INDONEWS.ID

  • Selasa, 06/03/2018 20:01 WIB
  • Tanggapi Hoax, Presiden: Itulah Kadang-kadang Jahatnya Politik di Situ

  • Oleh :
    • very
Tanggapi Hoax, Presiden: Itulah Kadang-kadang Jahatnya Politik di Situ
Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung menjawab wartawan usai pelantikan 17 dubes baru RI, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2) pagi. (Setkab.go.id)

Bogor, INDONEWS.ID - Fitnah maupun ujaran kebencian yang beberapa tahun belakangan ini merebak memang sangat meresahkan. Bila hal ini terus dibiarkan, bangsa kita tentu akan mudah terpecah belah.

Kekhawatiran tersebut turut dirasakan oleh Presiden Joko Widodo. Menyikapi hal itu, ia berpesan agar kita tidak mudah terpengaruh oleh beragam fitnah dan kabar bohong yang memang tersebar luas utamanya di media sosial.

Baca juga : Presiden Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 165 km pada 15 Kabupaten/Kota di Sultra

"Saya titip pesan kepada Bapak/Ibu semua, jangan mudah dipengaruhi oleh fitnah-fitnah dan kabar bohong. Jangan sampai saling mencela dan menjelekkan karena kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air," ujar Presiden saat acara penyerahan sertifikat hak atas tanah di lapangan parkir Sirkuit Sentul, Selasa (6/3/2018).

Kepala Negara melihat fenomena yang akhir-akhir ini biasa ditemukan menjelang pesta demokrasi baik itu di daerah maupun ketika Pilpres. Banyak masyarakat yang terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik. Presiden tentu tidak ingin polemik yang ada itu semakin berlarut.

Baca juga : Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa

"Negara ini negara besar, jangan karena hal kecil seperti itu masyarakat diadu domba. Itulah kadang-kadang jahatnya politik di situ," kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Presiden sebenarnya juga pernah menjadi pihak yang dituduhkan oleh para penyebar fitnah. Beberapa waktu lalu, banyak tuduhan yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo merupakan salah seorang anggota dari Partai Komunis Indonesia, sebuah gerakan dan partai yang telah dinyatakan terlarang di Indonesia.

Baca juga : Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY

"Padahal PKI itu dibubarkan tahun 1965, saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 4 tahun. Masa ada PKI balita? Itu yang memfitnah ngawur," ucapnya.

Ia mengakui bahwa terkadang dirinya merasa jengkel ketika tahu menerima tuduhan seperti itu. Namun, di sisi lain dirinya merasa kemarahannya tersebut tidak akan berguna jika diluapkan. Namun, menurutnya, masyarakat tetap harus diingatkan soal kebohongan itu.

"Sekarang saya juga blak-blakan. Kalau tidak diingatkan seperti itu masih ada yang percaya juga," ucap Kepala Negara. (Very)

Artikel Terkait
Presiden Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 165 km pada 15 Kabupaten/Kota di Sultra
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD
Di Hadapan Media Jerman, Menko Airlangga Sebut Investasi Tidak Memiliki Bendera, Indonesia Membuka Peluang Investasi dari Semua Pihak
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas