Jakarta, INDONEWS.ID - Setelah melakukan pemantauan langsung ke daerah terdampak bencana tsunami, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), M. Zulficar Mochtar menakar langsung tingkat keparahannya untuk dapat dilakukan upaya antisipasi secara efektif.
"Selama perjalanan kita melihat di beberapa titik banyak rumah, pemukiman yang mengalami kerusakan, ratusan perahu rusak atau karam, puluhan hatchery (pusat pembenihan) yang hancur, juga banyak Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang juga rusak, sehingga ini juga menjadi konsen kita semua,” tutur Zulficar dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rina mengatakan dalam waktu dekat KKP akan mendata apa-apa yang dibutuhkan stakeholder kelautan dan perikanan.
“Di daerah Lampung ini misalnya, banyak perahu-perahu yang rusak. Teman-teman DJPT (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap) akan mencoba bergerak untuk membuka bengkel kapal mobile, sehingga bisa membantu memperbaiki kapal-kapal dan perahu-perahu yang ada untuk bisa melaut kembali. Kemudian kita juga bisa melihat apa yang bisa dibantu oleh teman-teman DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) terhadap pembudidaya-pembudidaya yang hatchery rusak di sekitar Lampung," terangnya.
Rina menambahkan akan ada bantuan-bantuan juga dari PDS (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan), ikan segar, ikan kaleng, untuk membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan konsumsi yang layak dan kualitasnya bagus dari KKP. Tindakan ini menyusul besarnya dampak tsunami terhadap warga khususnya nelayan yang tinggal di sekitar Selat Sunda, seperti misalnya di Desa Way Muli, Lampung Selatan. (ronald)