INDONEWS.ID

  • Jum'at, 26/04/2019 02:05 WIB
  • Awal Mei, Indonesia Jabat Posisi Keketuaan Di DK PBB

  • Oleh :
    • Ronald
Awal Mei, Indonesia Jabat Posisi Keketuaan Di DK PBB
Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Kemenlu RI Grata Endah Werdaningtyas mengungkapkan, Indonesia memegang jabatan Presiden DK PBB pada Mei tahun ini setelah jabatan tersebut dipegang oleh Jerman sepanjang April 2019.

Jakarta, INDONEWS.ID - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Juru Bicaranya, Arrmanatha Nasir mengatakan Indonesia akan memegang keketuaan atau presidensi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sepanjang bulan Mei 2019.

"Keketuaan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB selama satu bulan, yang dimulai 1 Mei sampai 31 Mei," kata Arrmanatha kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Senada dengan informasi tersebut, Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Kemenlu RI Grata Endah Werdaningtyas mengungkapkan, Indonesia memegang jabatan Presiden DK PBB pada Mei tahun ini setelah jabatan tersebut dipegang oleh Jerman sepanjang April 2019.

"Setiap anggota DK PBB berdasarkan urutan alfabet diberikan kesempatan untuk menjabat dan memimpin persidangan DK PBB selama satu bulan. Kita dapat giliran bulan Mei, setelah Jerman pada April," ujarnya.

Selama masa presidensi di DK PBB pada Mei 2019 itu, pemerintah Indonesia akan mengusung tema yang terkait dengan operasi pemeliharaan perdamaian PBB.

Adapun tema yang diangkat selama masa presidensi Indonesia adalah "Berinvestasi dalam Perdamaian: Meningkatkan Keamanan dan Kinerja Pemeliharaan Perdamaian PBB" (Investing in Peace: Improving Safety and Performance of UN Peacekeeping).

Disampaikan Grata, pemerintah Indonesia memilih tema tersebut karena mengingat pentingnya operasi pemeliharaan perdamaian PBB sebagai salah satu upaya untuk menjaga perdamaian internasional.

"Karena realitanya, suka tidak suka, misi perdamaian PBB masih merupakan alat yang paling kuat dari DK PBB untuk berkontribusi pada perdamaian internasional. Kalau melihat di negara-negara berkonflik, kehadiran PBB yang paling terlihat adalah 'helm biru' (pasukan misi perdamaian PBB)," ujar dia.

Selain itu, pemerintah RI memilih tema yang terkait dengan operasi perdamaian PBB karena Indonesia memang memiliki rekam jejak yang baik dalam berkontribusi bagi misi perdamaian PBB. (rnl)

 

Baca juga : Lakukan Pertemuan Bilateral, Menlu Retno Harapkan Dukungan Inggris Untuk Pencalonan RI Di DK PBB
Artikel Terkait
Lakukan Pertemuan Bilateral, Menlu Retno Harapkan Dukungan Inggris Untuk Pencalonan RI Di DK PBB
Pimpin Sidang Tahunan DK PBB, Menlu Retno : Perlindungan Warga Sipil Harus Jadi Fokus Utama
1 Januari 2019, Indonesia Resmi Menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB
Artikel Terkini
Kisah AO PNM Mekaar, Keluar Zona Nyaman untuk Beri Kenyamanan Keluarga
Paskah 2024, ASN DKI Jakarta Berwisata Bersama 500 Anak Panti Asuhan
Banjir Rendam Satu Desa di Subulussalam, Aceh
Dansatgas Yonif 742/SWY Kunjungi Salah Satu SD Darurat di Perbatasan RI-RDTL
Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas