Jakarta, INDONEWS.ID – Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi mencopot Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Barat, Hendri Antoro, dari jabatannya. Ia diduga terlibat dalam skandal penggelapan uang barang bukti terkait kasus robot trading Fahrenheit yang sempat menghebohkan publik.

Kabar pencopotan Hendri dibenarkan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, pada Rabu (8/10).

“Kalau saat ini Plt-nya sudah ditunjuk,” kata Anang kepada wartawan.

Menurut Anang, sebelum diberhentikan dari jabatannya, Hendri lebih dulu menjalani pemeriksaan internal oleh Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas). Dari hasil pemeriksaan itu, Kejagung memutuskan menjatuhkan sanksi pencopotan — yang disebut sebagai hukuman terberat bagi seorang jaksa.

“Itu sudah sanksi yang terberat. Berat itu kalau jaksa dicopot dari jabatan,” tegas Anang.

Ia juga memastikan Kejagung akan bersikap tegas terhadap setiap jaksa yang terbukti menyalahgunakan kewenangan.
“Kami komit untuk menindak,” ujarnya.

Kasus yang menyeret nama Hendri bermula dari perkara yang menjerat Jaksa Azam Akhmad Akhsya, yang sebelumnya divonis 9 tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 11 September lalu.

Dalam dakwaan terhadap Azam, disebutkan bahwa ia membagikan sebagian uang hasil kejahatan kepada beberapa jaksa lain — termasuk Hendri Antoro. Hendri disebut menerima Rp500 juta yang disalurkan melalui PLH Kasi Pidum/Kasi Barang Bukti Kejari Jakbar, Dody Gazali.

Vonis terhadap Azam menjadi pintu terbukanya dugaan keterlibatan sejumlah pihak lain di internal kejaksaan. Kejagung kini tengah menelusuri lebih jauh aliran dana hasil kejahatan yang menyeret nama Hendri.

Dengan pencopotan ini, Hendri menjadi salah satu pejabat kejaksaan tingkat kota yang kehilangan jabatan karena dugaan keterlibatan dalam praktik korupsi di kasus besar robot trading Fahrenheit.