Jakarta, INDONEWS.ID - Intelektual muslim Muhammad AS Hikam menyatakan keprihatinan mendalam atas penyerangan terhadap umat Katolik di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (11/2/2018) pagi.
Yang lebih memprihatinkan, kasus bernuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) seperti ini, sudah terjadi berulang kali.
“Kita sebagai warganegara dan bangsa Indonesia harus bersikap tegas, mengutuk dan menolak aksi kekerasan terhadap umat beragama di Sleman tersebut. Apapun motifnya aksi seperti ini merupakan kriminalitas yang luarbiasa dan patut diduga didasari oleh kebencian dan sentimen SARA,” ujarnya melalui akun resmi Facebook, Minggu siang.
Dosen senior di President University ini mengatakan, Pemda DIY dan Kabupaten Sleman harus ikut bertanggung jawab dengan cara melakukan penyelidikan tuntas bersama aparat hukum, POLRI, BNPT, BIN. “Dan jika perlu melibatkan TNI juga, sehingga tidak makin meluas di wilayah lain,” ujarnya.
Kejadian ini, kata Hikam, mengingat beberapa preseden aksi bernuansa SARA telah terjadi di Yogya. “Dan juga berdasar data survei bahwa Yogya termasuk wilayah yang makin tinggi tingkat intoleransinya,” katanya.
Hikam menyampaikan keprihatinan mendalam kepada umat Katolik dan para korban dan terus berdoa agar tetap dalam lindungan Tuhan. “Perteguh persaudaraan lintas-unat beragama, jangan sampai upaya para pemecah belah bangsa kita berhasil,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, Suliyono (16 Maret 1995), seorang pelajar/mahasiswa dari Krajan Rt. 02 Rw. 01 Kandangan Pesanggrahan Banyuwangi Jatim, menyerang umat dan pastor di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Minggu pagi (11/2/2018).
Selain umat, seorang pastor yaitu Romo Prier, SJ juga dibacok saat memimpin misa sekitar pukul 07.30 Wib.
Seorang saksi mata, Yosafat Theo Sadewo dari Bedog Rt. 04 Rw. 12 Trihanggo Gamping Sleman mengatakan, pelaku penyerangan, yang diketahui bernama Suliyono memasuki halaman gereja dan melakukan penyerangan terhadap umat.
“Di tengah misa, ada seseorang membawa pedang mengamuk di luar gereja melukai seorang umat. Orang tersebut kemudian masuk dan mengamuk di dalam gereja termasuk melukai Rm Prier yang sedang memimpin misa. Waktu itu sementara mengumanangkan Kemuliaan,” ujarnya, Minggu.
Menurut saksi mata, pelaku masuk dari pintu gereja bagian barat dan langsung menyerang korban yaitu Martinus Parmadi Subiantoro. Penyerangan mengenai punggung sehingga jemaat yang berada di belakang/kanopi membubarkan diri.
Tidak puas dengan itu, pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayunkan senjata tajam sehingga para jemaat juga membubarkan diri. Selanjutnya pelaku berlari ke arah koor dan langsung menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa. (Very)