Gelombang Unjuk Rasa di DPR Berlanjut, Giliran GMNI Ambil Alih Panggung Aksi
Gelombang unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kembali berlanjut pada Rabu siang. Setelah massa Aliansi Perempuan Indonesia membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB, giliran mahasiswa dari Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) mengambil alih panggung aksi.
Reporter: Rikard Djegadut
Redaktur: Rikard Djegadut
Jakarta, INDONEWS.ID – Gelombang unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kembali berlanjut pada Rabu siang. Setelah massa Aliansi Perempuan Indonesia membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB, giliran mahasiswa dari Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) mengambil alih panggung aksi.
Sekitar 300 mahasiswa tiba di lokasi pukul 13.54 WIB dengan konvoi angkutan kota berwarna biru muda. Rombongan bergerak beriringan dipimpin mobil komando yang langsung menuju gerbang utama DPR. Setibanya di lokasi, mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Geruduk Gedung DPR” dan menempelkan tuntutan di pagar besi.
Aksi GMNI juga diwarnai dengan poster bertuliskan “Runtuhkan Ketidakadilan” serta atribut merah putih yang menjadi ciri khas organisasi tersebut. Dari atas mobil komando, sejumlah orator secara bergantian berteriak lewat pengeras suara, menyulut semangat massa dengan pekik, “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia.”
Di sisi lain gerbang, tampak satu mobil komando milik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang bersiap menggelar aksi setelah GMNI menyelesaikan orasi.
Sebelumnya, sejak pukul 10.00 WIB, Aliansi Perempuan Indonesia telah lebih dulu menggelar aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara.” Mereka menyerukan protes kepada DPR dan Presiden Prabowo Subianto, menuntut penghentian segala bentuk kekerasan negara terhadap masyarakat.
Aksi yang berlangsung hingga sekitar pukul 12.30 WIB itu menampilkan berbagai poster perlawanan serta seruan atas dugaan tindakan sewenang-wenang aparat. Pada pagar depan DPR juga terpampang foto sejumlah korban demonstrasi, termasuk Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang dilaporkan tewas setelah ditabrak kendaraan aparat.