INDONEWS.ID

  • Selasa, 13/06/2017 04:54 WIB
  • Panglima TNI : Sebaiknya Media Dapat Mendinginkan Suasana Panas Perpolitikan

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Panglima TNI : Sebaiknya Media Dapat Mendinginkan Suasana Panas Perpolitikan
Panglima TNI buka puasa bersama media dan organisasi pers.(Indonews.id/Luska)
Jakarta, INDONEWS.ID - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan sebentar lagi perpolitikan nasional akan kembali memanas saat perhelatan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. “?Makanya saya harap, media massa mampu mencairkan suasana yang tegang itu,” jelas Panglima TNI saat acara buka bersama dengan awak media massa dan organisasi pers di Balai Sudirman, Jalan Dr Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2017)malam. Dikatakan Panglima, untuk meredam gejolak tersebut, peran media harus mampu mendinginkan suasana. Gatot menambahkan saat ini banyak media yang terkesan memberitakan hal-hal yang berbau provokatif. “Yang selama ini saya lihat, media massa yang mendinginkan suhu politik hanya media mainstream. Ini yang harus kita paham,” kata Gatot. Panglima TNI mengatakan dirinya banyak mendapatkan laporan daro para anak buahnya, yang kebanyakan melakukan laporan dari pemberitaan media massa. “Apalagi sekarang sulit membedakannya, mana media yang membicarakan soal keakuratan dan opini pribadi,” imbuhnya. Belum ditambah lagi saat ini banyak media sosial yang sering memberitakan pemberitaan yang cenderung mengadu domba dan menggiring opini negatif. “Namun, kami tetap percaya bahwa media mainstream tetap menjadi rujukan, karena memberikan informasi berdasarkan rujukan dan aktual yang bisa dipertanggungjawabkan,” tuturnya. “Ini yang bisa membuat kami merasa tenang dan terbantu,” tambahnya. Saat ini, lanjutnya lagi, Indonesia tengah dalam kondisi ekonomi yang maju dan diperhitungkan. Namun, hal itu bisa menjadi bumerang jika tak dikelola dengan baik. “Kenapa saya katakan berkaitan dengan masalah ekonomi. Banyak peristiwa yang didahului adanya krisis ekonomi yang memicu krisis politik dan pemerintahan. Contohnya dengan kasus G 30 S PKI dan peristiwa tahun 1998. Dampak ekonomi memang sangat berpengaruh,” paparnya. Panglima TNI berharap agar para jurnalis muda makin mempertajam keakuratan, di balik lunturnya nilai-nilai jurnalistik semata. “Mengapa demikian, karena memang kami menyadari bahwa dalam kondisi kekinian, TNI dalam melaksanakan tugas sehari-hari tidak bisa lepas ketergantungan dengan pers,” kata Gatot “Oleh sebab itu, kami menggelar acara berbuka bersama dan dialog yang ditutup dengan tausiyah agar pers lebih baik lagi,” lanjut Gatot. Hadir dalam acara tersebut sejumlah perwira tinggi militer, KASAD, KASAU, KASAL, Komandan Sesko TNI, Pangkostrad, Danjen Kopasuss, Danjen Marinir, dan Pangdam Jaya dan sejumlah tamu undangan serta awak media.(Lka)
Artikel Terkait
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas