di Rawamangun sebelum pindah ke Depok. Ada yang menceritakan masa penuh romantika. Ada yang berakhir romantis, ada juga yang berakhir tragis, putus cinta di Kampus Rawamangun. Acara berakhir karena saling memaklumi bahwa ada yang menunggu suami dan istri masing-masing di rumahnya. Sayonara.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas