INDONEWS.ID

  • Senin, 11/03/2019 14:30 WIB
  • Kereta Anjlok Di Kebon Pedes, KNKT : Ini Lebih Ke Human Factor

  • Oleh :
    • Ronald
Kereta Anjlok Di Kebon Pedes, KNKT : Ini Lebih Ke Human Factor
Untuk waktu penyelidikan rel dan kereta membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan karena keretanya di bawa ke Depok dan perlu pembongkaran kereta.

Jakarta, INDONEWS.ID - Terkait musibah anjloknya Kereta Commuter Line KA 1722 jurusan (Jatinegara-Bogor) yang mengalami anjlok antara stasiun Cilebut-Bogor dan beberapa gerbong terguling di perlintasan Kebon Pedes Bogor, Minggu (10/3/2019), Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menceritakan jika timnya sudah menerjunkan 4 orang turun langsung ke lapangan untuk kemudian mengecek prasarana relnya.

Disampaikan Soerjanto, timnya memang menemukan titik kereta rodanya itu naik ke atas, namun pihaknya belum menemukan penyebab roda kereta naik ke atas.

"Kami juga sudah mengukur ketinggian kemiringan perbedaan kanan kiri dari rel itu, terus ketegakan dari rel semua kita ukur hasilnya baru ditabulasi hari ini, nanti dari tabulasi itu kita akan melihat ada ga kontribusi dari masalah kemiringan, masalah dimensi, masalah perbedaan ketinggian antara rel kiri dan kanan termasuk pagi ini kita akan melakukan pengecekan dan kita akan melihat kekakuan dari rel," ujarnya dalam sebuah dialog dengan media elektroik di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Faktanya, pada saat rel tersebut dilewati oleh kereta, apakah relnya turun atau tidak, bantalannya turun atau tidak, itu juga di cek apa tidak ada lokasi-lokasi di bantalan itu yang ada tanda-tanda kejerotan (tanah lembek).

Menurut Soerjanto, jika memang ada tanda-tanda seperti itu berarti akan terjadi goncangan yang cukup kuat ketika kereta itu lewat di daerah tersebut.

"Jadi tiang listrik yang disebelah kanan yang arah datangnya kereta, itu ketabrak tiang listrik, di atasnya itu ada kabel baja untuk gantungin untuk mengambil tegangan, begitu tiang sebelah kanan tertabrak itu sling baja itu menarik, dan menyebabkan tiang yang berikutnya tiang yang roboh itu ketarik jadi itu akibat, bukan penyebab," paparnya.

Untuk waktu penyelidikan rel dan kereta membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan karena keretanya di bawa ke Depok dan perlu pembongkaran kereta.

"Ini lebih ke human factor, bisa masalah perawatan dari prasarananya, perawatan sarananya, bisa juga dari masinis, tenaga perawatan sarana prasarana, ini akan kita lihat semuanya. Kita mendapatkan beberapa kali di tempat perpindahan jalur kereta dan anjlok disitu, disitu memang ada kaitannya dengan masalah perawatan, dengan masalah tanahnya yang lembek, ada bermacam-macam jadi intinya disitu, kalau memang seperti itu memang masalah perawatan, jadi kita minta kalau tempat lainnya itu 6 bulan sekali, disitu mungkin tiap bulan lakukan perawatan karena kondisi-kondisi yang tempat-tempat tertentu itu kondisi alamnya memang tidak mendukung jadi kita harus ada upaya-upaya lain yang untuk meyakinkan bahwa kondisi prasarana bisa dipertahankan, juga masalah ke ausan lidah wesel," bebernya. (rnl)

Baca juga : Pemerintah: Naik KRL Commuter Line Jabodetabek Kini Bebas Masker
Artikel Terkait
Pemerintah: Naik KRL Commuter Line Jabodetabek Kini Bebas Masker
KNKT: Pesawat Sriwijaya SJ-182 Tidak Meledak di Udara Sebelum Membentur Laut
PSBB Jilid 2, Pengguna KRL Turun Drastis
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas