INDONEWS.ID

  • Senin, 18/02/2019 17:35 WIB
  • Tahun Pertarungan Politik, Orang Harus Memilih dan Jangan Jadi Golput

  • Oleh :
    • very
Tahun Pertarungan Politik, Orang Harus Memilih dan Jangan Jadi Golput
Pembina Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Trias Kuncahyono, dalam Seminar Sosialisasi Pemilu untuk Pemilih Cerdas, di Aula Gereja St Matias, Cinere, Minggu (17/2/219). Hadir juga sebagai pembicara antara lain, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam KWI Romo Siswantoko, dan Prasetyo Nurhardjanto dari ISKA Pusat. (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID— Para pemilih terutama pemilih pemula yang merupakan kaum milenial diharapkan menjadi pemilih yang cerdas dan rasional dalam perhelatan pemilu 17 April 2019 mendatang. Karena itu, mereka harus menggunakan hak pilihnya dengan cara ikut memilih, bukannya dengan tidak menggunakan haknya pilih.

“Ada kegentingan, kepentingan pada pemilu 2019 mendatang. Karena itu kita harus memilih dulu, jangan golput. Pemilu 2019 merupakan masa peralihan menuju pemilu 2024. Karena itu, gunakan hati nurani dengan memilih orang baik. Tahun 2019 ini merupakan tahun pertarungan,” ujar Pembina Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Trias Kuncahyono, dalam Seminar Sosialisasi Pemilu untuk Pemilih Cerdas, di Aula Gereja St Matias, Cinere, Minggu (17/2/219). Hadir juga sebagai pembicara antara lain, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam KWI Romo Siswantoko, dan Prasetyo Nurhardjanto dari ISKA Pusat.

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

Trias mengatakan, para pemilih diminta menggunakan akal sehat dan selalu menggunakan hati nuraninya sebelum menentukan pilihan.

Menurutnya, pemilu 2019 ini terancam terpecah karena berapa sebab. Pertama, karena merupakan warisan pemilu 2014 lalu. Trias, yang merupakan mantan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas ini mengatakan, pada 2012-2013 lalu Mesir terpecah dalam revolusi Arab Spring. Hal itu akhirnya melahirkan tentara yang kembali memimpin negara itu. “Kita tentunya tidak menginginkan hal itu (kembalinya militer) memimpin negara ini,” ujarnya.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Kedua, pemilu terancam terpecah karena agama masuk dalam ranah politik. Hal ini terjadi sejak pemilu DKI Jakarta, pada 2017. Ketiga, karena menguatnya peranan media sosial.

Oleh karena itu, sebelum menentukan pilihanya, seseorang harus mengetahui track record seorang calon pemimpin. Selain itu, katanya, pemilih harus mengetahui partai apa saja yang mendukung sang calon yang bersangkutan, ideologi partai, dan pandangan partai tersebut terhadap Pancasila.

Baca juga : Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem

Terakhir, Trias menguraikan bahwa pemilih di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh lima hal yang disebutnya dengan 5M yaitu Money Politics, Muslim, Media Massa, Militer dan Masyarakat.

Romo Siswantoko mengatakan bahwa politik pada dasarnya baik. Namun politik itu bisa menjadi tidak baik jika ditempati oleh orang-orang yang tidak baik. Karena itu, Romo Koko – begitu Romo Siswantoko biasa disapa – mengajak agar pemilih hati-hati memilih agar tidak salah pilih. “Saya mengajak para pemilih untuk memilih pemimpin yang mau menghidupi nilai-nilai dalam politik. Nilai tersebut yaitu membangun kesejahteraan bersama (bonum commune),” ujarnya.

Mengutip Paus Fransiskus, Romo Koko mengatakan bahwa politik itu merupakan perwujudan cinta kasih yang tertinggi. Romo Koko juga mengajak pemilih untuk berani memilih kandidat yang tidak ideal, atau menggunakan prinsip “minus malum” yaitu memilih calon yang buruknya paling sedikit di antara para calon yang lain.

Bagi Romo Koko, orang yang tidak memilih merupakan orang egois yang tidak ikut memikirkan nasib sesama saudaranya.

Sedangkan Prasetyo Nurhardjanto mengajak pemilih untuk melihat rekam jejak para anggota calon legislatif. Menurutnya, orang juga mesti mempertimbangkan Parliamentary Threshold(PT) sebesar 4 persen, yaitu angka untuk menentukan masuk-tidaknya sebuah partai politik dalam keterwakilan di parlemen (DPR RI).

Prasetyo mengatakan, tidak menjadi soal apakah seseorang memilih partai yang berbeda. “Saya tidak menginginkan agar seseorang yang kita pilih itu dari satu partai dengan partai pendukung Presiden. Karena jika semua pilihan itu sama, maka di DPR tidak ada yang mengawasi kinerja Presiden. Jadi fungsi kontrol nanti tidak ada di DPR. Karena kalau partai yang kita pilih itu berasal dari partai pendukung Presiden semua, maka negara itu hanya akan menjadi sebuah paguyupan,” ujarnya.

Sementara itu,  Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia periode 2017-2021, Hargo Mandiraharjo mengharapkan anak-anak muda aktif dalam berbagai aksi yang dilakukan DPP ISKA, seperti seminar tentang Sosialisasi Pemilu untuk Pemilih Cerdas. Namun, kata Hargo, hal itu memang tidak mudah.

Maksud dari kegiatan sosialisasi pemilu itu, kata Hargo, adalah untuk memberi pemahaman kepada generasi milenial agar mereka tidak berpikir secara pragmatis. “Generasi milenial yang berpikir secara pragmatis itu sangat berbahaya bagi bangsa dan negara ini,” ujarnya.

Hargo mengatakan, kecenderungan golput itu sangat kuat dalam diri kaum milenial. Karena itu, ISKA mengajak kaum milenial agar tidak hanya asyik dengan dirinya sendiri, tapi juga serius memikirkan nasib bangsa dan negara ini. “ISKA juga memiliki apa yang disebut dengan Sekolah Kebangsaan, yaitu sebuah kegiatan untuk memberi pendidikan politik kepada anak-anak muda kita agar mereka terlibat aktif memikirkan nasib bangsa dan negara ini,” ujarnya.

Seminar itu dihadiri oleh ratusan perwakilan paroki yang ada di Keuskupan Bogor. Hadir juga para calon anggota legislatitif, baik DPR RI, DPR Provinsi dan DPR Kabupaten/Kota, anggota Panitia Pengawas Pemilu, tokoh masyarakat, dan kaum milenial. (Very)

Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas