"Tentunya harus melalui prosedur yaitu melapor, perizinan dan sebagainya, setelah di data dan prosedurnya sudah berjalan dengan baik. Saya yakin mereka akan lebih banyak bisa bergerak. Lalu pemerintah membantunya dengan kemudahan sepanjang mereka memenuhi syarat prosedur dan hukum yang berlaku di Indonesia," jelasnya, Sabtu (6/10).
Selanjutnya, pemerintah dari sisi keamanan negara juga harus memperkenalkan dahulu budaya yang tertimpa bencana agar tidak timbul sensitifitas dan menghormati sesama.
"Tujuan mereka datang, tidak membuat masalah baru. Misalnya masalah sensitifitas tentang agama dan budaya. Mereka juga umumnya kalau di dampingi oleh relawan Indonesia kita mengenalkan kepada mereka tentang agama, adat, budaya, dalam artian agar saling menghormati dan menjaga toleransi," jelas Unggul.
Sekedar informasi, relawan Indonesia serta negara asing bersatu bersama untuk menanggulangi bencana dan membuat masyarakat bangkit kembali. Menurutnya, di dalam sebuah bencana yang mereka tahu hanya saling membantu dan membangkitkan.
"Jadi dalam bencana semua hanya satu suara yaitu “saling membantu “, tidak peduli itu nasional, international, warga sipil, atau TNI-Polri," ujar Unggul.
Saat ini mereka (relawan) memfokuskan membantu masyarakat terutama untuk membangun rumah ibadah agar dapat selalu beribadah dengan tekun, distribusi air bersih, mengembalikan psikologis mental masyarakat yang trauma, mengurus pendistribusian yang dibutuhkan masyarakat. (ronald)