INDONEWS.ID

  • Selasa, 28/11/2017 10:51 WIB
  • Penutupan Bandara Ngurah Rai Diperpanjang, Bandara Lombok Dibuka Pagi Ini

  • Oleh :
    • very
Penutupan Bandara Ngurah Rai Diperpanjang, Bandara Lombok Dibuka Pagi Ini
Bandar Udara I Gusti Ngurah RaI Bali (istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusra memutuskan memperpanjang penutupan Bandara Bandara Internasiopnal I Gusti Ngurah Rai. Bandara ditutup hingga 29/11/2017 pukul 07:00 WITA. Namun, evaluasi akan dilakukan per 6 jam.

Sementara itu Bandara Internasional Lombok yang sebelumnya ditutup, dibuka kembali mulai 28/11/2017 pukul 06:00 WITA.

Baca juga : Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional

Demikian diinformasikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran pers, Selasa (28/11/2017) pagi.

Sutopo mengatakan, erupsi Gunung Agung terus berlangsung. Erupsi magmatik ini terus mengeluarkan asap dan abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang dengan ketinggian kolom abu vulkanik sekitar 2.500 – 3.000 meter di atas puncak kawah. Sinar api dari lava teramati pada malam hari, dan asap  condong ke Barat Daya. Tremor masih menerus dengan amplitudo 1-2 milimeter dominan 1 milimeter, dan status tetap pada level awas (level 4).

Baca juga : Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua

Sementara itu, laporan PVMBG menyebutkan bahwa perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat. Karena itu, peluang terjadinya erupsi yang lebih besar menjadi semakin meningkat.

“Namun demikian tidak dapat dipastikan seberapa besar intensitasnya. Mengestimasi karakter erupsi Gunung Agung ke depan cenderung lebih sulit dari gunung lainnya karena tidak adanya data instrumental sebagai pembanding dengan erupsi sebelumnya,” kata Sutopo.

Baca juga : Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi

Saat ini, sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat daya. Hasil analisis citra satelit Himawari dari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik ke arah barat daya, tertarik oleh Siklon Tropis Cempaka yang saat ini berada di Samudera Hindia di selatan Yogyakarta. Adanya pusat tekanan rendah ini menyebabkan abu vulkanik mengikuti gerak dari siklon tropis.

Dampak langsung sebaran abu adalah terganggunya keselamatan penerbangan. Berdasarkan data analisa dan prediksi arah dan kecepatan angin dari BMKG pada 28/11/2017 pukul 02.00 - 08.00 WITA menunjukkan bahwa arah angin dari utara hingga timur laut dengan kecepatan 5-10 knot.

Sementara itu, informasi SIGMET dari MWO Ujung Pandang menunjukkan bahwa abu vulkanik bergerak ke arah selatan - barat daya dan menutupi ruang udara di atas Bandara Internasiopnal I Gusti Ngurah Rai. Analisis pihak Airnav Indonesia Cabang Denpasar juga menunjukkan bahwa ploting area jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara telah tertutup oleh sebaran abu vulkanik.

Karena itu, masyarakat tetap diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.

Seperti diinformasikan bahwa ada 22 desa yang terdapat dalam zona berbahaya. Jumlah penduduk yang tinggal di dalam zona berbahaya tersebut diperkirakan 90.000 – 100.000 jiwa.

Sutopo mengatakan, tidak adanya data yang valid dari berbagai sumber menyulitkan dalam menghitung jumlah penduduk yang harus diungsikan.

Data BPS menyebutkan jumlah penduduk terdampak di radius yang berbahaya mencapai 63.000 jiwa. Sementara itu data dari Open Street Map sebanyak 117.000 jiwa, Asia Pop sebanyak 68.000 jiwa, dan pernyataan Gubernur Bali sebanyak 140.000 jiwa.

“BNPB akan melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan jumlah penduduk yang harus dievakuasi,” ujarnya.

Data sementara, jumlah penduduk 29.023 jiwa yang tersebar di 217 titik pengungsian. Belum semua data pengungsi tercatat oleh petugas. Selain di Bali, masyarakat ada juga yang mengungsi ke Lombok. Gubernur Bali telah menghimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar Kabupaten Karangasem saja.

Tidak semua masyarakat yang berada di radius berbahaya bersedia mengungsi. Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tetap tinggal di dalam rumahnya. Ada berbagai alasan yang menyebabkan mereka enggan mengungsi, seperti alasan masih merasa aman meski Gunung Agung sudah erupsi, alasan menjaga ternak dan kebun, alasan kepercayaan, dan lainnya. “Petugas masih terus membujuk masyarakat untuk mengungsi dan membantu pengungsian ternak,” ujar Sutopo.

Namun, dia memastikan bahwa secara umum penanganan pengungsi berlangsung dengan baik. Tidak ada kepanikan di masyarakat. “Pengalaman sebelumnya saat Gunung Agung dinyatakan Status Awas pertama kali pada 22/9/2017 pukul 20.30 WITA dan adanya sosialisasi yang intensif mengenai antisipasi menghadapi erupsi menyebabkan masyarakat sudah lebih siap,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi
Artikel Terkini
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Mendagri Ingatkan Pj. Gubernur Maluku Jaga Tingkat Inflasi
Mendagri Lantik Sadali Ie sebagai Pj. Gubernur Maluku
BNPP Bersama K/L Susun Bahan Masukan Renaksi Tahun 2025 Terkait Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas