INDONEWS.ID

  • Jum'at, 22/03/2019 12:20 WIB
  • Kampanye Prabowo Efektif dan Ditakuti, Sedangkan Jokowi Miliki Empati yang Tinggi

  • Oleh :
    • very
Kampanye Prabowo Efektif dan Ditakuti, Sedangkan Jokowi Miliki Empati yang Tinggi
Gaya kampanye calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. (Foto: Tagar/AF)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Peneliti dari Seven Strategic Studies Girindra Sandino menyebut gaya kampanye Prabowo Subianto seakan membawa psikologi massa seperti oleh tentara Jepang "Kamikaze", yaitu cukup efektif dan ditakuti. Sedangkan kampanye Joko Widodo memiliki gaya etika dan empati yang tinggi.

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

“Gaya kampanye Prabowo seakan membawa psikologi massa seperti oleh dulu tentara Jepang ‘Kamikaze’, cukup efektif dan ditakuti. Juga komunikasi kampanye Prabowo dapat disebut fenomena ‘ilusi identitas’,”  ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (22/3).

Girindra menyebutkan bahwa kecenderungan gaya komunikasi kampanye Prabowo ini fatal bagi pembangunan moral bangsa, dan konflik semacam ini hadir karena kebodohan, takhyul. “Kampanye jenis ini akan teratasi dengan pengetahuan, pencerahan atau Counter Culture ke masyarakat agar memahami bahwa hal-hal demikian dapat merusak tatanan sosial demokratik,” ujarnya.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Sebelumnya pada tahun 2000an, kata Girindra, Jack Snyder mencoba menjelaskannya dalam bukunya “From Voting to Violence, Democratization and Nationalist Conflict”. Snyder membagi nasionalisme ke dalam 4 jenis yaitu, nasionalisme revolusioner; kontra revolusioner; sipil; dan Sera ethnicity nationalism atau nasionalisme identitas atau yang lagi beken sekarang istilah SARA.

Konflik nasionalisme SARA itu, sering terpicu oleh konflik politik, sebagaimana terjadi di pecahan Yugoslavia, Rwanda, Kenya, dan bahkan Indonesia.

Baca juga : Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem

Kharisma tokoh juga bisa membuat orang rela mati demi politik, seperti istilah pejah Gesang. “Memang fatal, bagi komunikasi kampanye gaya Prabowo yang cenderung mengarah ke arah itu, massa politiknya dibuat seperti Hooligan yang punya daya rusak luar biasa demi sang legenda, baik dalam isu hoax, perang caci maki di medsos dll,” ujarnya.

Sementara gaya kampanye Jokowi, menurut Girindra, memiliki gaya etika dan empati yang tinggi. “Ia akan responsif ketika kampanye di suatu daerah mendengar keluhan rakyat. Empati yang dimiliki Jokowi progresif dan aktif, bukan pasif dan berhenti pada kata menghibur saja,” ujar alumnus FISIP Universitas Indonesia itu.

Sikap empati, katanya, adalah perilaku etis, wujud dari tanggung jawab moral kepada rakyat. “Walau memang kadang sikap empati tidak berkorelasi atau pararel dengan dukungan suara, namun dengan adanya sikap tersebut yang menonjol dari figur dan komunikasi Jokowi, tentu saja publik akan lebih menghargai dan mengapresiasinya. Karena itu, prediksi saya, presiden Jokowi menang di atas 60 persen,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas