INDONEWS.ID

  • Kamis, 08/06/2017 13:06 WIB
  • Kelompok Cipayung Plus: Pendidikan Pancasila Perlu Dievaluasi

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Kelompok Cipayung Plus: Pendidikan Pancasila Perlu Dievaluasi
Diskusi bertajuk “Orang Muda Bicara Pancasila, di Yayasan Komunikasi Indonesia, di Jakarta, Selasa (6/6/2017). (Foto: Ist)
Jakarta, INDONEWS.ID - Pancasila sudah sejalan dengan agama-agama yang ada di Indonesia. Karena itu, jika masih ada orang yang mempersoalkan toleransi di Indonesia saat ini, maka itu berarti mereka belum memahami arti Pancasila. “Karena itu, perlu adanya evaluasi di bidang pendidikan terkait Pancasila sebagaimana dahulunya ada penataran P4,” ujar Ketua Umum PB HMI 2010-2012 Noer Fajriansyah, dalam diskusi bertajuk “Orang Muda Bicara Pancasila, di Yayasan Komunikasi Indonesia, di Jakarta, Selasa (6/6/2017). Diskusi menghadirkan sembilan pembicara yang merupakan pimpinan organisasi mahasiswa Kelompok Cipayung Plus lintas generasi. Lidya Natalia Sartono, Ketua Umum PP PMKRI 2013-2015 mengatakan, ideologi Pancasila harus ditanamkan dalam masyarakat khususnya melalui ruang pendidikan. Karena itu, dia tidak sepakat jika mata pelajaran PMP, PPKN, PKN, Pendidikan Pancasila dan terkait dihilangkan. “Dalam ruang pendidikan khususnya S1, banyak mahasiswa masih bingung tentang lahirnya Pancasila. Dari sini kita lihat perlu adanya tambahan konten dan pelajaran Pancasila dalam ruang-ruang sekolah dan kuliah,” tutur Lidya. Mengutip Russel, Ketum PP HIKMAHBUDHI 2014-2016 Suparjo, mengatakan falsafah merupakan perpaduan ideologi dan sains. Hal ini sangat cocok dengan Pancasila yang juga menjadi dasar hidup bersama dalam bangsa. “Pancasila menjawab semua keinginan di negara ini dan tidak ada perbedaan. Tetap banyak oknum yang ingin mempermainkan Pancasila dan ingin merebut kekuasaan,” tegasnya. Sementara itu, Ketum PP GMKI 2014-2016 Ayub Pongrekun membahas proses dialektikal Soekarno hingga melahirkan Pancasila. Soekarno mengalami pengasingan dan pembuangan di beberapa tempat seperti Bandung, Jakarta, Sumatera dan Ende, Nusa Tenggara Timur. Beragam pengalaman dan korespondensi ini, kata Ayub, memberi kontribusi berarti bagi gagasan Pancasila. “Kekayaan kebudayaan dari dialetikal pengalaman dan korespondensi tadi memberi warna pada Pancasila sehingga Soekarno dengan lantang menolak sistem monarki, dan mengusulkan musyawarah yang tidak bertentangan dengan budaya. Pengambilan keputusan layaknya masyarakat Minangkabau, Bugis, Makassar dan atau pela gandong di Ambon dan lain-lain. Oleh karena itu harus dihayati bahwa Pancasila adalah jiwa raga Indonesia,” kata Ayub. Sedangkan Ketum PP KAMMI 2013-2015 Adriyana mengatakan, Pancasila merupakan titik ekuilibrium (keseimbangan) dari perbedaan. Dia mengatakan, kegoncangan yang terjadi saat ini terjadi karena adanya krisis identitas. “Bila kita tidak bisa bersatu dalam banyak hal karena perbedaan lahiriah, maka kita tetap dapat bersatu dalam Indonesia. Perbedaan jangan kita jadikan untuk saling menjatuhkan karena kita semua bersaudara,” ujarnya. [caption id="attachment_4137" align="alignnone" width="300"] Diskusi bertajuk “Orang Muda Bicara Pancasila, di Yayasan Komunikasi Indonesia, di Jakarta, Selasa (6/6/2017). (Foto: Ist)[/caption] Taufan P Korompot, Ketua Umum DPP IMM 2016-2018 yang hadir sebagai penanggap mengatakan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI harus terinternalisasi dalam diri setiap warga Indonesia. Pancasila harus dijadikan landasan nilai dari semua aspek kehidupan. Ketua Umum PP GMKI, yang juga Ketua Panitia Penyelenggara, Sahat Sinurat mengatakan, semua pembicara sepakat bahwa Kelompok Cipayung Plus tetap bersinergi dan berkomitmen terhadap Pancasila dan NKRI. “Oleh karena itu, Kelompok Cipayung Plus harus juga terlibat dalam penanaman ideologi Pancasila di tengah masyarakat, salah satunya di dalam Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang baru saja dibentuk pemerintah,” ujarnya. Kelompok Cipayung Plus terdiri dari beberapa lembaga di antaranya adalah Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PP GMNI), Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI), Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (PP KAMMI), Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI), Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (PP HIKMAHBUDHI), serta Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI). (Very)
Artikel Terkait
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan TNI Tahun 2024
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Artikel Terkini
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan TNI Tahun 2024
Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas