Solo, INDONEWS.ID – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengapresiasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang secara profesional berhasil membongkar sindikat “Saracen”, kelompok yang menyebarkan berita hoax dan kebencian berbau SARA.
“Jangan berhenti harus diusut motivasinya apa, atau sekadar mencari untung atau uang serta siapa yang pesan berita-berita fitnah penyebar kebencian itu,” kata Mendagri usai acara Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Indonesia di Solo, Jateng, Jumat (25/8/2017).
Menurut Mendagri, aksi kelompok penyebar SARA tersebut harus diusut agar mengetahui kepentingan di balik aksi itu, seperti kepentingan politik atau ingin memecah-belah persatuan.
Mendagri mengingatkan, tahun depan (2018) sudah mulai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dan selanjutnya Pemilu Serentak 2019. Karena itu, Mendagri mengingatkan semua pihak, termasuk peserta pemilu untuk tidak menyebarkan kampanye berbau SARA. Mendagri meminta semua pihak untuk beradu program, beradu konsep.
“Saya kira rambu-rambunya ada termasuk Undang-Undang ITE, pencemaran nama baik juga ada. Saya berharap Polri dapat membongkar itu, aksi digerakan oleh orang atau tidak atau hanya mencari uang semata atau tidak atau untuk kepentingan siapa harus dibongkar,” kata Mendagri.
Seperti diberitakan, Saracen memiliki sekitar 800 ribu akun yang menyebarkan konten kebencian berbau SARA. Karena itu, Mendagri meminta penyelenggara pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu untuk tegas menindak peserta kampanye yang melakukan kampanye berbau SARA.
“Kami minta pada Pilkada tahun depan KPU dan Bawaslu tegas. Jika ada pasangan calon atau tim sukses calon yang membuat isu sara kebencian fitnah harus didiskualifikasi calonnya, termasuk ke Pilpres. Saya kira otoritas UU sudah diberikan kepada KPU dan bawaslu,” pungkas Mendagri. (Very)