Menkopolhukam Wiranto.(Ist)
Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menetapkan status darurat militer dan langsung membentuk pasukan khusus juga mengerahkan helikopter tempur, untuk mengusir militan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang telah menguasai Kota Marawi Filipina sejak Selasa (23/5/2017).
Menanggapi hal tersebut Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah Filipina menggempur militan ISIS yang ada di Marawi.
Ditegaskan Wiranto masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan anggota ISIS yang lari dari kejaran Filipina dan mencoba masuk ke Indonesia, karena pihak keamanan telah mengantisipasi dan mewaspadai.
“Larinya mereka dalam gempuran itu tentunya ada yang melarikan diri ke wilayah indonesia tapi kita sudah waspadai mereka itu dan jangan terlalu khawatir masalah itu,” jelas Wiranto usai mengikuti acara buka bersama Partai Nasdem di Kantor DPP Partai Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/5/2017).
Dijelaskan Wiranto, dirinya telah berkoordinasi dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam upaya memperketat perbatasan daerah Indonesia dengan Filipina. Termasuk juga memperbanyak patroli pasukan di sepanjang daerah batas wilayah dua negara.
“Kita juga sudah memiliki komitmen dengan Pemerintah Filipina untuk masalah kerja sama dalam rangka patroli maritim dan memperkuat patroli-patroli di wilayah perbatasan. Itu untuk menjaga jangan sampai ada kelolosan dari daerah Filipina ke Indonesia,” jelas dia.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo menambahkan, penjagaan itu jelas baik melalui jalur darat dan laut. Jika kedapatan penyusup, maka pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“TNI dengan Kepolisian (kerjasama). TNI melakukan patroli sepanjang mulai Maluku Utara sampai dengan Sulawesi, patroli laut. Kemudian daratnya sama dengan kepolisian sepanjang pantai itu supaya enggak ada penyusupan,” pungkas Gatot.
Diketahui Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sudah memerintahkan kepada pas kelompok Maute untuk mundur dari wilayah Marawi. Namun jika ternyata perintah itu dilawan, dia berjanji akan memusnahkan seluruh militan ISIS tersebut.
“Jika ada pembangkangan, anda akan mati. Dan jika itu terjadi, banyak orang yang sekarat,” tegasnya.
Gedung Putih sendiri telah mengutuk kelompok Maute sebagai ‘teroris pengecut’. Pasalnya, sebanyak 46 orang yang terdiri dari pemuka agama dan masyarakat sipil tewas dalam insiden penyerangan itu. (Lka)