INDONEWS.ID

  • Selasa, 27/06/2017 16:03 WIB
  • Pengamat: Serangan di Mapolda Sumatera Utara Bermotif Balas Dendam

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Pengamat: Serangan di Mapolda Sumatera Utara Bermotif Balas Dendam
Penjagaan ketat pasca serangan di Mapolda Sumatera Utara. (Foto: Ant)
  Jakarta, INDONEWS.ID - Teror terhadap polisi kembali terjadi. Di saat polisi sedang sibuk melaksanakan tugas siaga mudik lebaran 2017, dua orang teroris melakukan serangan ke Markas Polda Sumatera Utara. Serangan tesebut mengakibatkan seorang polisi, Ajun Ispektur Satu Polisi Martua Sialingging, anggota Satuan Pelayanan Markas Polda Sumatera Utara gugur. Seorang penyerang berhasil ditembak mati oleh Brimob yang bertugas, sementara seorang penyerang lainnya diketahui dalam kondisi kritis. Polisi bertindak cepat. Pengembangan, pemeriksaan dan penyelidikan lapangan akhirnya menghasilkan penangkapan terhadap lima orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan ini. Kelompok penyerang Mapolda Sumatera Utara ini diidentifikasi sebagai kelompok JAD, yang akhir-akhir ini eksis dengan melakukan aksi seperti di Jawa Timur, Bandung, dan terakhir di Kampung Melayu. Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta melalui siaran paers, Selasa (27/6/2017) mengatakan, serangan di Mapolda Sumatera Utara ini diperkirakan merupakan tindakan balas dendam kelompok JAD di wilayah Medan terkait penangkapan anggota JAD yang dilakukan oleh Polisi di Medan. Pola ini juga terjadi di Jawa Timur, dan Bandung. “Setelah ada penangkapan oleh Polri maka anggota kelompok yang lain akan melakukan aksi. Hal ini sebenarnya membuktikan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh Polisi sudah tepat sasaran, yaitu benar-benar anggota kelompok radikal. Penguatan kebenaran ini adalah aksi teror yang dilakukan oleh anggota kelompok lain sebagai aksi balas dendam penangkapan tersebut. Hal ini sekaligus mematahkan teori konspirasi pihak tertentu yang menyebutkan bahwa penangkapan dan aksi teror tersebut adalah rekayasa,” ujar alumnus Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia ini. Stanislaus mengatakan, polisi sering menjadi sasaran aksi teror seperti yang terjadi di beberapa tempat yaitu di Thamrin, Mapolresta Surakarta, Tangerang, Kampung Melayu, Medan dan bebarapa tempat lainnya. Teror kepada polisi, katanya, karena polisi aktif melakukan pemberantasan kelompok teroris termasuk penangkapan-penangkapan terhadap anggota kelompok radikal. “Motif balas dendam kelompok radikal ini diperkuat dengan motif kebutuhan eksistensi. Kelompok radikal ingin menunjukkan eksistensi mereka yang berafiliasi dengan ISIS dengan melakukan serangan terhadap polisi. Bentuk-bentuk serangan kelompok radikal tidak hanya menggunakan bom, tetapi juga serangan dengan alat-alat yang seadanya, yang penting bagi mereka adalah target sebagai balas dendam dan dampak pemberitaan sebagai kebutuhan untuk eksis,” ujarnya. Karena itu, Stanislaus meminta polisi agar waspada. Anggota-anggota Polri yang bertugas di jalanan dan tempat-tempat terbuka perlu meningkatkan kesiapsiagaannya. Jika anggota di Markas Polda saja bisa diserang oleh dua orang kelompok teror maka ancaman terhadap anggota Polri yang berada di tempat terbuka seperti di pinggir-pinggir jalan dan pos-pos  akan semakin tinggi. Sulit Dideteksi Menurut Stanislaus, serangan teror oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS akan semakin sulit dideteksi karena mereka menggunakan segala cara, tidak hanya bom seperti di Kampung Melayu, tetapi dengan senjata tajam seperti di Medan. Tidak menutup kemungkinan kelompok ini akan menggunakan sarana lain seperti kendaraan, jika mengadopsi pola serangan ISIS di negara lain seperti Inggris dan Perancis. Stanislaus mengatakan, saat ini Polri menjadi musuh utama kelompok teroris ISIS. Karena itu, masyarakat harus ikut peduli dengan situasi ini. “Situasi harus dibalik menjadi ISIS adalah musuh bersama dari seluruh warga negara. Jangan biarkan ada ruang untuk bersembunyi dan mengendap bagi kelompok teroris sehingga menjadi sel-sel tidur yang siap bangun dan meracuni masyarakat. Selama ada ruang gerak bagi kelompok radikal di masyarakat maka potensi terorisme akan tetap ada di Indonesia,” pungkasnya. (Very)
Artikel Terkait
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
Artikel Terkini
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif 742/SWY Laksanakan Patroli di Perbatasan darat RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas