INDONEWS.ID

  • Kamis, 22/11/2018 15:35 WIB
  • LIPI Lakukan Ekspedisi Nusa Manggala

  • Oleh :
    • hendro
LIPI Lakukan Ekspedisi Nusa Manggala
Ekspedisi Nusa Manggala

Papua, INDONEWS ID - Untuk memberikan rekomendasi dalam pengelolaan pulau-pulau yang ada kawasan terdepan wilayah Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Oseanografi melakukan Ekspedisi Nusa Manggala yang berlangsung sejak 16 Oktober lalu sampai 23 Desember mendatang di delapan pulau terluar di provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku Utara yang berada di kawasan Samudera Pasifik yakni pulau Yiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki Biak.

 “Ekspedisi Nusa Manggala ini penting bagi Indonesia karena akan memberikan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo untuk kebijakan pengelolaan pulau-pulau terluar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta karakteristik sumber daya alamnya,” jelas Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah di Biak, Papua Kamis(22/11/2018).

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

Menurut Dirhamsyah, selama ini informasi mengenai potensi pulau-pulau terluar masih belum cukup lengkap. 

“Kita tidak ingin kejadian hilangnya dua pulau terluar Sipadan dan Ligitan terulang kembali karena kurangnya informasi pengelolaan pulau terluar. Beberapa penduduk di kawasan pulau terluar bahkan masih menggangap presiden Indonesia sekarang adalah Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya. 

Baca juga : Ratusan Pekerja Tertipu Terdampar di Filipina dan Myanmar, Demi Perut dan Keluarga

 Dirhamsyah mengungkapkan, perlu ada informasi yang berbasis hasil penelitian yang lengkap dari berbagai aspek mulai pertahanan dan keamanan wilayah, keanekaragaman hayati, geografi kawasan, sampai sosial dan ekonomi masyarakat.
Ekspedisi yang didukung Bank Dunia ini dibagi menjadi tiga leg dengan durasi setiap leg selama 20 hari pelayaran. 

Tim ekspedisi peneliti yang terdiri dari peneliti LIPI, Badan Informasi dan Geospasial,  personel TNI Angkatan Laut, jurnalis Media Indonesia,  serta dosen dan mahasiswa dari enam perguruan tinggi se-Indonesia melakukan kegiatan penelitian di kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI. Leg pertama telah selesai dilakukan pada Rabu (14/11) lalu setelah menyelesaikan etape Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara hingga bersandar di Pelabuhan Biak.

Baca juga : Persiapkan Gerbangdutas, BNPP Akan Terjunkan Tim Sambangi Pulau Terluar

Koordinator Penelitian leg I, Hadiyanto mengungkapkan, untuk leg pertama tim peneliti telah melakukan observasi di pulau Yiew, Budd, Fani, Bras, dan Fanildo. Beberapa pulau seperti Yiew dan Budd adalah pulau tak bepenghuni.

 “Untuk pulau tak berpenghuni, kami melakukan pemetaan keanekaragaman hayatinya, status pencemaran, dan topografi pulau. Sementara untuk yang berpenghuni kami mempelajari kehidupan penduduknya, juga latar sosial budayanya,” ungkap Hadiyanto.

Di Bras dan Fanildo tim peneliti menemukan atol dengan lingkaran cincin terumbu karang yang utuh.  Atol ini menjadi pelindung alami dari gelombang laut untuk terumbu karang tumbuh. “Di atol ini ditemukan beberapa spesies terumbu karang dari jenis Lobophylia dan Tubipora yang banyak terdapat di kawasan Oceania,” ujar Hadiyanto. 

Menurut peneliti bidang biologi laut Pusat Penelitian Oseanografi LIPI ini, terumbu karang jenis ini punya nilai ekonomi tinggi di pasar dunia.
Sedangkan di pulau Fani, tim peneliti sosial mencatat perlunya perbaikan fasiltas patroli penjaga perbatasan seperti perahu karet yang bocor, solar cell yang tidak berfungsi, serta perlengkapan navigasi yang perlu diperbaiki.

 “Pulau ini merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan wilayah negara Palau. Infrastruktur sudah cukup memadai namun untuk logistik tergantung operasional  kapal Sabuk Nusantara yang mengangkut bahan-bahan kebutuhan pokok tiap dua minggu sekali dari Biak,” jelasnya. 

Menurut Hadianto, dalam satu setengah bulan terakhir kapal milik Pelni ini terkendala operasi karena gelombang tinggi di wilayah perairan Papua.

Ekspedisi Nusa Menggala dilanjutkan di leg kedua pada Sabtu (17/11). Dari Pelabuan Biak, kapal Baruna Jaya VIII akan berlayar di pulau-pulau terluar di kawasan Papua yakni Bepondi, Liki dan Miosu. Titik akhir dari leg kedua ini adalah Pelabuhan Sorong. (hdr)
 

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Ratusan Pekerja Tertipu Terdampar di Filipina dan Myanmar, Demi Perut dan Keluarga
Persiapkan Gerbangdutas, BNPP Akan Terjunkan Tim Sambangi Pulau Terluar
Artikel Terkini
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Enam Titik Sumur Bor Bertenaga Matahari di Mamuju
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas