indonews

indonews.id

Indonesia Dukung Kepemimpinan Filipina di ASEAN 2026, Tekankan Kolaborasi Digital dan Etika AI

Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap Filipina yang akan memegang keketuaan ASEAN pada tahun 2026. Komitmen ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-147 Republik Filipina yang digelar di Jakarta Pusat.

Reporter: Rikard Djegadut
Redaktur: Rikard Djegadut

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap Filipina yang akan memegang keketuaan ASEAN pada tahun 2026. Komitmen ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-147 Republik Filipina yang digelar di Jakarta Pusat.

“Atas nama pemerintah dan rakyat Republik Indonesia, saya menyampaikan ucapan selamat dan salam hangat kepada pemerintah dan rakyat Republik Filipina,” ucap Meutya dalam sambutannya.

Meutya menegaskan, hubungan bilateral Indonesia-Filipina tidak hanya ditopang oleh kedekatan geografis, tetapi juga oleh sejarah panjang kerja sama, nilai-nilai budaya yang serupa, dan idealisme bersama sebagai pendiri ASEAN. Ia menyebutkan bahwa kedua negara selama ini telah berdiri berdampingan dalam memperjuangkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan Asia Tenggara.

Menkominfo juga mengingatkan kontribusi historis Indonesia dalam mendukung perdamaian di Filipina, termasuk melalui fasilitasi Jakarta Accord pada tahun 1996. Menurutnya, dukungan Indonesia terhadap Filipina dalam menjalankan keketuaan ASEAN adalah kelanjutan dari solidaritas yang telah terjalin lama.

“Dalam semangat yang sama, Indonesia menyatakan dukungan penuh bagi Filipina dalam mengemban kepemimpinan ASEAN pada 2026, terutama dalam menavigasi tantangan global yang semakin kompleks,” ujarnya.

Di tengah era transformasi digital, Meutya Hafid juga menyoroti pentingnya kolaborasi kedua negara dalam bidang teknologi, khususnya pengembangan kecerdasan artifisial (AI) yang beretika. Ia menyatakan bahwa Indonesia menyambut baik kerja sama yang lebih erat dengan Filipina guna membentuk masa depan digital yang aman, inklusif, dan berorientasi pada nilai kemanusiaan.

“Kita harus menyambut kemajuan AI dengan semangat kolaboratif, untuk memastikan pengembangannya dilakukan secara bertanggung jawab melalui kebijakan inklusif, inovasi yang etis, serta riset dan pertukaran talenta yang mendalam,” kata Meutya.

Dalam kesempatan tersebut, Meutya juga membagikan kisah pribadi yang memperlihatkan kedekatannya dengan Filipina. Ia bercerita bahwa ibunya mengandung dirinya selama sembilan bulan di Filipina, dan karena itu ia memiliki panggilan akrab "Bing" di rumah—nama yang umum digunakan di Filipina. Ayahnya pun meraih gelar doktor di Kota Los Baños.

“Filipina bukan sekadar tetangga dekat, tapi bagian dari perjalanan hidup saya,” tuturnya.

Menutup sambutannya, Meutya menyampaikan harapan terbaik bagi Filipina dan menegaskan komitmen untuk terus mempererat hubungan kedua negara.

“Semoga peringatan ini menjadi pengingat kuat atas ketangguhan, persatuan, dan kemajuan yang telah dicapai Republik Filipina. Mabuhay ang Filipinas. Terima kasih. Selamat,” pungkasnya.

© 2025 indonews.id.
All Right Reserved
Atas